Sunday, December 19, 2010

patut untuk merasa malu..

Dalam hari-hari ini, demam sepakbola dalam piala AFF sungguh sangat mewarnai media. Semua menyiarkan keperkasaan team Garuda kita. Tetapi ada satu hal yang membuat ajang rutin itu menjadi menarik bagi semua orang. Ya betul cerita-cerita di baliknya. Sangat banyak cerita di balik kesuksesan seorang BP, Firman Utina, Bachdim dan seluruh anggota tim lainnya. Tetapi cerita dan perjalanan karir seorang Gonzales sangat menarik untuk diikuti. Berdasar penuturan orang2 dekatnya ternyata bahwa Gonzales yang baru menganut Islam 7 tahun lalu justru sudah berada jauh di depan kita untuk ketaatannya. Untuk tahajudnya. Untuk kesederhanaannya. Untuk kepasrahannya.  Kita yang sudah jauh bertahun-tahun dalam pelukan keislaman ternyata masih terbata-bata dan tergagap-gagap saat cobaan datang menghadang. Betapa kisah hidup yang sarat dengan jatuh bangun dan dihadapi dengan tegar layak kita ambil hikmahnya. Betapa kisah tentang cahaya  yang hanya datang pada orang yang biasanya memang 'hanif' itu. Saya patut merasa malu bahwa kita masih biasa-biasa saja dan tenang-tenang saja dengan duduk manis, saat orang lain dengan berusaha berlari bahkan dengan  sprint berusaha untuk menggapai cahaya itu....

Friday, December 10, 2010

bermental kaya

bermental kaya versiku adalah  bukan  orang yang sok kaya. Berpenampilan heboh untuk menunjukkan kekayaan. Bukan itu. Tetapi adalah seseorang yang berkebalikan dengan bermental miskin. Seringkali banyak orang yang mampu justru masih lekat dengan 'kemiskinan'. Tandanya adalah selalu berpandangan bahwa dirinya adalah patut dikasihani sehingga Patut untuk diberi. Bukan karena tidak mampu dalam arti yang sebenarnya, namun karena merasa selalu kurang sehingga menyebabkan rasa untuk tidak perlu memberi. Bahkan kalau perlu untuk selalu siap menerrima apapun sekalipun kadang bukan haknya..
Bermental kaya adalah sebaliknya. Dalam kehidupan diri pribadi bisa jadi pas-pasan. Tetapi dalam kehidupan sosial sungguh sangat luar biasa. Orang-orang seperti ini sesungguhnya memang tidaklah berlebihan dalam kesehariannya. Tetapi bisa menjadi sangat "mewah" dalam beramal. Sungguh, sangat mengharukan melihat anak kecil yang menolak pemberian dari orang yang berpunya, tanpa dia berbuat apa pun untuk si dermawan tadi. Tapi dia bilang bahwa dia berjualan koran bukan mau meminta-minta.  Senada dengan hal tersebut sungguh membuat malu hati kala ada orang yang di tengah-tengah kekurangan hidupnya justru berbuat yang sangat luar biasa dengan menyumbangkan sebagian besar hartanya untuk sebuah kebajikan. Sesungguhnya walaupun  sangat sederhana penampilannya justru dialah orang kaya sebenarnya !