Monday, November 28, 2011

Jembatan Barito, Aman?

Runtuhnya jembatan salah satu daerah terkaya di Indonesia, mengingatkan saya pada kunjungan saya yang beberapa waktu lalu ke Jembatan Barito yang terletak di perbatasana antara Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Pas naik ternyata goyang-goyang. Wah takut juga. Apalagi banyak sekali mobil dan motor yang berhenti di tengah jembatan. Sampai sekarang saya masih penasaran. Apakah ini jembatan yang emang konstruksinya seperti itu- seperti yang saya dengar dari seorang pejabat PU Pusat yang kebetulan saya temui sepulang dari sana. Beliau bilang memang begitulah konstruksinya. Tapi saya juga tidak tahu pasti siapakah bapak yang asatu deret di pesawat kala itu. Cukuplah sekali ada tragedi dan korban dari sebuah konstruksi.Dan mutu sebuah bangunan baru akan terkuak manakala ada kejadian yang menghebohkan. Bagaimana updating kondisi jembatan lain selain Kukar? Semoga menjadi sebuah pembelajaran yang baik.

Tuesday, November 22, 2011

(SMS) Senang Melihat orang Sedih; Sedih Melihat orang Senang

Kala membaca buku yang didedikasikan buat pak Dahlan Iskan, menteri BUMN kita, ada istilah SMS yang ditulis oleh Ishadi SK editor buku ini. Bukan pesan layanan singkat, seperti yang biasa kita kirimkan pagi, siang dan sore...pada teman, saudara, sahabat, kolega dan keluarga. Tapi istilah baru yang sangat menggelitik hati.Senang melihat orang lain sedih/susah dan sebaliknya susah melihat orang senang. Waduh apakah kita masuk dalam golongan SMS atau bukan. Tanyalah pada diri kita masing2. Dalam sebuah keheningan saat malam atau saat kita berintrospeksi diri baik bila kita pertanyakan itu sekali lagi. Kadang-kadang tidak bisa kita pungkiri ada saja rasa iri, dengki menyelinap di hati kita. Ada rasa pengin yang sukses, yang hebat, yang baik, yang diberi tepuk tangan hanya pada kita saja. Bukan pada yang lain. Kalo ada orang lain yang mendapatkannya, kadang kita berpikir, kenapa tidak kita saja ya yang mendapatkan. Semoga si A/ B gagal dalam ujian, gagal dalam meraih sesuatu, malu dll adalah lanjutan dari doa bila semua keberuntungan orang lain semoga pindah ke diri kita. Kita masih belum terbiasa untuk berkompetisi secara fair dan memberi selamat pada yang menang dan mengakuinya bahwa kita memang masih kurang. Kita cenderung mencari kambing hitam dari kelemahan lawan yang tampak. akhirnya pada saat itu rasa iri, dengki lah yang merajai kita. Dan saat itulah kita akan selalu merasa bahwa itulah yang paling benar dan rasional. Jadi benar sekali bila ada istilah bahwa iri dan dengki akan membakar semua amal. Karena memang pada saat itulah pikiran yang paling jelek pun bisa muncul. Dan bagaimana SMS ini di dalam hati kita?

Thursday, November 17, 2011

Persepsi tentang Bersih bagi Kebanyakan

Dahlan Iskan-yang dulu CEO JawaPos _ itu pernah menuliskan tentang persepsi kebersihan seorang tukang pembersih WC. Dia menuliskan bahwa yang dianggap sudah bersih oleh petugas itu ternyata belum cukup bersihnya di mata seorang Dahlan Iskan. Ini sungguh menarik. Karena ternyata persepsi tentang sesuatu ternyata dipengaruhi oleh banyak hal. Tentu saja latar belakangnya. Pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan banyak hal lain. Itulah yang aku lihat juga setiap hari saat berangkat ke center. Tanpa mengurangi rasa hormat pada semua petugas kebersihan yang ada di DIY ini tetapi memang benar bahwa apa yang dia bersihkan -maaf- kadang-kadang hanya supaya tidak terlihat oleh mata orang banyak. Tetapi tetap terlihat saat sampah hanya disembunyikan di lubang kecil dan got. Belum lagi, di Jogja yang banyak sekali pohon yang rimbun, namun yang dibersihkan adalah seringkali hanya terpaku pada daun-daun tua yang berguguran. Sebenarnya samapah sesungguhnya cukuup banyak. seperti remah-remah kertas, plastik bahkan botol dan kalengyang sangat mengganggu pemandangan. Dan itulah yang tidak terlihat di Singapura. tentu saja bila hanya daun jatuh, adalah hal yang sangat natural. Yang tidak alami adalah seonggok sampah di sebelah gedung kampus teknik, karena banyaknya orang yang menjadikan tempat itu sebagai TPS yang cukup nyaman. Banyaknya sampah yang berhamburan kala pagi di sekitar jalan Kaliurang saat pedagang (PKL) sudah menyelesaikan pekerjaannya. Juga sampah yang sangat mengganggu di sekitar RSUP dr Sardjito. kalau melihat sumbernya samapah -sampah itu berasal dari PKL yanga ada. Mungkin ada yang tertiup angin. Tapi bila melihat lamanya sampah ada di sana, maka memang karena lama tidak diangkut. Seperti yang sudah pernah saya ungkapkan mestinya baik PKL maupun toko / warung/ kedai dll sebaiknya ada petugas khususnya yang selalu ikut menjaga kebersihan dalam radius 5- 10 m dari tiik terluar tempat usaha mereka. Karena hanya itulah yang bisa diperbuat untuk mempercantik kota. Karena kalau hanya mengandalkan petugas jangan harap....terlalu sedikit untuk wilaayah yang sangat luas... Mudah-mudahan bermanfaat...

Tuesday, November 15, 2011

Saat Panen Buah Tiba

Akhir tahun ini, adalah musim buah. Di depan rumahku ada pohon alpukat, blimbing wuluh, jambu biji, rambutan berbuah sangat lebat. Sayang itu bukan punya kami. Jadi hanya bisa melihat dari jauh saja. Di depan rumah juga ada 3 pohon mangga yang berbuah cukup lebat. Yang ini sama bukan punya kami, tetapi kami boleh mengambilnya sesuka hati. Demikian pesan yang punya rumah kontrakan. Terimakasih. Ada beberapa variant mangga. Tapi aku ndak tahu pasti apa jenisnya. Yang jelas buahnya besar-besar dan cukup manis walaupun masih mengkal... Aku berpikir kami sebelumnya tidak pernah menanam pohon itu. Kami hanya merawatnya. Itupun hanya memebersihkan halaman di bawahnya yang suka kotor karena daun-daun tua yang jatuh. yah, sesekali menyiramnya pas kemarau lalu. Jadi bila sekarang pohon itu mengeluarkan buahnya untuk kami- tentu saja atas perintah Si Pemilik Nya- maka tentu saja kami sangat senang. Seumur-umur punya pohon dan berbuah " sendiri" baru kali ini. Biasanya sama orang tua yang tentu lebih berwenang atas pohon tersebut. Dari sini jadi terpikir bahwa memang " menanam" tidak pernah ada ruginya. Bahkan saat jiwamu mati esok pagi, dan engkau baru sempat menanam sesuatu sehari sebelumnya. Karena tentu akan ada kaum yang akan memanennya atauu mengambil manfaatnya suatu ketika kelak. Seperti yang kami alami saat ini. Kami tidak pernah ikut andil menanam mangga itu, tetapi saat ini kami ikut panen. Semoga keberkahan bagi yang menanam... Mudah-mudahan akan menedatangkan kebaikan yang berantai. Amin.

Saturday, November 12, 2011

Di Ambang Gagal

Apa yang terpikir bila sesuatu yang sudah kita impikan dan dikerjakan sejak lama berada diambang kegagalan. Apalagi bila kita ikut terlibat secara cukup intens. Waduuh, campur aduk nggak karuan deh. Tapi bila dalam menghadapi tenggat waktu sebentar lagi, yang ada adalah bayang-bayang kegagalan, maka apa yang harus kita lakukan. Aku sih memilih mencari rencana kontijensi yang seharusnya sudah dipersiapkan sejak awal. Yah dalam sebuah program atau project yang sangat besar mestinya hal semacam itu menjadi perhartian tersendiri. Malah seharusnya sudah memprediksi apakah sebuah jalan/kemungkinan akan dapat berjalan atau tidak. Pemetaan awal dalam segala hal mestinya harus berjalan. Masalahnya kalo sejak awal saja tidak ada pemetaan, maka segalanya menjadi lebih gelap dan sulit pada akhirnya. Waduuh bagaimana jadinya ya?... Seharuusnya permasalahan teknis dapat dibuat antisipasinya. Nah bila tidak maka kita juga akan kesulitan untuk menentukan sekadar rencana alternatif.... Dan kalau sudah begini maka kegagalan adalah sudah di depan mata. Tidak bisa terlalu berharap banyak. Pesimis? ya jangan juga sih... tapi realistis. Tapi tetaplah bekerja pada track nya . semoga kehadiran kita akan menjadi sebuah kontribusi positif bahkan kalau bisa menjadi sebuah alternatif solusi dan bukan menjadi atau bahkan menambah beban yang sudah berat itu.

Thursday, November 10, 2011

Di Belakang Layar

Di belakang layar adalah istilah untuk menyatakan bahwa bekerja yang perannya tidak kelihatan secara jelas. Tidak langsung kelihatan namanya secara langsung. seringkali yang terlihat adalah orang di depan layar. Yang langsung akan dikaitkan namanya dengan keberhasilan sebuah program. ho..ho sungguh sangat prestisius, bergengsi dan mendatangkan tepuk tangan. Amazing sekali!. Tapi bagi orang yang di belakang layar tidak terlalu tampak. sehingga seringkali orang di balik layar tidak mendapatkan porsi yang semestinya. Dan itulah yang menyebabkan banyak orang yang tidak terlalu suka bila bekerja di balik layar. Karena ternyata dibutuhkan keikhlasan yang luar biasa untuk bisa melakukannya. Kerjanya sama beratnya dengan yang jadi pemeran utama. Hasilnya seringkali masih harus banyak bersabar, karena namanya hampir pasti tidak disebut secara eksplisit. atau kalau pun di sebut itu yang terakhir, saat semua orang tidak lagi terlalu memperhatikan. Tapi yakinlah bahwa Allah yang Maha Melihat pasti akan melihat, mencatat semuanya, tanpa ada yang tertinggal sedikitpun. Bekerja di lini belakang yang jauh dari hiruk pikuk tepuk tangan adalah sesuatu tantangan luar biasa dan bisa menjadi sebagai penguji keikhlasan kita....

Tuesday, November 8, 2011

Mewujudkan Kedaulatan Kesehatan di Perbatasan

Dimuat di JAWA POS SURABAYA TANGGAL 7 NOVEMBER 2011 Jelang Peringatan Hari Kesehatan 12 November 2011 Mewujudkan Kedaulatan Kesehatan di Perbatasan Tri Astuti Sugiyatmi* Dugaan pencaplokan wilayah perbatasan di Kalbar oleh Malaysia sedang santer diperbincangkan. Problem buruknya infrastruktur maupun pelayanan publik khususnya di bidang kesehatan di wilayah itu kembali mengemuka seperti jumlah tenaga kesehatan yang sangat minim, kurang memadainya fasilitas yang ada serta keluhan bahwa pengobatan di Indonesia lebih mahal dan lebih buruk kualitasnya. Walaupun keluhan yang ada sudah sering diangkat oleh berbagai media dan sudah diketahui pula apa penyebab dari semua hal itu, Namun sayangnya respon cepat dari para stakeholder belum terlihat sehingga masalah ini lama-lama menimbulkan rasa ketidakpercayaan pada bangsa sendiri. Puncaknya menjelang peringatan hari kemerdekaan RI ke- 66 yang baru lalu, sebagian warga perbatasan di Kalbar mengancam akan mengibarkan bendera Malaysia sebagai bentuk protes akan kurangnya perhatian pemerintah di sana. Saat pelayanan publik di perbatasan kurang baik, bibit disintegrasi sebuah bangsa menemukan persemaiannya. Belajar dari Layanan Kesehatan di Sabah Sabah-Malaysia dapat dianggap sebagai representasi bagaimana negara seharusnya membangun layanan publik di bidang kesehatan di wilayah perbatasan. Walaupun kota Tawao terletak di ujung negara Malaysia yang berbatasan dengan Indonesia, situasi layanan kesehatan di sana sudah sangat baik. Bangsal-bangsal yang sangat bersih, rapi, dan teratur. Jauh dari kesan kumuh dan kotor. Tidak hanya performa RS yang terlihat sangat memanjakan pengunjung, namun di klinik kesihatan (setara puskesmas) maupun klinik desa (setara puskesmas pembantu) juga memperlihatkan hal yang sama. Sebetulnya gedung yang di sana terlihat tidak jauh berbeda dengan milik kita. Tapi bila menengok ke dalam maka baru terlihat bedanya. Lantai yang sangat bersih. Di dinding terlihat meriah dengan berbagai poster dan gambar yang di bingkai. Petunjuk kesehatan juga terlihat secara jelas yang biasanya dituliskan dengan rapi dan berwarna-warni.Terdapat pojok untuk berbagai leaflet, buletin dan informasi kesehatan yang dapat dibaca di tempat. Gudang penyimpanan obat dan tempat barang juga sangat rapi. Tidak terasa kalau kita di sebuah gudang, karena tidak ada tumpukan kertas atau barang yang tidak berguna. Semua serba tertata dan ada petunjuk yang memudahkan untuk mencarinya. Saat masuk ke KM/WC pun terlihat bersih dan tercium bau wangi. Yang unik adalah di semua pintu terlihat siapa penanggungjawab ruangan tersebut dan khusus untuk di KM/ WC terdapat jadwal pelaksanaan kebersihannya. Apa kuncinya? Saat kita bertanya apa kuncinya dari semua penampilan yang sangat baik tersebut? Maka jawabannya sebetulnya sangat sederhana. Khusus dalam memoles penampilannya, rahasianya adalah implementasi dari 5 S yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Melihat dari namanya maka 5S adalah tata cara housekeeeping yang dapat ditebak berasal dari sebuah negara yang sangat terkenal dengan budayanya, yaitu Jepang. Malaysia sudah berhasil mengadopsi nilai-nilai baik tersebut. Di sana 5S diterjemahkan ke bahasa Melayu berurutan menjadi Sisih, Susun, Sapu, Seragamkan, dan Senatiasa amalkan; menjadi kunci yang sangat ampuh dalam meningkatkan performa di layanan kesehatan. Sebenarnya sebagian dari layanan kesehatan kita, juga sudah mengenalnya sebagai 5R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin. Tetapi sayang, kita belum konsisten dalam menjalankannya. Sehingga 5R yang ada di sebuah RS, baru menjadi hiasan yang terlihat pada papan di taman atau di dinding yang aplikasinya masih jauh panggang dari api. Satu hal yang berbeda urusan 5S di Malaysia menjadi urusan semua petugas, bahkan manajer puncak bukan hanya sekedar urusan bagian kebersihan dan office boy saja seperti di tempat kita. Di Malaysia, perhatian pada hal-hal detail seperti pelayanan pada bagian pendaftaran ataupun kebersihan KM/WC juga diwujudkan dalam sebuah lomba untuk yang berjenjang di tingkat district, negara bagian dan kementrian kesehatan. Dapat dibandingkan untuk mencari KM/WC bersih, rapi dan wangi tidak harus di tempat pelayanan umum yang cukup mewah seperti bandara tetapi cukup di tingkat puskesmas. Momentum untuk Bangkit Jika untuk hal-hal yang terkesan sepele saja mereka sangat serius maka dapat kita bayangkan untuk hal besar lain. Khusus untuk mutu layanan kesehatan lain yang menyangkut prosedur dan tata cara maka pemerintah Malaysia sudah menerapkan standar pelayanan internasional (International Organization for Standardization) 9001: 2000 untuk pelayanan di hampir semua klinik kesehatan yang ada. Dengan memanfaatkan auditor pemerintah yaitu SIRIM (Standards and Industrial Research Institute of Malaysia), Malaysia serius menata layanan kesehatannya yang secara nyata sudah terbukti berhasil menarik hati bagi warga negara lain yaitu, warga di perbatasan Indonesia. Dalam kasus memanasnya hubungan dua negara, hendaklah ini menjadikan momentum bagi bangkitnya pelayanan publik kita khususnya di perbatasan. Tidak harus menunggu diterapkannya Sistem Manajemen Mutu Internasional yang mahal harganya namun dengan 5R yang terbukti murah meriah walaupun tidak semudah apa yang kita bayangkan. Namun dibutuhkan komitmen yang cukup besar dari seluruh tingkat kepemimpinan, mulai dari kementrian kesehatan sampai dengan RS/ puskesmas. Dalam hal ini khusus bagi Pemprov Kaltim patut diacungi jempol. Beberapa waktu yang lalu - setelah melalui kajian yang sangat panjang- sudah berhasil mengeluarkan perda mutu pelayanan kesehatan. Tentu sedapat mungkin perda ini hendaknya cepat disosialisasikan kepada seluruh stakeholder, khususnya di daerah perbatasan. Hal ini bisa menjadi sebuah pembelajaran yang cukup baik bagi wilayah lain. Tentu saja respon dari pemimpin di lokal wilayah perbatasan dan sekitarnya memang sangat diharapkan. Sehingga pada akhirnya kedaulatan kesehatan di perbatasan dapat menjadi kenyataan. Semoga.

Monday, November 7, 2011

Selamat Jalan Kawan: Widi Yarmanto

Dalam sebuah perjalanan pulang dari Kupang, di sebuah pesawat GA, Bapak setengah baya ini mengajakku bercakap. Mulai dari tujuan perjalanan, hobi dan sampai pada kegiatan. Yang jelas saya menangkap bahwa beliau adalah orang yang sangat semangat sekali. Dengan bebrapa keterbatasan : beliau mengaku terkena sebuah penyakit- tetapi beliau menunjukkan kegemarannya untuk tetap melakukan kegiatan yang memakan banyak biaya itu. Memancing ke pulau-pulau terpencil seperti ala Mancing mania. Tentu saja untuk hobi yang itu, aku bayangkan betapa memang hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah mapan segalanya. Bayangkan mau memancing saja harus naik pesawat dulu, dengan maskapai yang termahal pula. Belum lagi untuk sewa perahu dst. Namun di tengah pikiranku bahwa untuk sebuah hobi butuh duit yang sangat besar tersebut, aku terkejut karena bapak tadi mengajakku bercerita ttentang dunia lain. Jurnalistik. Sangat menarik. Bagaimana beliau dulunya menjadi wartawan sebuah mingguan yang cukup besar dan disegani. Juga kesibukan beliau yang sedang mengurus tentang media untuk tapal batas/ dephan. Sungguh luar biasa ini orang pikirku. Baru kenal sebentar, tetapi beliau sudah mau berbagi cerita denganku tentang dunia yang selama ini hanya terlihat dari jauh bagiku (aku tidak punya kenalan seorang wartawan sebelumnya). Dan pada akhirnya kami berpisah beliau mengulurkan sebuah kartu nama dan terbaca : Widi Yarmanto. Iseng-iseng saat aku membuka internet maka aku googling nama itu. Muncullah sederet nama itu. Baru aku berani mengemail beliau. Balasan pun datang, walaupun agak lama. Aku bilang aku pengin nyantrik sama beliau. Beliau bersedia asal aku mau bersabar karena kesibukannya. Balasnya dalam email. Wah jarang sekali aku mempunyai kenalan yang langsung oke saat dimintai bantuan. Beberapa tulisanku dikomentari oleh beliau. Bahkan beliau dengan telaten mengirim balik ke aku. Sampai suatu hari aku teringat dengan pak Widi di bulan Mei 2011, saat tulisanku di apresiasi sebuah harian. Aku cc kee beliau tentang tulisanku. Tapi tidak ada jawaban. Kembali dalam bulan Agustus aku ucapkan terimakasih atas kesabarannya menerima pertanyaan-pertanyaanku selama ini. Dan baru hari ini kembali aku ingat beliau kembali. Aku coba2 googling nama beliau, tapi ya Allah.... innalilllahi wa inna ilaihi rojiun.... ternyata beliau sudah lama sekali meninggalkan kita semua. Bulan april yang lalu. Ku buka email terakhirnya kepadaku di bulan Februari bahwa beliau sedang menulis novel....dan beberapa kegiatan lain. Selamat jalan Kawan....... Semoga ilmu yang telah Beliau tularkan sedikit ke aku bermanfaat banyak.... Dan tidak ada yang sia-sia. Mudah-mudahan itu menjadi ilmu yang bermanfaat.....Amin. Ingin rasanya aku berterimakasih juga pada keluarganya. Tapi aku kan nggak kenal. Yah kudoakan saja semoga mereka semua diberikan kekuatan dan ketabahan. Ya alllah, tempatkan beliau sesuai dengan amal baktinya. Amin

Wednesday, November 2, 2011

Kasus Medis vs Mutu Layanan Kesehatan

Dimuat di Kedaulatan Rakyat, tanggal 27 Agustus 2011
27/08/2011 09:16:49 DALAM beberapa hari ini kita disuguhi berita, seorang anak 6 tahun yang dikabarkan meninggal setelah operasi di sebuah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) di Klaten. Lepas dari kejadian sebenarnya, apakah penyebab meninggalnya pasien tersebut karena alergi sebuah obat - yang kadang memang sulit diprediksi, ataukah adanya kesalahan prosedur di RS itu. Yang jelas peristiwa tersebut menambah panjang daftar kasus dugaan malpraktik sebelumnya.
Kasus-kasus sebelumnya yang juga menyita perhatian masyarakat luas seperti dugaan kesalahan dari interpretasi pemeriksaan darah, yang mengakibatkan pasien harus dicuci darah, kasus tertukarnya bayi di sebuah RS di Magelang dan tindakan kekerasan petugas administrasi RS besar di Surabaya terhadap pengantar pasien yang melontarkan keluhan.
Adanya sifat yang sangat khas pada layanan kesehatan yaitu adanya asimetri informasi dimana informasi yang dimiliki oleh provider baik dari RS atau dokter tidak seimbang dengan yang dimiliki oleh pasien. Suatu hal yang sering membuka kemungkinan kesalahpahaman. Selain itu kondisi masyarakat yang semakin cerdas dan semakin terbukanya informasi di berbagai media tampaknya juga mempunyai andil pada terangkatnya kasus-kasus tersebut.
Berdasarkan data masyarakat yang mengadukan dokter ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) tercatat semakin meningkat.
Menurut DR Sabir Alwy, SH, MH selaku wakil ketua MKDKI dalam acara konferensi pers tentang sistem penanganan pengaduan pasien di Jakarta, terungkap berdasarkan data dari MKDKI jumlah pengaduan mulai tahun 2006 - 2010 berturut-turut ada 9, 11, 20, 36, 49 pengaduan. Khusus pada tahun 2011 sampai bulan Mei ada 10 pengaduan. Total terdapat 135 pengaduan.
Sedangkan sampai dengan tahun 2009 berdasarkan Majalah Kedokteran Indonesia, tuntutan hukum kepada profesi dokter juga mengalami peningkatan. Data yang masuk ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kesehatan sebanyak 405 dalam beberapa tahun terakhir. 73 Kasus di antaranya masuk ke dalam laporan ke kepolisian.
Melihat berbagai kasus gugatan yang sering muncul maka tampaknya ada benang merah di dalamnya yang menjadi akar permasalahan. Mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter, tenaga paramedis lain serta tenaga administrasi RS masih harus diperbaiki.
Berkaitan dengan hal tersebut dalam sebuah pidatonya di dalam lustrum ke 13 Fakultas Kedokteran UGM, Menteri Kesehatan menyatakan bahwa salah satu terobosan yang dilakukan untuk mengatasi tantangan pembangunan kesehatan adalah dengan menerapkan ‘world class health care’. Layanan kesehatan tingkat dunia. Sebuah tantangan untuk menjadikan layanan kesehatan kita menjadi pilihan pertama dan utama di negeri sendiri dengan mutu internasional.
Namun sungguh menjadi ironis karena ternyata data mengenai pelayanan kesehatan yang sudah menerapkan mutu ini sampai sekarang tidak jelas baik untuk RS maupun puskesmas yang ada. Hal ini juga dibuktikan dengan larinya dana kesehatan masyarakat ke RS-RS di luar negeri seperti Singapura, Malaysia dan negara lain yang mencapai 20 Triliun pada tahun 2009 sebagaimana ditengarai oleh ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Fachmi Idris. Tentu saja permasalahan mutu layanan kesehatan mempunyai andil yang cukup besar selain faktor lain seperti gengsi, pelarian kasus korupsi maupun adanya rasa ketidakpercayaan terhadap layanan bangsa sendiri.
Bercermin dari kasus di atas, maka untuk menurunkan angka-angka tuntutan/ gugatan/pelaporan kepada polisi akibat kasus yang terjadi di RS adalah dengan menginisiasi mutu pada lembaga pelayanan kesehatan. Tentu saja termasuk mutu tenaga medis dan paramedis yang juga menjadi tanggung jawab organisasi profesi. Pelatihan tentang pelayanan prima atau service excellent dari tingkat top manajemen sampai dengan level terdepan yaitu office boy, kasir, bagian loket serta bagian informasi, tanpa kecuali.
Sejatinya esensi dari mutu adalah sebuah ‘upaya pencegahan’ ke arah yang buruk. Untuk mengantisipasi bila suatu kasus muncul maka penyusunan standard operating procedure (SOP) menjadi sebuah keniscayaan. Dan hal inilah kelemahan yang sangat mendasar pada layanan kesehatan kita. SOP pada layanan kesehatan seringkali tidak/belum ada. Atau bila SOP mungkin ada, namun kepatuhan petugas terhadapnya juga kadang-kadang masih harus dipertanyakan. (Bersambung hal 13)-c
Di sinilah peranan manajemen sebuah organisasi layanan kesehatan mendapatkan tempatnya. Dalam hal ini Sistem Manajemen Mutu (SMM) bisa jadi menjadi sangat penting bukan sekedar pada ketersediaan dokter saja atau alat yang lengkap saja namun adalah sebagai gabungan sistem manajemen yang mengatur semua sumber daya yang ada untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien termasuk ketersediaan, kelengkapan dan kepatuhan terhadap prosedur yang ada.
***
Rasanya semua pihak akan sepakat bila mutu memang sangat diperlukan dalam pelayanan kesehatan. Tetapi permasalahan yang sering terjadi bahwa mutu dianggap sesuatu yang mahal dan mewah, walaupun sebenarnya bisa menjadi sesuatu yang sangat murah.
Bayangkan dengan adanya kasus tuntutan hukum maka biaya yang dikeluarkan oleh pihak tergugat (baik RS maupun tenaga medis/ paramedis) menjadi sangat mahal. Pembayaran ganti rugi, biaya yang dikeluarkan untuk mediasi maupun untuk membayar profesional hukum seperti lawyer menjadi berlipat-lipat bila dibandingkan RS mengeluarkan biaya untuk membiayai pelatihan mutu, audit internal dan segala kebutuhan minimal untuk menjadikannya bermutu.
Selain biaya tersebut di atas masih ada biaya yang timbul juga karena efek sosialnya seperti pencitraan yang buruk, kehilangan calon pelanggan sehingga juga dibutuhkan usaha lebih dari RS untuk memulihkan nama baiknya.
Jelaslah bahwa layanan kesehatan yang bermutu, menemukan momentum terbaiknya pada saat terjadi sebuah kegagalan (tuntutan hukum, tudingan malpraktik dll). Sebenarnya mutu adalah upaya pencegahan sebelum kegagalan terjadi, sehingga dibutuhkan pemimpin/manajer yang visioner untuk mengantisipasi kegagalan tersebut. Semoga. q - c. (3302-2011).
*) dr Tri Astuti Sugiyatmi,
Anggota Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi kesehatan
Fakultas Kedokteran UGM.

Biarlah Kepahitan Ini akan Menjadi Pupuk Kehidupan

Kepahitan adalah istilah untuk mengganti sebuah penerimaan dari perlakuan kecurangan, caci maki, ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dipandang sebelah mata bahkan dianggap tidak ada alias tidak dipandang sama sekali, perlakuan yang tidak menyenangkan, dibicarakan kejelekan-kejelekan tanpa pernah bisa membela diri, dan lain-lain.
Memang selagi kita bernapas dan hidup permasalahan akan datang silih berganti. Wajar. Hanya manusia yang sudah mati saja yang tidak punya masalah dengan dunia. Bagaimana kita hrus menyikapinya? aku sih menganggap bahwa itu semua akan menjadi pupuk dalam mengarungi hidup selanjutnya. Semoga hal ini akan menjadi penguat bahkan penyubur supaya hidup kita kan lebih bermanfaat untuk banyak orang di kemudian hari dengan buah yang bergizi, dengan daun yang hijau untuk menaungi orang yang dibawahnya serta untuk menyerap CO2 yang ada di sekitarnya, dengan dahan yang kokoh yang suatu ketika bisa menjadi kayun bakar bagi yang memerlukannya.
Kepahitan ini tidak harus ditanggapi dengan berlebihan, tetapi dengan besar hati, jiwa yang lapang dan pikiran yang jernih. Sehingga pahit ini justru bisa juga menjadi obat untuk selalu berpikir bahwa kita adalah bukan siapa-siapa, kita adalah kecil, kita adalah makhluk yang masih ada di atas kita

Proses atau hasil

Dalam kehidupan yang sudah amat sangat pragnmatis, maka hasil instan akan lebih banyak dipilih oleh banyak orang daripada menikmati proses. Yah memang dalam sebuah proses membuthkan waktu, tenaga dan dana. Memang yang berorientasi hasil juga tetap membutuhkan sumber daya yang sama. Tetapi tentu saja semuanya sangatlah minim. Bila yang berorientasi proses butuh naik turun tangga 45 sedangkan yang hasil mungkin cukup 4 kali saja. Bila yang proses cukup bergerak dan berkeringat maka yang hasil akan cenderung diam dan duduk manis untuk menunggu. Intinya bila yang berorientasi proses mau bersusah payah maka yang berorientasi hasil justru sebaliknya. Memang itu adalah sebuah pilihan. namun Bila itu dalam dunia pendidikan, hal itu akan sangat menyedihkan.bagaimana tidak. Katakan ada seorang dosen yang hebat2 sudah bergelar di depannya seperti Profesor juga doktor datang ke sekolah /kampus tetapi ternyata justru murid / mahasiswanya tidak ada yang hadir tanpa alasan yang jelas maka dapat saya pastikan hampir semuanya hanya berorientasi hasil saja. Ngapain saya sekolah kuliah sulit-sulit. Toh tanpa itu semua nanti juga akan bisa ujian dan akhirnya toh lulus juga. Waduuh kalo demikian caranya bagaimana kita akan bisa membangun sebuah idealisme bahwa lahan kita adalah proses itu sendiri. sedangkan hasil adalah bukan ada pada kewenangan kita. Hasil walaupun bisa dikatakan sebagai rangkaian akhir dari proses, tetapi hasil masih menjadi rahasia sang maha Penguasa. Itulah hal-hal yang sebenarnya bisa menjadi sebuah tantangan justru karena hasil masih menjadi sebuah teka-teki. Tapi bagi yang menganut orientasi hasil maka hasil yang diharapkan alias baik, bagus dan memuaskan adalah sebuah keniscayaan dari sebuah harapan. Tanpa melalui tahapan di depannya maka para pengagum orientasi hasil akan selalu berprinsip yang penting baik, bagus dan menyenangkan. Lepas dari apa pun caranya. Kadang yang tidak elok pun akan dijadikan sebagai sebuah alternatif.... Jadi orientasi proses atau hasil semua kembali pada diri kita sendiri bagaimana memaknainya...

Pengembangan sektor Pengetahuan

Makin memperdalam sesuatu, maka makin tahulah kalau ilmu kita tidak ada apa-apanya. Makin tahu bahwa yang kita tahu selama ini hanyalah superficial saja. Makin tahu bahwa menuntut ilmu adalah suatu anugrah yang luar biasa. Kesempatan yang -semoga- akan makin mendekatkan pada Sang pemilik imu pengetahuan sendiri. Ilmu murni, terapan dan pelbagai perkawinan diantaranya. Sungguh makin menarik bila kita makin bisa memaknainya dengan mengamalkannya. salah satunya adalah dengan mengajar. Mengajar atau mentransfer ilmu adalah proses yang sangat istimewa. Mentransfer ilmu yang sedikit ini dengan harapan akan makin berkembang dan berkembang. Baik ilmunya maupun pahala dari sebuah amal jariyah. Menulis juga menjadi saluran dalam mengamalkan ilmu. Di samping akan membuat makin pintar si penulis. juga akan sangat bermanfaat kepada banyak pihak. Bila isi tulisan mengajak kepada sebuah kebijakan ke arah kebaikan. Waduh... sungguh sangat luar biasa dampaknya. Banyak hal yang bisa dikerjakan dari sebuah ilmu. Pengembangan sektor pengetahuan (knowledge sector) menjadikan pembelajaran bagi pihak lain tentag sesuatu yang dulu dianggap natural, alamiah dan wajar. Dengan sebuah kacamata baru maka pemroduksian pengetahuan bisa diekstrakkan dari permasalahan sehari-hari. Tentu saja ditambah dengan pemaknaannya maka bisa direplikasi menjadi pengetahuan yang besar sekali maknanya. ....