Monday, December 26, 2011

Sedekah Sampah

Demikian tulisan besar2 yang kubaca dari sebuah selebaran tentang keistimewaan sebuah lembaga penyalur sedekah di sebuah masjid di Jogja.. Istilah yang bisa jadi benar adanya ini begitu menarik. Ya, sampah yang aslinya adalah sesuatu yang sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang bernilai sedekah. Jangan salah sesuatu yang berguna bagi seseorang/ keluarga bisa jadi menjadi sangat berarti bagi orang lain. Baju bekas, sepatu bekas dan barang RT bekas lainnya yang tentu saja yang masih layak pakai akan menjadi kebutuhan di satu klg sementara terbuang di klg lain. Nah " sedekah sampah" ini menjadi jembatan bagi keduanya. Sungguh suatu ide cemerlang merangsang minat untuk bersedekah dengan cara yang sangat santun. Kadang kita merasa sayang bila harus mengeluarkan segala sesuatu yang baru untuk diberikan kepada pihak lain. Sehingga bila kita mengeluarkan yang tidak ada gunanya bagi kita, secara fisik kita tidak kehilangan apa pun. Inilah pancingan supaya kita - bila mampu- memberi sedekah yang lebih baik dibanding yang bekas tadi. walaupun apapun bentuknya, maka sedekah yang ikhlas,  saya yakini pasti akan berpahala.
Suatu hari kami betul-betul hendak membuang sampah, dalam arti sebenarnya. Kami pisahkan antara sampah plastik, botol minuman  kemasan serta kertas. Kami panggil tukang sampah / pemulung yang sedang lewat yang sedang tengak-tengok mencari sesuatu yang bisa diambil dari tempat sampah. Saat kami berikan sampah yang sudah rapi dalam sebuah kresek tanpa harus mengais dan membongkar sampah lagi, pemulung itu dengan wajah ceria dan mata berbinar mengucapkan terimakasih beberapa kali, sebelum  berlalu.   Aku tertegun, betapa hal kecil bagi kita bisa menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi orang yang sedang membutuhkan.... sekalipun itu hanyalah seonggok sampah...

Saturday, December 24, 2011

Menakar Sebuah Keikhlasan

Kala ada orang yang berbuat baik dan ramai diberitakan maka komentar akan bermunculan. Ada yang pro dan banyak pula yang kontra. Yang pro mengatakan perbuatan kebaikan itu memang sedang dirindukan oleh banyak orang....rakyat butuh keteladanan....pemimpin harapan dll pernyataan senada yang sifatnya positif.
Tapi   hal itu juga tidak sepi dari cemoohan, cacian serta  rasa kecurigaan bahwa itu hanyalah pencitraan dll. Coba kalo tidak disyuting, apakah masih mau apa tidak sang mentri naik kereta kommuter dan lain-lain.

Bukan bermaksud membela sang mentri yang memang saya sukai tulisan-tulisannya itu, saya katakan bahwa bahwa bagaimana kita menakar sebuah keikhlasan serta motif apa yang mendasari seseorang melakukan perbuatan tertentu. Sulit sekali. Kenyataannya sangat sulit. Niat hanya di dalam hati, yang hanya diketahui oleh orang tersebut dengan Allah saja, Sang Pemilik Hati.

Jadi  rasanya tidak terlalu perlu bagaimana kita harus menilai, mengukur sebuah keikhlasan dari seseorang. Maka yang diperlukan adalah sebuah pola pandang positive thingking saja, apapun  motif asal orang tersebut. Toh sebetulnya menurutku sih bahwa walaupun lebih baik beramal tanpa diketahui tangan yang lain, apalagi orang lain; namun ada pengecualian bahwa terpenuhinya kewajiban yang dilakukan oleh seorang pemimpin baik juga untuk disampaikan, bahkan disorot untuk disebarkan ke kalangan yang lebih luas. Dampaknya lebih luas dan bisa jadi akan punya daya ungkit yang lebih besar pada hal lain.

Jadi bagi saya tidak terlalu penting mempermasalahkan  motif apa dibaliknya. Apakah ada udang di balik batu atau sejenisnya. Toh walaupun tahu akan  disyuting tetapi selama ini juga terbukti bahwa belum ada yang bertindak demikian. Tidak semua yang baik adalah settingan dan pencitraan, Sesuatu yang sifatnya ajeg dan konsisten tentu jauh dari hanya sekedar pencitraan... Dan hanya Allah lah yang bisa menakar sebuah keikhlasan. Kepada Nya lah semua akan terukur dengan sebenarnya....

Thursday, December 22, 2011

Perjuangan Seorang Ibu

Ibu, adalah salah satu sosok terpenting dalam kelahiran seorang anak manusia. Perjuangan ibu mulai dari hamil dan melewati masa ngidamnya, melahirkan dan menyusui   sungguh tidak akan pernah tergantikan oleh siapa pun.  Juga oleh ayahya sekalipun.  Karena itulah kodrat biologis ibu sebagai seorang wanita. Namun dalam membesarkan  anak-anaknya, peran ayah dalam hal ini juga tidak kalah pentingnya.
Ibu menjadi sosok yang cukup sentral dalam keluarga. Peran dan tanggungjawabnya sangat besar dan luar biasa sekali.
Ibu  yang "hanya" sebagai Ibu Rumah Tangga  pada oleh sebagian orang  ini dianggap kurang bergengsi, sebenarnya adalah sebuah investasi waktu yang sangat luar biasa yang tidak dimilki oleh seorang wanita bekerja secara leluasa. Memang tidaklah elok bila kita memandang wanita hanya dari sisi bekerja/tidak bekerja; di rumah/di luar rumah. Karena jadinya sangat tidak adil bila kita hanya menilai yang lebih baik adalah yang kerja kantoran atau sebaliknya yang di rumah saja.
Wanita hendaknya dipandang secara utuh sebagai manusia. Yaitu bisa berperan sebagai ibu, istri dan dirinya sendiri. Saat menjadi seorang ibu maka produknya adalah keberhasilan anak-anaknya dalam bidang emotional, spiritual, intelektual yang seringkali baru diakui setelah si anak dewasa kelak. Saat anaknya mulai keluihatan masa depannya.
Sedangkan sebagai seorang istri maka keberhasilannya adalah bagaimana  bisa support kegiatan  suami sebagai pelayan masyarakat dalam profesi apapun.  Bagaimana keberhasilan sebagai seorang ibu sebagai manusia biasa adalah bagaimana aktualisasi dirinya sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Yah jadi dalam hal menilai perjuangan dan keberhasilan sebagai seorang iibu menurut saya harus melihat dari berbagai sisi.
 Tapi yang jelas semua ibu adalah seorang pejuang. selamat hari Ibu...



Wednesday, December 21, 2011

Membantu supaya dibantu

Ada seorang teman menceritakan kebiasaannya dalam mendidik anaknya. Ayo nak, kamu harus membantu orang lain supaya nanti kamu akan dibantu oleh Allah swt..... Kalo tidak ada yang minta bantuan maka tawarkan...... !
Berbuat baik dengan jemput bola tampaknya menjadi sebuah cara si ibu untuk mendidik anaknya dalam berempati dengan sesama. Sungguh sangat bagus. Yang jelas yang diharapkan akan membantu kita adalah Allah, sang maha segalanya, bukan pada orang yang kita bantu.
Pada saat kita mengaharapkan bantuan dari manusia, maka di saat orang lain yang kita tolong belum /tidak memberi bantuan sebaliknya maka kita akan kecewa.

Tetapi pada saat kita hanya mengharapkan bahwa Allah lah yang kan membantu kita maka itulah keikhlasan. Cukup hanya allah yang akan membalas. sehingga  memberi bantuan tidak perlu untuk diperlihatkan dengan ekstrim. Sewajarnya saja, haya sebagai upaya pembelajaran. Sebagai media untuk mendidik saja.

Dan bantuan ala temanku itu memang sangat baik. Karena kita yang aktif menjemput pahala. Bukan hanya sekedar menunggu.....
Dan jika itu dilakukan pada saat kondisi dalam penuh keterbatasan, alangkah  mengharukan.... Subhanallah. Ya Allah  sang Maha Penolong, maka bantulah para penolong yang ikhlas hatinya itu....Amin







Sunday, December 18, 2011

Ketika Seorang Ibu Butuh Teman Curhat

Pada sebuah siang datang seorang ibu muda yang sebelumnya ku kenal karena telah menolong ibu mertua saat membawa belanja yang banyak sekali. sementara jalan ke perumahan masih cukup jauh. Pada saat itulah datang pertolongan seorang ibu muda yang mau mengantar anaknya ke sekolah... yang kemudian berbalik lagi dengan motornya mengantar mertua ke rumah. Alhamdulillah.
Siang itu dia menawarkan batiknya untuk ku beli karena untuk membayar SPP anaknya yang memang saat itu pas dengan penerimaan rapor dll. Aku sebelumnya yang mendengar bahwa dia menawarkan jasa yang lain, cukup terkejut. Aku berusaha menggali apa saja problemnya sehingga dia harus menjual batik tersebut. Maka mengalirkan cerita tentang kondisinya. Ya Allah kuat sekali ibu ini membesarkan 4 anak-anaknya yang sedang butuh keuangan yang sangat banyak karena semua sekolah. Sementara dia membanting tulang sendirian. Bagaimana kondisi hari-hari yang sulit dilalui dengan seorang yang dia harapkan menjadi pemberi nafkah, tetapi justru sedang mengalami masalah.... selalu kembali ke masa lalu. Seakan2 partnernya itu hidup dalam bayang-bayang masa lalu saat kejayaannya. sekarang ada tapi seolah tiada.   Ketahanan seorang ibu hampir runtuh karenanya, setelah bertahun-tahun tidak ada perkembangan yang berarti.... Namun aku yang baru dikenalnya tidak lebih dari 1 kali ketemu saat dia mengantar mertua,  dibuatnya takjub.  Dengan naluri keibuan yang sangat kuat, visi yang jelas beliau masih berusaha untuk bertahan. Namun siang itu dia sudah bilang akan menyerah karena pas desember ini terhitung sudah 8 kali dia melewatinya.
Dan pada saat itu dia sedang mencari seorang sahabatnya yang psikolog yang selalu menyarankan untuk bertahan 1 tahun lagi pada setiap desember. Dan siang itu aku  berusaha jadi pendengar yang baik saat dia tumpahkan semua uneg-unegnya. Tapi dalam situasi demikian ada ketegaran seorang Ibu yang akan selalu menempatkan anak-anaknya menjadi pertimbangan yang utama. Syukurlah.  Aku berusaha menjadi seorang ahli yang berusaha untuk mengurai permasalahan. Aku berikan saran sebisaku... Aku tidak tahu itu ilmiah atau tidak.  karena si psikolog dan dia sudah menetapkan desember ini adalah deadlinenya setelah tertunda dalam sekian tahun. Karena aku berpikir dalam kondisi seperti ini  yang bermain adalah harus dari banyak sisi. Alhamdulillah ada secercah harapan di matanya saat aku memberi saran yang menurutku yang terbaik. mata yang tadinya sudah menumpahkan air mata kembali berbinar, sesaat aku mulai actionnya.  Ada pihak ketiga yang aku yakini bisa mengatasinya.  Mudah-mudahan rencana ini akan lancar dan bisa membangunkan sebuah potensi hebat yang terpendam dalam partnernya itu. Mudah-mudahan akan datang kemudahan setelah kesulitan. Mudah-mudahan akan terbangun pola pikir positif  dan optimis yang sudah sangat lama dianggap menguap dari partnernya... Semoga...

Thursday, December 15, 2011

Nahi Munkar Seorang Politisi Wanita

Kala kita mencoba untuk mengajak pihak lain untuk kebaikan, tidak terlalu banyak risiko yang kita alami dan tanggung. Karena dilaksanakan atau tidak ajakan kita, toh tidak akan berarti apa-apa pihak lain. Karena memang kita pun tidak punya reward dan atau punya hak untuk memberi hukuman/ punishment. Sehingga sangat wajar bila ajakan kita ( amar ma'ruf) memang tidak banyak mengubah apa-apa. Walaupun tentu saja tetap diperlukan.
Sedangkan Nahi Munkar ( mencegah kejelekan/ kejahatan). Sungguh ini membutuhkan nyali yang luar biasa. Karena jelas pihak yang di rugikan akan berusaha mati-matian untuk mempertahankan dirinya. Bagaimana pun caranya. kita sedang melihat banyak para pemberani yang mendedikasikan untuk  menjadi pelaku Nahi Munkar. Tapi masyaallah betapa serangan  datang dari kanan kiri  (temannya) bahkan dari badan yang seharusnya membongkar itu semua.
Saya melihat seorang wanita yang masih Muda yang menyuarakan sebuah kebenaran tentang mafia anggaran sekarang justru di tuduh bahkan sudah dicekal tanpa pemeriksaan oleh- badan yang mengaku sebagai pemberantas korupsi tanpa sebuah pemeriksaan.
Memang ini tentu saja para pihak yang gerah dengan langkahnya akan mengatakan bahwa dia adalah maling teriak maling. Tapi sungguh, saya melihat ada kesungguhan di mata wanita hebat ini....
Teruskan perjuanganmu. Harapan kami yang sudah makin pupus akan kejayaan negeri ini serasa bangkit melihatmu. ...
Biarlah banyak yang tidak menyukaimu di kalangan teman-teman mu, bahkan yang mungkin satu partai denganmu tapi yakinlah Allah akan melindungi perjuangan siapa pun sepanjang di garisNya dan tetap menyayangimu.......
Hanya sebuah harapan bahwa akan ada pengadilan di kelak kemudian hari itulah yang menyebabkan kita bersemangat untuk menanam. Entah kita sendiri yang akan menikmati buahnya atau bahkan generasi jauh  di bawah kita ..... Ya Allah pintaku padaMu, tetapkankan lah Kami semua dalam kebaikan...Amin

Tuesday, December 13, 2011

Manufacturing Hope-Kursi Direksi yang Bertabur Rokok

Manufacturing Hope yang membicarakan tentang " kursi direksi yang bertabur rokok" oleh Dahlan Iskan sangat menarik. Ya, ternyata sebagai seorang CEO bahkan menteri yang mengurusi perusahaan milik negara dimana ada 500 T dana di dalamnya, masih sangat perhatian terhadap hal-hal yang menurut sebagian orang dianggap remeh temeh. Rokok. Ya, beliau orang yang sangat rasional terhadap rokok. Di PLN, sebagai direktur akhirnya melarang untuk aktivitas yang berarti membakar uang itu. Waduh, sungguh salut. Bahkan kadang di sekolah atau di kampus kesehatan atau di dinas bidang kesehatan pun masih berseliweran orang yang sedang merokok. Usaha untuk larangan merokok seperti stiker, Masalah bungkus rokok yang mau diganti dengan gambar mengerikan penyakit akibat rokok dibanding sekarang yang hanya berupa peringatan saja lebih di dahului keefektifannya oleh sebuah keteladanan dan perhatian seorang manajer. Kelihatannnya memang bangsa kita sangat haus akan keteladanan. Bukan hanya sekedar bicara, tanpa makna. Sehingga  apa pun yang ditulis oleh seorang pemimpin yang memang sudah membuktikan kesuksesannya, jelas akan mempunyai dampak yang luar biasa.... Bila seorang dokter/orang dari lingkungan kesehatan anti rokok  atau menyatakan bahayanya rokok dan merokok maka itu menjadi sangat biasa. Bisa jadi hanya sekedar tuntutan peran!
Tapi bila dari orang lain yang tidak berlatar belakang kesehatan maka justru merupakan sebuah penguatan yang punya makna besar. Betapa banyak sekali orang miskin yang justru lebih memilih sebatang rokok daripada makanan bergizi untuk anaknya.... dan berapa banyak uang negara untuk mengobati untuk sebuah penyakit karena asap rokok....dan betapa ironisnya orang dengan rokok di tangan yang sedang menunggu bantuan sosial untuk pengobatan keluarga mereka yang sedang jatuh sakit...... (terlihat dan terpotret di depan bapel sebuah jaminan kesehatan bagi maskin).
Dan Seorang pemimpin sudah mulai untuk berterus terang untuk sebuah keberpihakannya pada hal ini....Sesuatu yang langka.... Semoga menjadi inspirasi bagi banyak pihak...










Monday, December 12, 2011

Koreksi dan Verifikasi

Dalam beberapa waktu ini, kegiatan koreksi mencapai puncak-puncaknya. Ada koreksi soal dan verifikasi. Kegiatan Verifikasi adalah  sebuah koreksi. Untuk menjadi baik, memang perlu adanya sebuah koreksi dari sebuah tindakan atau hasil yang ada. Dalam hal ini tentu si pengoreksi/verifikator/ verifier dianggap sudah lebih dulu dan mumpuni dalam  hal terkait. Namun justru di situlah dibtuhkan kehati-hatian yang amat sangat. jangan sampai ilmu yang juga terbatas ini akan dapat memupus harapan orang dengan ketidakadilan dalam sebuah penilaian dan  subyektifitas yang amata sangat nyata. Karena ternyata setelah mengalaami sendiri mendapatkan penilaian yang tidak adil maka memang sangat tidak menyenangkan. Sebisanya, aku menghindari hal tersebut  buntuk pihak yang berhubungan denganku dalam hubungannya dengna koreksi dan verifikasi. Walaupun tentu saja tetap ada sebuah unsur yang subyektif karena semuannya masih dalam kerangka yang tidak terlalu pasti. karena soalnya bukan sesuatu yang eksak/ ilmu pasti. tapi lebih pada ilmu sosial yang sifatnya agak longgar. Semoga bisa.

Friday, December 9, 2011

Bersihnya Surabaya....!

Surabaya dalam beberapa tahun terakhir sangat memukau. Taman-taman hijau di tengah kota yang sangat baik penataannya. Jalanan yang sangat bersih. Sangat jarang terlihat sampah yang berserakan di kanan kiri jalan. Pasarnya yang juga hijau dan bersih. Green and clean. Memang di Surabaya sejak koran besar yang terbit di sana mempelopori G a C maka mendapatkan sambutan yang sangat luar biasa. Dan terbukti untuk menjadi sebuah kota yang bersih dan hijau, sebenarnya sangat memungkinkan untuk sebuah kota sebesar Surabaya. Saya melihat jalanan yang disapu mulai pagi hari, saat matahari belum tampak. Juga pemilik usaha di jalan-jalan yang ada juga sangat memperhatikan hal ini. saat pagi jam 06 an, saya melihat sebuah gedung di jalan tunjungan, karyawannya sudah mulai menyapu halamannya. Juga tanggung jawab pemda dalam hal kebersihan sangat terasa sekali.
Saya sangat kagum dengan pemerintah daerah yang sanggup menyajikan sebuah keindahan taman, kebersihan jalanan. sehingga saat kita berjalan yang terpikir hanya kok bisa ya ...?


Banyak daerah yang luas wilayahnya tidak sebesar itu, dengan tenaga kerja yang cukup murah, tapi pengelolaan sampahnya sama sekali tidak profesional. Banyaknya timbunan sampah di hampir setiap pojok, tikungan bahkan jalan menunjukkan bahwa ada yang kurang dalam manajemen pengelolaan sampah tersebut. Cobalah studi banding ke Surabaya !!! Tidak perlu jauh-jauh ke Luar Negeri (Singapura misalnya ). ....


Saturday, December 3, 2011

Belajar dari Para Korban Merapi

Mungkin kita sudah lupa bagaimana Merapi setahun yang lalu memporakporandakan beberapa daerah di kakinya. Mungkin kita sudah tidak terlalu ingat  berapa jiwa yang sudah hilang akibatnya. Mungkin kita sudah lupa-lupa ingat bagaimana para pengungsi berdesak-desakkan di maguwohaarjo....
Namun beberapa hari aku diingatkan kembali dengan korban Merapi yang kebetulan adalah seorang pengusaha. Beliau yang  sudah ditinggal oleh suaminya beberapa tahun lamanya harus membangun usahanya kembali dari 0, karena asetnya yang ada di atas- sebutan untuk daerah Cangkringan- hancur lebur diterjang oleh ganasnya wedhus gembel.  Namun subhanallah, beliau dengan gigih, membangun kembali bisnisnya dengan tetap semangat untuk mempekerjakan yang lain.  Dan sekarang bisnisnya sudah menggeliat lagi. Syukurlah... Bagaimana beliau sendirian berusaha untuk  me manage segalanya untuk bisa bertahan... bahkan berkembang... Selamat. saya doakan semoga kembali  menjadi lebih baik segalanya...Di balik kesulitan selalu ada kemudahan bahkan bersama kesulitan ada kemudahan.