Moment bulan puasa sungguh luar biasa...setiap hari ada
diskusi menarik di TV maupun tempat lain. Yang paling gampang diikuti adalah
yang dari TV. Kemarin ada diskusi
menarik tentang jihad melawan korupsi. menurut seorang ustadz - kita sedang
berperang dengan korupsi masih dalam
taraf kata2. Belum sesuainya antara kata dan perbuatan kita. Ini memang gap
yang paling besar dalam hal ini.. ..Seorang mantan ketua MK maka ada 2 cara efektif pembrantasan korupsi :
1. Secara struktural : yaitu dengan pemimpin dan
kepemimpinan serta dengan menegakkan aturan
2. Secara kultural : Yaitu dengan pendidikan agama dll
Bila ada anak buah yang korupsi maka semestinya atasannya
ikut bertanggungjawab. Walaupun atasannya bersih tetapi minimal kepemimpinannya
harus dieavaluasi. Bila eselon v korupsi maka eselon iv diatasnya harus ikut
bertanggung jawab. demikian seterusnya. Jadi bila korupsi dilakukan secara
massal dan berjamaah di semua lini, mulai staf biasa sampai dengan pejabat
eselon, siapakah yang paling salah dalam hal ini? Kalo melihat analogi pak
Jimly, waduh, berarti pula bahwa pucuk pimpinan tertinggi menjadi tertuduh
utama. Dan jika bangsa ini semua sudah secara sistemik korupsinya maka siapakah
yang salah ?
Ya saya menyitir ini sebagai peringatan untuk diri saya
sendiri dan keluaraga. Walaupun berat, kita harus mulai dari diri
sendiri...sekarang !