Friday, November 23, 2012

Membayar Dokter dengan Harga Keekonomian, Mungkinkah?


Dokter dalam Jaminan Kesehatan Nasional
Membayar Dokter dengan Harga Keekonomian, Mungkinkah?
Tri Astuti Sugiyatmi*
Beberapa waktu yang lalu  kita dikejutkan dengan aksi PB IDI (Pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia) yang mengancam akan menggelar mogok kerja atau praktik jika pemerintah menetapkan besaran iuran premi jaminan kesehatan nasional bagi warga miskin yang hanya Rp 22.201 dimana  dalam perhitungannya maka kapitasi dokter nantinya hanya mendapat sekitar Rp 2.000, 00 (baca : dua ribu rupiah)  yang dianggap tidak layak dan berpotensi menurunkan kualitas pelayanan. Sementera PB IDI mengusulkan sebesar Rp.60.000,00.
Isu besaran premi  dan pembayaran provider memang menjadi isu menarik dalam hal ini. Tidak heran banyak  reaksi pro dan kontra tentang aksi PB IDI ini. Banyak yang kontra menganggap “tidak pantas” profesi mulia seorang dokter dikotori dengan hanya mempermasalahkan “bayaran”  sebagai hal  yang sangat sensitif di masyarakat timur kita. Dalam menghadapi orang sakit  maka  menarik bayaran yang kecil  atau bahkan gratis sama sekali  akan sangat meringankan penderitaannya. Sampai sekarang hal  itulah  yang  terjadi dan ditengarai  dipakai sebagai pembenaran badan penyelenggara asuransi kesehatan  untuk  membayar  dokter/provider  dengan harga yang jauh dari layak, bahkan dengan harga serendah-rendahnya.
Situasi yang demikian menyebabkan bahwa saat ini banyak dokter umum yang sudah tidak bisa total dalam bekerja dengan banyak mengerjakan pekerjaan sampingan  bahkan disaat praktik juga, misalnya, menjadi tenaga pemasar sebuah produk yang mengatasnamakan nutrisi  kesehatan  yang bersifat MLM. Hal ini menunjukkan  bahwa untuk memenuhi kebutuhannya dokter umum melaksanakan banyak kegiatan bahkan di luar wilayah medis. Bila dokter tetap dibayar tidak layak maka dapat dibayangkan dokter akan sibuk dengan urusannya sendiri sedangkan pasien akan banyak dirujuk dan ini akan mengacaukan sistem rujukan di dalam layanan jamkesnas sendiri yang sudah dibangun dengan susah payah.
Pernyataan seorang pakar asuransi kesehatan sendiri Prof. Dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH   dalam sebuah acara  Seminar Nasional juga menyatakan bahwa  dokter selama ini memang  dibayar underpaid. 
Harga Keekonomian  Bagi Dokter, Mungkinkah?
Pada saat pasien harus membayar biaya berobatnya sendiri (out of pocket) mungkin  pembayaran murah tersebut relatif masih diterima.  Walaupun disadari bahwa dalam kondisi tersebut maka  taruhannya adalah profesionalitas seorang dokter dan mutu pelayanan kesehatan yang ada.
Jaman sudah berubah,  era BPJS  sudah menjelang. Persepsi itu semestinya juga berubah. saat sistem JamKesNas berlaku maka urusan bayar membayar bukan lagi antara dokter dengan pasiennya tetapi bergeser antara dokter dengan badan penyelenggara atau  lembaga pembayar. Dalam situasi ini  kemampuan membayar setiap pasien menjadi lebih baik. Dalam konsep ini maka hakikat kewajiban BPJS  ini adalah menjadi penanggung risiko untuk biaya kesehatan untuk seluruh rakyat. Maka sekaranglah saat yang tepat dimana  dokter khususnya dokter umum mendapatkan bayaran yang layak. Bukan  berarti  dokter menjadi serakah dan materialistis, tetapi menuntut sebuah rasionalitas Sehingga ”harga kekeluargaan” yang cenderung tidak menghargai  sebuah profesionalisme sudah saatnya ditinggalkan.
Apalagi memang  biaya pendidikan dokter dan dokter spesialis  yang mencapai ratusan juta rupiah. Sementara itu Progam Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan sebagai  persyaratan untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi guna mendapatkan SIP (Surat Ijin Praktik) juga menjadi sesuatu yang sangat mahal  khususnya bagi dokter di daerah.
Menurut penulis membayar dokter dengan harga keekonomian adalah sangat memungkinkan dengan alasan bahwa Badan Penyelengggara Jaminan Sosial (BPJS)  nantinya akan  bersifat nirlaba atau not for profit. Berbeda dengan  lembaga asuransi kesehatan yang ada sekarang seperti PT askes yang berbentuk persero yang mempunyai kewajiban untuk menyetor deviden kepada pemerintah. Untuk lembaga not for profit sudah semestinya keuntungan itu akan dikembalikan kepada kepentingan masyarakat kembali. Belajar dan bercermin pada lembaga zakat yang juga nirlaba maka seorang penyelenggara (Amil Zakat) juga mendapatkan bagiannya dengan jelas. Penulis merasa bahwa sistem zakat ini sangat adil dan dapat diterapkan bahwa seorang dokter pun sebagai salah satu provider di bidang layanan kesehatan mempunyai hak yang layak terhadap gajinya. Sehingga tujuan awal dari UU SJSN adalah untuk  menyejahterakan semua termasuk providernya akan tercapai. Jangan sampai nanti rakyat sehat, tetapi dokternya justru “sakit”.
Di sisi lain bahwa sebenarnya biaya kesehatan di negara kita masih jauh dari harapan. Sehingga masih ada ruang untuk menaikkan anggaran kesehatan yang sekarang hanya pada angka  dua persen menjadi sekitar 5 % sesuai dengan amanat Undang-Undang Kesehatan no 36 tahun 2009. Juga, bandingkan  dengan besarnya gelontoran dana untuk mensubsidi BBM yang mencapai hampir 200 T, yang sebagian besar justru dinikmati oleh para orang-orang kaya, sementara untuk investasi awal BPJS hanya dialokasikan sebesar 25 T saja.
Skenario ke Depan
Sulitnya menemukan titik sepakat antara pemerintah dengan PB IDI  tentang besaran premi bukan berarti jalan buntu. Semestinya kedua pihak sama-sama berpegang pada keputusan yang win-win solution. 
Membayar dengan harga keekonomian  juga diyakini   dalam jangka panjang  justru dapat  menyelesaikan masalah yang  muncul karena pembayaran yang tidak adil.  Tidak kurang Prof. Dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH seorang pakar asuransi kesehatan  dari UI dalam berbagai kesempatan menyatakan harga keekonomian merupakan jawaban untuk menyelesaikan  carut marutnya sistem rujukan karena tidak berfungsinya layanan primer,  tidak meratanya sebaran SDM kesehatan khususnya dokter,   rendahnya mutu layanan,  serta masalah moral hazard dalam dunia asuransi.
Semoga hal – hal ini bisa  segera ditemukan sebuah titik terangnya saat ini. Saat  muktamar Dokter Indonesia ke XXVIII sedang berlangsung di Makasar, pada akhir November ini.   Sehingga tema besar muktamar yaitu   “Paradigma Baru Pelayanan Kedokteran dalam Era Jaminan Sosial Kesehatan Nasional Sebagai Upaya Menata Pelayanan Kesehatan Yang Berkeadilan Sosial”    juga akan terwujud tidak hanya dalam arena muktamar tetapi pada kondisi yang sesungguhnya. Semoga.                                                                                                             

Monday, November 19, 2012

2012 DHM Course


Laporan DHM Course
Manila, Philippine March, 30 – May, 26 2012
Tempat : University of Philippine (UPI), Manila
TRAINER DAN CO TRAINER :
1.       EPIDEMIOLOGY
a.                   Noel R Juban, MD, MSc, Prof  ( Project Leader and Co trainer;  Dept of Clinical Epidemiology UP Manila)
b.                   Marry Ann Ladia, Phd ( Assistant)-Dept Of Clinical Epidemiology –UP Manila
c.                    Stephanie Roll, MSc, PhD (Lead Trainer, Charite University Medical Center, Berlin, Germany)
d.                   Godofreda V. Dalmacion MD, MSc (Co trainer,  Dept of Clinical epidemiology UP Manila)

2.       LEADERSHIP & HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
a.       Norma Lange Tagaza, Phd (Interconsult-Germany )
b.      Nina Castillo –Carandang MA,Msc, Prof (Dept of Clinical Epidemiology UP, Manila)
3.       HEALTH FINANCING

a.       Hilton Y. Lam, MHA, Phd (trainer, Dept of clinical epidemiology)
b.      Madeleine R. Valera, MD, MScIH (Heidelberg)(Co-trainer  Assistant Secretary of Health Health Policy Finance and Research Development Cluster Department of Health, Sta. Cruz, Manila)
c.       Rosario O. Dumpit, MS (Resource Person United Laboratories, Inc. 66 United St., Mandaluyong City, Philippines)

4.       HEALTH ADMINISTRATION
a.       Vicente Belizario, Jr. MD, MTM&H ( Trainer National Institutes of Health University of the Philippines Manila, Philippine)
b.      Francis Isidore Totanes, MD, MA (Co-trainer National Institutes of Health, Philippine)
c.       Salvador Isidro B. Destura, RM, RN,MD,MPH (Resource Person Department of Epidemiology & Biostatistics UP Manila-College of Public Health)
d.      Maria Lourdes M. Amarillo, MSc (Resource Person)



Tujuan :
Supaya dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di level kabupaten/kota dengan cara mempelajari  leadership yang efektif dan pelatihan ketrampilan specific
Supaya dapat mengembangkan mutu pelayanan kesehatan dengan semua dimensinya : equitable, accesible, acceptable, appropiate, comprehensive, effective and efficient “ (WHO, Geneva 2000) dengan cara menempatkan pendekatan multidisiplin, lintas sektoral dan pendekatan yang berorientasi ke masyarakat
Peserta akan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan presentasi pada pembelajaran prinsip dasar, metode serta teknik dalam manajemen kesehatan distrik.
Peserta akan mempraktikkan  langkah berbeda sesuai dengan analisa situasi  berdasarkan  hasil latihan untuk kondisi regional yang khas, sosial, budaya dan gender.
Peserta  dapat mengembangkan teknik untuk monitoring dan evaluasi

Kegiatan kursus dilakukan dengan :
1.       Pemberian materi dari fasilitator dan tanya jawab
2.       Diskusi/ kerja kelompok baik  antar negara dan masing - masing negara
3.       Rangkuman materi  hari sebelumnya oleh salah satu peserta
4.       Presentasi hasil diskusi
5.       Role play
6.       Field trip ke fasilitas kesehatan, diskusi tiap negara dan dibandingkan dengan negara lain serta dibuat sintesis kelas.
7.       Membuat re- entry plan
Kegiatan Penunjang :
1.            Ice breaking : permainan dari peserta untuk peserta, maupun dari panitia.
2.        Cultural night : tim Indonesia menjadi juara pertama dengan menampilkan lagu-lagu daerah sekaligus dengan tariannya dengan memakai kostum batik.
3.          City tour : ke tempat bersejarah di Philippina seperti Jose Rizal Park dll.




Jadwal Kursus :
29 April 2012 (Minggu)—Peserta Datang
30 April 2012- Pembukaan 
30 April -4Mei : Epidemiology Module
7 Mei (Senin)-11 Mei 2012 : Human Resources module
14 Mei-24 Mei 2012 :Health Administration and Financial Management / Health Financing
 22 Mei 2012: Academic fieldtrip
25 Mei 2012 : Graduation
Minggu I :  Pada dasarnya minggu pertama adalah materi epidemiologi. Namun diawali dengan pembukaan dan perkenalan setiap peserta 2012 DHM course. Peserta tdd dari Indonesia ( 7 peserta), Cambodia (7 peserta), Philippine (7 peserta) dan Vietnam ( 4 peserta). Peserta memperkenalkan dirinya sendiri serta  daerah dan lembaga  yang diwakilinya. Peserta menggambarkan sistem pelayanan kesehatan di masing-masing negara dengan menggambarkan secara deskriptif  maupun dengan bantuan peta.r
Pada malam harinya ada welcome party yang diisi dengan tarian kebudayaan dari berbagai suku dan daerah di Philippine.
Minggu pertama ini diisi dengan materi epidemiology. Materi epidemiologi meliputi applied epidemiology; kebutuhan akan data  (primary and secundary collection, baseline data); Epidemic and Endemic curves; rancangan studi seperti kohort dll; assessing data quality ( bias, confounding); surveillance and outbreak investigation.
Pemberian materi dengan cara yang bervariasi : fasilitator memberi materi diikuti yanya jawab. Selanjutnya dengan kerja kelompok baik studi kasus di masing-masing negara maupun, merancang sebuah penelitian berbasis data. Hasil dari diskusi kelompok dilanjutkan dengan presentasi hasil.
Minggu II : Dalam minggu ini diisi dengan materi health human resource (SDM Kesehatan). Materi yang membahas berbagai isu yang melanda SDM kesehatan di berbagai negara. Dalam isu ini antara lain tentang SDM kesehatan sebagai sebuah aset  yang penting dan strategis,  ketrampilan interpersonal petugas di tempat kerja, komunikasi, manajemen SDM, kepemimpinan dan kebutuhan akan perubahan (Change) serta isu tenaga kesehatan yang memilih bekerja di luar negaranya dengan berbagai alasan. Dalam hal ini maka Philippina mengalami permasalahan yang cukup serius. Kemungkinan karena tidak terlalu terkendala bahasa di banding  3 negara lain maka perawat Philippina  banyak memilih kerja di luar negaranya. Pada saat field trip ke  sistem pelayanan kesehatan setingkat puskesmas  maka  jumlah perawat yang ada memang kelihatan sangat sedikit.
Dalam materi ini juga dibahas bagaimana  sistem memilih orang dengan kompetensi, value dan perilaku yang baik ( recruiting );  bagaimana menetapkan indikator kinerja dan penilaiannya ( reviewing ); memberi insentif sebagai motivasi ( rewarding );  pengembangan diri untuk mencapai tahapan yang lebih tinggi (retooling);  sampai dengan memaksimalkan potensinya (recycling)   samapai dengan mempertahankan nakes di masing-masing tempat kerja ( retaining)  dan  bagaimana memberdayakan dan memberi kan “energi” kepada petugas untuk lebih produktif  untuk meraih tujuannya (resonating)bagaimana alur kariernya sehingga secara personal dapat meraih potensinya yang optimum (routing)
Minggu III  :   Dalam minggu ini  diberikan materi tentang Administrasi Kesehatan (health administration)  seperti pentingnya mutu pelayanan kesehatan, Community diagnosis dan need assessment, Methodologi perencanaan, Monev. Selain itu juga diberikan materi tentang health financing seperti prinsip akuntansi dan prosesnya untuk organisasi not for profit dan institusi pemerintahan, ekonomi kesehatan pada umumnya, praktik-praktik korupsi dalam bidang kesehatan serta manajemen asuransi kesehatan.
Materi ini diberikan secara selang seling karena pada minggu ke -4 diadakan academic field trip ke fasilitas kesehatan supaya pemahamannya sudah cukup komprehensif saat turun ke lapangan.
Minggu IV : Melanjutkan materi minggu III dan ada kegiatan academic fieldtrip ke fasilitas kesehatan : RS, district health office (DHO)/ dinas kesehatan  dan Baranggay  Health Service ( setara posyandu / poskesdes di tempat kita).
Academic Fieldtrip:
Dalam field trip ini untuk mengetahui bagaimana alur pelayanan kesehatan di Philippina terutama di St. Rosa. Dan bagaimana persamaan dan perbedaan di tiap-tiap negara. Setelah didiskusikan dalam kelompok per fasilitas kesehatan dengan kontribusi dari tiap-tiap negara. Akhirnya dilakukan sintesis di tingkat kelas.
CLASS Synthesis :
Sebelum graduation dilakukan presentasi class synthesis yaitu rangkuman sistem pelayanan kesehatan di semua negara dibandingkan dengan situasi dan kondisi di kota Santa Rosa, Manila.
Dari permasalahan yang muncul dari class synthesis maka ternyata di semua negara permasalahan seperti korupsi dalam bidang kesehatan, mutu pelayanan, kekurangan SDM kesehatan,  infrastruktur kesehatan dan permasalahan akses, serta sistem penggajian bagi petugas kesehatan masih menjadi isu bersama 4 negara. Isu-isu Universal Health Coverage yang di negara kita sedang ramai-ramainya di bahas maka pada negara itu juga sedang berproses pada tahapannya masing-masing.
Pada saat class synthesis, saya termasuk tim dari Indonesia, bersama 3 teman dari Cambodia, Philippina dan Vietnam sekaligus mempresentasikannya di depan kelas.
GRADUATION :
Dilakukan pada tanggal  25 May 2012 di aula Fakultas Kedokteran UPI
Pada saat itu dilakukan pemilihan best student, peserta dengan re –entry plan terbaik, putra dan putri 2012 DHM course,  dll  serta penyampaian sambutan dari masing-masing negara dan penyampaian sambutan dari pihak penyelenggara. Saat itu  saya ditugasi untuk menyampaikan sepatah kata sebagai wakil dari Indonesia dan secara kebetulan terpilih menjadi salah satu yang terbaik.

Komentar Tentang Kursus :
Kursus sangat bermanfaat, banyak Ilmu  baru yang saya dapatkan. Kursus berjalan dengan sangat tepat waktu ....saluut.
Acknowledgment :
Prof. Ali Ghufron Mukti, dr, MSc, Phd; Dra. Diah Ayu Puspandari,Apt, M.Kes, MBA ; Teman-teman Pusat KPMAK; Pemkot Tarakan-Kaltim, Cecil Benavidez (Philippina), Semua Fasilitator dan Panitia Penyelenggara dari departemen Epidemiologi University of philippine.



Monday, November 5, 2012

Saat Catatan Sejarah Terhapus


Saat catatan sejarah terhapus

Sejarah adalah sesuatu yang  sudah terjadi dalam hidup. Sejarah akan abadi dalam kenangan. Baik pada diri kita maupun pada orang-orang yang ikut mengalaminya atau menyaksikan.  Sejarah memang tidak bisa terhapus. Tapi catatannya  yang kadang   dapat terhapus.  Ya lazimnya sebuah catatan kadang dapat ditip ex atau dihapus dan diganti yang baru.  Bahkan catatan elektronik pun dalam bentuk  soft file  dalam desktop, laptop maupun hardisk eksternal  dapat hilang tanpa bekas. Terdelete. Kecuali mungkin bila sudah tersimpan dalam dunia maya...Namun sejatinya sejarah yang ada tetap tidak akan tergantikan oleh apa pun
Namun dalam beberapa kasus isi sejarah  seakan dapat berubah bila ditafsirkan  atau ditulis ulang oleh orang yang berbeda.  Memang dalam menafsirkan sebuah peristiwa pada setiap individu maka bisa jadi akan sangat berbeda. Pemaknaan seseorang terhadap sebuah peristiwa tergantung pada latarbelakang dan segala hal yang berkaitan dengan pembentukan pola pikir  dan pola pandangnya terhadap sesuatu.
Ya kembali dalam catatan sejarah  itu dapat terhapus secara fisik. Hanya kenanganlah yang  ada di dalam pikiran dan hati yang akan abadi. Teknologi  yang sudah kita percayai hampir 100% untuk mengelola data memang untuk memudahkan tetapi manakala  terhapus maka seringkali tidak ada bekasnya sama sekali.  Kecuali ada backup yang memadai.
Saat komputer kita dan perangkat lain  tidak bisa terbuka sama sekali dan kemudian disusul dengan matinya hardisk beberapa waktu kemudian maka itulah saat yang termasuk paling menyedihkan.  Mungkin ribuan foto yang bisa bercerita banyak tentang keluarga dan catatan perjalanan hidup hilang tak berbekas.  Juga beberapa  data penting...
Yah memang kita harus selalu menyiapkan backup untuk segala sesuatunya. Namun seringkali kita tidak care sampai saat bencana itu datang. Masyaallah!!!.   sudah kuusahakan ke sana kemari  namun ternyata tidak bisa kembali maka yang ada hanya pasrah kehilangan catatan sejarah hidup.
Namun aku yakin seyakin-yakinnya bahwa  catatan track record  dan sejarah kita bahkan  sampai detik-demi detik, akan tersimpan abadi dalam file nya Yang Maha Segala-galanya. Dan suatu ketika kelak akan dapat  diputar kembali  dari awal sampai akhir.... saat itulah kita harus bersiap menerima kejutan2  rekaman peristiwa yang mungkin sudah kita lupakan atau sengaja yang kita kubur dalam-dalam.  Ya dzat yang Maha Merekam,  kami memohon  untuk tetapkan kami dalam kebaikan sehingga saat itu akan menjadi  moment yang membahagiakan. Amin ya rob...