Sunday, September 14, 2014

Ranting Kering Itu…

Ranting Kering Itu….
Duri kecil dari pohon mawar yang sudah mati itu menancap di tanganku….dengan perasaan kesal aku coba ambil. Sulit juga walaupun akhirnya bisa…
Aku ambil pisau lantas aku potong-potong dahan mawar yang sdh mati itu. Rencananya mau aku buang….Justru karena durinya aku berhenti lagi. Kali ini aku sudah pasrah. Oke lah, biar saja kan hanya mengganggu pemandangan saja. Ranting kering tanpa daun. Coklat dan tidak terlalu menarik. Bukan daun hijau dan bunga merah muda yang sangat cantik seperti sebelumnya.
Begitulah sebuah siklus kehidupan. Kecil terus tumbuh menjadi pokok muda yang produktif. Saat usia produktif usai, giliran usia menaik maka semua yang indah-indah akan berganti rupa menjadi sesuatu yang tidak lagi diminati.
Tapi alam mengajarkan sesuatu yang sungguh luar biasa….Beberapa waktu kemudian… ternyata di bawah pohon mawar itu tumbuhlah pohon pare (paria) yang membutuhkan sandaran untuk tumbuhnya. Maka jadilah batang mawar tua kering dan berduri itulah yang menjadi tempat sandaran alami bagi merambatnya puscuk-pucuk paria untuk mencari Sang Surya…sampai akhirnya si pare itu berbuah dengan lebatnya. Subhanallah…
Kembali bahwa ternyata sesuatu yang menurut kita sdh tidak berguna, bahkan dianggap hanya merusak (pemandangan ) dan merugikan justru bisa member manfaat yang sangat besar bagi munculnya tanaman baru, hijau yang menghasilkan buah yang sangat lebat…
Kadangkala kita terlalu cepat mengambil kesimpulan dari sebuah peristiwa dari sebuah sisi negative saja. Padahal bila kita mau bersabar dan mau menggeser angle atau sudut pandang dari sebuah perkara, bisa jadi hasilnya akan jadi sangat berbeda. Semua tergantung pemaknaannya saja… Dalam salah satu pandangan ia bisa jadi tidak akan pernah menjadi apa-apa, bahkan cenderung mengesalkan saja. Ranting kering itu bisa menjadi “ sesuatu” saat kita memaknainya menjadi sesuatu pula. Allah adalah apa yang engkau pikirkan dan persepsikan tentangNya…wallahu alam bishawab…