Saturday, February 28, 2015

Sebuah Keberpihakan


 Dulu saat aku kecil koran yang sering aku baca adalah "SK" -sebuah koran merepresentasikan pemerintah saat itu- dan media televisi yang ada hanyalah TVRI> Tentu saja berita saat itu tidak terlalu variatif dari sudut angle berita. Apa pun yang ada di koran dan TV tsb itulah informasi yang dianggap benar dan valid. Saat itu sebenarnya sudah banyak media cetak alternatif, tetapi kelihatannya beritanya ya kayaknya tdk terlalu berbeda. dulu berbeda menjadi sebuah bencana. Saat sekarang media TV, koran, media online sangat banyak. Dengan berbagaii ragam background yang punya, visi misi, kepentingan serta segmentasinya maka satu sumebr berita yang sama mempunyai beragam angle. bahkan kadang saling bertolak belakang. Kadang tergantung sang juru warta atau yang di belakng juru warta (pimrednya, afiliasi medianya, bahkan iklannya).
Kadang kala Sulit sekali menyaring serta mendapatkan berita valid yang komprehensif. Media berita yang dulu sering kita andalkan, sekarang seringkali agak mengecewakan. Untuk mendapatkan berita utuh harus melihat "keliling" dari semua sudut pandang, supaya tdk hanya memakai salah satu saja yang cenderung menyesatkan dan tdk berimbang.
Akhir-akhir ini headline news berganti sangat cepat. sesuai sifatnya maka kebaruan sebuah berita biasanya akan menduduki posisi rating teratas. dan apa yang terjadi pada beberapa waktu sebelumnya yang sangat asyik kita bicarakan tiba terlupakan oleh isyu baru yang sedang mendapat sorotan. hampir setiap hari ada isyu dan kegaduhan baru. ibarat lalu lintas sangt padat, malah terjadi kemacetan. isyu yang lama belum tuntas akan muncul isyu baru yang lebih menggoda untuk dikomentari.
sebagai "penikmat" berita apa yang kita dapat?
Ya kita jadi tahu informasi.... what next? apa lagi? korelasinya dengan kita? kita jadi paham silang sengkarutnya negara dan perpolitikan yang ada....terus? sebagai bahan untuk cerita dengan teman-teman,... apa lagi ? entahlah....
Tapi jujur kita kadang merasa lelah dengan itu semua. Di saat kondisi makin sulit (harga pangan naik, di tengah bencana) suguhan "perang antar keluarga" dalam perpolitikan bangsa menjadi sungguh sangat memuakkan....!!!
Banyak hal "buka -bukaan" menjadikan kita semakin paham pada keadaan sekarang, sebelum ini dan apa saja yang ada di baliknya.... menjadikan kita menjadi makin ngeh kalo "pencapaian tertinggi" dari penikmat berita adalah menganalisis dan selanjutnya menentukan keberpihakan. Ya..............
K E B E R P I H A K A N....
pada apa dan siapa ? Menurut ku sih keberpihakan yang paling indah aadalah bukan pada si A atau si B yang sama-sama manusia, yang bisa dulu salah sekarang benar atau sebaliknya dulu baik sekarang jelek, atau dulu jeleksekarang jelek terus tetapi terlihat baik karena ada penopengan, atau dulu baik sekarang baik tapi tidak kelihatan karena ada pembusukan....
Jadi 4 kemungkinan itulah yang menyebabkan keberpihakan pada si A dan B seringkali membuat kita kecewa setengah mati saat tau borok -boroknya yang terbuka pada saat tertentu.
Keberpihakan pada sebuah value (kebenaran) seharusnya mendapatkan tempat yang proporsional. Dengan begitu maka kita akan menjadi orang merdeka yang bisa mengekspresikan keberpihakan kita dengan universal.
Lalu lalang berita di kotak ajaib di ruang keluarga kita, postingan, status serta apaupn yang ada menjadi input saja dimana kita akan menjatuhkan keberpihakan kita.
Keberpihakan kepada value yang baik mungkin jauh dari hingar bingar yang ada, tetapi semoga akan mendamaikan hati... dan hanya doa dan asa yang kupanjatkan. .lindungilah kami semua dari fitnah, bencana serta api neraka Mu...,..Ya Allah selamatkan negeri ini dari perpecahan antar saudara sebangsa. amien.