Monday, February 21, 2011

Membantu pembantu

Pernah dalam satu hari saya mendengar keluhan 3 ibu-ibu rumah tangga tentang pembantu RT. Pagi-pagi di sekolah anak, teman mengeluhkan pembantunya yang "mau jadi majikan". Juga di kampus ada yang mengeluhkan pembantunya yang sangat jorok sekali. Ada juga yang mengeluhkan pembentunya tidak bisa "kerja sama".  Sebenarnya banyak juga siih pembantu/ khadimat yang baik-baik.  Namun cerita-cerita seperti itu menjadi sangat mudah ditemui bila kita ngobrol-ngobrol dengan teman. Jadi saya sampai berkesimpulan  bahwa jaman sekarang mempunyai seorang pembantu RT menjadi sebuah kemewahan tersendiri. Karena betapa sangat sulit mencari dan mempertahankan mereka. Mungkin karena mereka banyak pergi ke LN menjadi seorang TKW. Arab Saudi, negara timur tengah lain, Malaysia, Singapura, Taiwan dan Hongkong menjadi tujuan sebagian besar dari mereka. Ya wajarlah bila lapangan kerja di dalam negeri sangat sdikit sedangkan mereka juga butuh meneruskan kehidupan dengan segala kebutuhan dasarnya. Walaupun banyak sekali yang mengalami kekerasan bahkan sampai meninggal di tanah orang tetapi penghasilan yang sangat besar - bila sukses- menjadi satu daya tarik tersendiri. Mungkin itulah akibatnya di dalam negeri mencari tenaga kerja ini sangat suliit sekali. Sehingga tidak berlebihan bila itu juga menjadi sebuah kemewahan. Namun ada saja orang/ pembantu yang memanfaatkan situasi ini.  Masalahnya bukan di situ. Wajarlah hukum alam bila banyak permintaan, tetapi persediaan sedikit, maka harga akan naik.  Tetapi yang menggemaskan adalah bahwa bila kita sudah berusaha memberi yang terbaik untuk dirinya : gaji, makan, kebutuhan sehari-hari sewajarnya, namun ampuuun kadang-kadang tidak tahu diri.! Maaf mungkin agak kasar. Tetapi bagaimana tidak? bila dalam perjanjian pulang hanya 1 kali sekali sebulan, tetapi pulang malah tiap minggu. Belum lagi bila liburan maunya juga long week end. Pulang Sabtu sore dan balik hari Senin sore. Asumsinya kan Senin pagi sampai sore anak-anak sekolah. Dia beranggapan kalo semua bisa dirapel kerjanya. Padahal ndak mungkinlah dalam 2 hari tidak ada piring gelas kotor, lantai kotor dll. Apakah bisa ditunda? tentu tidak bisa. Pernah anak sakit dan saat senin tidak sekolah, kita juga tidak bisa berangkat kerja, gara-gara tidak ada yang bisa menungguinya. Pembantu datang senin sore... Huh! capek deh bila kita setiap kali harus memberi tahu apa-apa kewajibannya. Sebenarnya saya pengin bilang bahwa bila kita butuh dia dalam membantu urusan yang dapat didelegasikan, tetapi mbok yaa lah jangan mentang-mentang  dibutuhkan jadi seenaknya sendiri. Ayolah kita sama-sama  berpikir bahwa kita  punya keuntungan dengan kerjasama. Sudah seharusnya saya dan juga dia harus memberikan kewajiban dan hak-haknya secara adil.  Oh ya patut juga disadari bahwa kita dan dia adalah sejajar di mata Allah, Tuhan kita.  Sehingga Bantu membantu menjadi hal yang positif saja. Sepanjang dia tidak memanfaatkan kekurangan kita.