Thursday, May 3, 2012

penyakit kronis dan ajal

Saat saya dengan 6 teman lainnya sedang ikut kursus tentang district health management maka berita itu datang. mantan menkes meninggal. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun..... hanya itu yang bisa kami ucapkan. aku ingat yah begitulah bila ajal sudah menjemput. tidak ada yang bisa memajukan atau mengundurkan barang sedetik pun....entah dengan lantaran apa saja. Dalam kasus bu Menkes ini maka sebenarnya penyakit kanker paru-pau yang din derita inilah yang membawa beliau pada sebuah kematian... Dulu waktu ibuku sakit kanker juga aku sering mendengar bahwa orang yang itu dikutuk oleh Tuhan. Waduh apa ya salah ibuku, begitu saat itu aku berpikir. Aku yakin ibuku orang yang sangat baik. Bahkan aku pun sampai sekarang belum bisa menirunya. Setiap akhir Minggu kami akan berkunjung ke rumah saudara. Dan beliau hampir patsi akan membawa oleh-oleh, walaupun kadang hanya sederhana saja. Bila bertemu dengan banyak orang kami, anak-anaknya disuruh bersalaman . Beliau bilang untuk meminta doa restu dariorang tua. Ya itu yang saya lihat. selebihnya hampir tidak pernah ibu konflik dengan orang lain. Bahkan beliau sangat aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan. Posyandu balita sampai lansia. Bahkan rumah kamipun sampai sekarang juga masih dipakai untuk kegiatan posyandu Lansia. Pendek kata, aku tidak melihat bahwa penyakit ibu adalah kutukan karena perbuatan ibu. sekarang aku sadar bahwa memang hal itu tidak ada hubungannya sama sekali. seperti kisah Nurkholis Madjid yang wajahnya menghitam saat meninggal sebagaimana dikiassahkan oleh Dahlan Iskan dalam bukunya Ganti Hati. jadi memang kita tidak perlu bersuudzan terhadap orang2 yang meninggal karena penyakit kanker. Dengan segala penderitaannya maka salah satu "keuntunga' kalau bisa disebut demikian adalah bahwa pasien tahu bahwa hidupnya hanya tinggal sebentar lagi. Sehingga justru akan berpikir untuk berbuat sebaik-baiknya...Aku merasa bahwa banyak tindakan Dahlan Isakn-menteri BUMN sekarang yang kadang diluar periraan orang, juga antara lain karena hal tersebut. Mungkin dulu pernah beliau berpikir sudah di ambang maut, tapi tidak jadi...sehingga akan berpikir bahwa waktu yang ada menjadi sangat sempit dan kepenginnya berbuat baik terus.... subhanallah. Sakit berat pada sebagian orang justru sebuah peluang untuk berbuat maksimal untuk banyak orang. Sungguh luar biasa. Pelajaran yang sangat berharga. Selamat jalan bu Endang... semoga ditempatkan di sisi Allah swt... Amin..

No comments: