Dalam sebuah kesempatan, mataku tertumbuk pada pemandangan orang yang
sedang menyapu halaman -pekerjaan yang sering aku kerjakan juga.- aku
tertarik karena gaya menyapunya berbeda dari biasanya. Ujung pegangan
sapu lidinya terlihat diputar-putar dan ditekan-tekan ke bawah dan
menurutku terlihat seperti orang sedang memasang baut. setelah aku
perhatikan ternyata yang di dorong dan ditekan ke bawah adalah sampah
yang dihasikannya dari menyapu ke dalam sebuah lubang sempit, yakni celah di antara kayu-kayu yang membentuk jembatan di atas sebuah got besar.
Aku tertegun.
Ada banyak hal yang memang layak untuk ditutup, tidak perlu
diperlihatkan kepada orang lain. Sampah atau Keburukan atau aib. Di luar
isu politik lho ya… maka ini aku sebut “penopengan” (he..he nanti
dimarahi ahli bahasa) atau apa pun namanya memang sebuah upaya memoles
sesuatu menjadi tampak indah, baik, hebat dan semua yang top markotop di
depan lawan tapi kenyataan aslinya bisa jadi kebalikannya.
Kelihatannya sangat mendukung dan menghormati padahal di belakangnya
justru mencaci maki dan membully. Tampak dermawan dengan memberi padahal
tangan yang satu mengambil dengan jahil atau bahkan mencuri yang bukan
haknya…..Yang jelas masih sering berbeda tampak muka dan belakang
sesuai kepentingannya. “Penopengan “ ini seakan menjadi trend dan jurus
ampuh untuk meraih hati orang dan pihak yang hanya sempat melihat
sekilas saja.
Dalam hal ini bila kita hanya memindahkan sampah ke
dalam sungai di bawah jembatan atau ke bawah kolong rumah maka
sebenarnya upaya menyapu kotoran yang kita lakukan hanya sebuah
pengalihan sampah dari dalam /depan rumah kita ke tempat yang orang
nggak bisa melihat saja. Tetapi sejatinya kita pun tahu bahwa sampah itu
belum selesai kita kelola. Suatu ketika maka bisa jadi akan membuat
buntu got depan rumah kita dan akan membuat banjir di sekitar rumah
kita.
Kita juga seringkali masih berkutat dalam me make up wajah
kita habis-habisan sementara perilaku tangan kita masih sulit kita
kendalikan untuk membuat wajah kita bebas dari infeksi. Infeksi yang
ditimbulkan dari tangan kotor kita yang suka memencet-mencet jerawat
di wajah akan sulit tertutupi oleh make up yang super mahal dan tebal
sekalipun. Suatu ketika maka make up yang kita kenakan justru akan
memperparah infeksi wajah kita…
Sebenarnya tidak ada yang salah
dengan upaya menutup keburukan/aib. Karena insyaallah Dzat yang Maha
Mengetahui juga akan menutup aib kita di masa lalu. Cuma memang
semestinya bukan berhenti dalam make up saja. Tapi dengan juga “
mendidik “ tangan kita laiknya dalam kasus jerawat tadi dan perilaku
yang lain kita untuk memperbaiki kesalahan yang sudah pernah terjadi di
masa lalu. Keburukan yang sudah lalu pun kita tutup dengan membuka
halaman baru....
(Sebuah upaya mengikat makna untuk mengingatkan diri sendiri)
No comments:
Post a Comment