Momentum bulan Ramadhan adalah seolah-olah identik dengan bulan sedekah. Karena janji
Allah bahwa semua kebaikan pahalanya akan dilipatgandakan pada bulan ini, maka
seakan-akan sedekah menjadi lebih baik dilakukan di bulan ini. Padahal tentu
bukan berarti demikian. Oke,
mungkin itu masalah yang agak sedikit
berbeda dengan hal yang akan saya tulis di sini, walaupun ada persamaannya yaitu tentang sedekah.
Ya dengan momentum Ramadhan inilah, ide tulisan ini muncul.
Sedekah Sampah. Istilah sedekah sampah saya kutip dari leaflet sebuah masjid d
Yogyakarta. Ya dalam leaflet itu dikatakan bahwa “sampah” pun bisa menjadi
sedekah. Di masjid ini menerima pakaian pantas pantai, koran bekas, atau apapun
yang sudah tidak berguna bagi si pemiliknya (yang berarti bisa disebut sampah)
untuk dapat diberikan pada masjid yang akan mengubahnya / menyalurkannya untuk
yang membutuhkan. Sangat inspiratif.
Nah, terinspirasi dari hal tersebut, saya berpikir bahwa
sedekah sampah juga bisa diterapkan dalam arti yang sebenarnya. Sampah rumah
tangga yang sebenarnya yang ada di rumah
kita seperti botol minuman kemasan, kaleng, kertas, kardus, dll juga bisa disedekahkan untuk yang
membutuhkan. Ya menurut saya hal ini memang menjadi” sedikit merepotkan”.
Karena kita harus memilah sampah-sampah yang
ternyata masih punya nilai ekonomi ini dengan sampah lainnya. Sesuatu
yang selama ini malas kita kerjakan karena berpikir bahwa itu hanyalah pantas dikerjakan oleh pencari barang
bekas/pemulunhg saja.
Tapi menurut saya, dengan program dari dinas terkait untuk reuse (
memanfaatkan kembali), reduce (mengurangi
volume/jenis sampah) dan recycle (mendaur ulang) dari sampah maka
sebenarnya hal tersebut bisa kita kerjakan di rumah dengan mudah. Tidak harus
membutuhkan 2 atau 3 bak sampah dengan
warna yang berbeda: 1 untuk tempat sampah amnorganik dan satu lagi untuk sampah
yang organik seperti yang terlihat pada instansi sekolah, perkantoran dan
fasilitas kesehatan. Untuk tingkat rumah
tangga, cukup dengan menggunakan kresek bekas /kardus pun jadi.
Saat kita membuang sampah yang anorganik itu maka kita
kumpulkan dalam 1 tempat. Bila sudah terkumpul banyak maka tinggal kita
‘sedekahkan” pada pemulung/pencari barang bekas. Kita panggil si pemulung dan dengan senang hati akan
mengambilnya. Bila perlu kita cari informasi nomor telpon / HP si pencari
barang bekas. Sehingga saat kita perlu membuang sampah tadi maka kita tinggal
kirim pesan pendek (SMS) atau telpon saja.
Dalam momentum Ramadhan dan lebaran di kota kita ini, ada
kebiasaan masyarakat yang akan mengkonsumsi minuman kaleng, botol maupun gelas
plastik dalam jumlah yang diperkirakan lebih daripada biasanya. Sendirikan tempat sampahnya/ plastik kresek
untuk tempatnya.
Atau bisa juga dalam sebuah acara buka bersama, halal
bihalal, atau pesta di rumah/ tempat
gedung pertemuan, atau bahkan masjid, maka tinggal si pemilik hajat
memerintahkan orang di “belakang “ untuk memilah sampah. Bila acara sudah kelar,
nah saat itulah bisa kita panggil si pemulung untuk mengambilnya secara langsung atau lewat nomor HP nya.
Langsung beres.
Yang seringkali terjadi saat ini adalah pada saat acara masih berlangsung
maka pemulung sudah siap dengan karungnya dan mulai beroperasi. Hal ini membuat tidak nyaman. Saat sebagian orang
menikmati makanannya maka sebagian yang lain mengais sampahnya.
Sebenarnya program sedekah sampah akan menempatkan pemulung
dalam posisi yang lebih terhormat. Mengambil sampah yang sudah tidak berguna bagi pemiliknya,
saat acara sudah selesai dengan tidak merendahkan martabat kemanusiaannya.
Sebenarnya dalam
konsep ini keuntungan ada pada kedua belah pihak. Si pemilik sampah tidak perlu
repot membawa sampah anorganik itu ke tempat pembuangan sementara.Sementara Si
pemulung akan mendapat manfaat dari sampah tersebut untuk dijualnya kembali.
Dari penjualannya itu si Pemulung mendapatkan uang. Mungkin hal inilah yang mendasari konsep
sedekah sampah. Bila konsep sedekah sampah menjadi sebuah gerakan yang lebih
besar maka yakinlah bahwa banyak pihak akan merasakan keuntungannya.
Saatnya bagi kita untuk dapat berbagi dengan sesama
walaupun dengan sekedar sampah. Mudah-mudahan upaya kecil ini bisa mengurangi
volume sampah dan meningkatkan upaya pendaurulangan sampah kembali. Mari, bersedekah sampah!
·
·
Email : triastutisgtm004@gmail.com
·
No comments:
Post a Comment