KAIZEN
Istilah jepang untuk improvement
atau change for the better . Kombinasi antar mengambil yang baik dan
membuang yang buruk. Perilaku yang
sungguh sangat luar biasa. Karena dalam perilaku itu patokannya adalah sebuah
perubahan positif. Yang tentu saja hanya orang yang berjiwa besar saja yang sanggup untuk
melakukan. Pada orang dengan tipe seperti ini maka siapapun yang berkata tidak
terlalu penting. Yang terpenting adalah isinya. Ya kaizen menurutku tidak hanya bisa ditafsirkan untuk sesuatu
yang kelihatan secara fisik (tangible) tetapi juga untuk sesuatu sharing
pemikiran, informasi bahkan sebuah
value. Ya universal value. ....
Sebaliknya banyak orang dengan jiwa yang kerdil akan merasa
gengsi/ tidak level bila harus mengikuti
kebenaran perkataan seorang yang
posisinya sangat jauh di bawahnya. Bahkan untuk sekedar diskusi pun seringkali sudah tidak memungkinkan.
Sehingga kebenaran seringkali hanya
ditafsirkan sebagai sesuatu yang harus top down. Atas nama gengsi maka seringkali menutupi hal-hal indah tersebut dengan
permainan kata-kata yang memang jauh
lebih wah dan hebat daripada orang-orang yang secara struktural posisinya ada
di bawah. Dengan memakai bahasa dan istilah yang sulit dipahami menyatakan
hanya pendapat dia sajalah yang
paling benar dan sempurna.
Bagi yang pro dengan kaizen
tidak semua yang muncul
dari bawah/ kalangan yang dianggap tidak
beruntung itu salah, keliru dan tidak sempurna. Bahkan sering dalam banyak hal,
orang yang posisinya sangat tinggi seringkali
“kalah”jauh dalam hal pemaknaan hidup, penghayatan nilai-nilai dibanding teman-teman yang kita anggap seringkali tidak
beruntung dalam hal tertentu. Dari
merekalah justru sering munculnya
kebersihan niat dan ketulusan dalam bertindak. Tanpa pretensi. Sesuatu yang
sudah sangat langka dalam situasi sekarang....
Bagi orang yang pro kaizen
diskusi, brainstorming adalah pintu untuk mendapatkan yang terbaik. Dengan membuka pintu diskusi maka berarti semua sisi sudah dipertimbangkan plus
minusnya. Walau Keputusan
kadangkala memang tidak sesuai dengan
arus utama yang ada, tetapi
pertimbangan yang masuk dalam diskusi
yang egaliter menjadikan keputusan yang diambil sudah penuh pertimbangan. Tentu tetap jauh lebih
baik daripada keputusan sepihak yang
cenderung mengabaikan masukan dan
kritik. Pengecualian tentu saja dalam
hal ini. Khususnya dalam hal emergensi.
No comments:
Post a Comment