Kehadiran Gates baru-baru ini ke Indonesia entah kebetulan atau tidak maka
kehadirannya juga mendekati event hari kesehatan sedunia 7
April yang mengangkat tema mewaspadai
penyakit yang ditularkan oleh vektor – si makhluk kecil dengan ancaman besar
(small creature, big threat). Perhatian
Gates yang sangat besar pada penyakit demam berdarah (DBD) yang masih menjadi
masalah kesehatan di negara kita dan 100 negara lain di dunia menjadi magnitude tersendiri bagi pengendalian penyakit ini di Indonesia.
Apalagi penyakit yang ditularkan oleh vektor khususnya nyamuk menjadi salah
satu prioritas lembaga bentukannya itu.
Pada saat teknologi
informasi - dunia yang
digelutinya selama ini- bergerak sangat cepat dan menuntut perhatian penuhnya,
justru pada saat yang sama dia menaruh perhatian yang spesial terhadap
masalah-masalah kesehatan yang sering diabaikan oleh banyak pihak. Bahkan pada
saat kunjungannya ke Yogyakarta menyempatkan untuk mengunjungi dan melihat
langsung penelitian EDP (Elimination Dengue Project) dimana dikembangkan pendekatan baru untuk melawan
virus dengue melalui bakteri Wolbachia yang dikembangkan pada nyamuk Aedes.
Mengambil Pelajaran Baik
Bila Gates – dengan nature yang jauh dari urusan
penyakit/kesehatan memiliki perhatian
yang demikian besar untuk penyakit yang banyak terdapat di daerah tropis dan
subtropik itu maka semestinya semangat itu juga “menular” pada kita-kita yang
merupakan bagian dari tenaga kesehatan.
Biarlah Gates ikut berkontribusi dengan “caranya” sendiri
untuk memberi perhatian dan tentu saja
sumber pendanaan untuk mencari cara
dalam memberantas DBD melalui riset yang
butuh resources yang tidak sedikit (SDM dan dana). Kita dengan semangat yang ditularkan
Gates juga harus bisa melakukan sesuatu untuk memberikan kontribusi sesuai dengan
kemampuan kita. Bisa dalam bentuk aksi nyata kita dalam hal PSN
rutin, pemanfaatan dan pengembangan
teknologi tepat guna dalam hal
pencegahan DBD ini maupun “urun”
pemikiran dalam berbagai
kesempatan dan media.
Apa Yang Bisa Kita Lakukan ?
Bisa jadi perhatian Gates yang sangat besar itu dilatarbelakangi bahwa upaya yang ada dari pencegahan dan
pengendalian DBD dianggap masih belum memuaskan dunia.
Sedangkan vaksin dan obatnya sampai sekarang juga belum ada. Upaya dengan pengendalian vektor atau nyamuk dengan
cara-cara kimia (insektisida semprot)
dan larvasida selain mahal juga bisa jadi menimbulkan dampak lain,
khususnya bagi lingkungan. Sementara upaya lain seperti 3 M (menutup, menguras
penampungan air dan mengelola barang bekas) membutuhkan komitmen, konsistensi
dan kontinyuitas itu menjadi sulit karena menyangkut perilaku masyarakat
yang untuk mengubahnya tidak semudah membalik telapak tangan.
Berawal dari situ maka kita harus mengupayakan secara terus
menerus memahamkan kepada masyarakat
tentang bagaimana peran serta mereka dalam hal
pengendalian penyakit yang masih mempunyai angka kematian yang cukup
tinggi ini. Pertanyaan masyarakat tentang hubungan antara kegiatan 3M dan
hubungannya dalam penggulangan DBD juga harus dapat diterangkan dengan baik ke
masyarakat dengan berbagai media dan dalam berbagai kesempatan.
Upaya lain mewacanakan bahwa pemanfaatan teknologi tepat guna yang disebut sebagai “ Topi Anti DBD “ (TAD)
–sebuah penutup bagi penampung air seperti profil tank, drum atau yang lain
yang terbuat dari bahan yang tembus air dengan bantuan pengikat karet yang
dimodifikasi sedemikian rupa- menjadi sebuah alternatif bagi daerah yang sulit
air bersih. Memasyarakatkan TAD dan berusaha
mengembangkan penelitian lanjutan tentang bagaimana efektivitasnya dan
kemampuannya dalam menghalangi nyamuk untuk bisa bertelur di atas air menjadi sebuah kontribusi dalam hal P2 DBD.
Pada saat KIE DBD, petugas kesehatan seringkali hanya
memberi penekanan untuk PSN di dalam rumah, karena berpatokan dengan tempat
hidup yang disenangi oleh nyamuk Aedes aegypti. Padahal bila melihat nyamuk
penular yang sekunder (Aedes albopictus)
ternyata perindukannya juga berada di luar rumah. Sehingga bahwa ada pemikiran
bahwa dalam penanggulangan penyakit yang
ditularkan oleh vektor nyamuk, sebaiknya tidak menitikberatkan hanya salah
satu area yang harus dibersihkan/area
yang harus dilakukan PSN. Semua tempat yang potensial menjadi perindukan nyamuk
baik di dalam dan di luar rumah menjadi “satu paket target” untuk dilakukan
PSN. Jadi dengan penyamaan target untuk area PSN menjadikan keuntungan ganda.
Tidak hanya sekedar DBD yang teratasi tetapi juga penyakit lain yang ditularkan
oleh nyamuk lain seperti malaria, kaki gajah (filaria) maupun chikungunya.
Berbagai pendekatan pencegahan dan penanggulangan DBD yang
sederhana ini dan tentu juga hasil riset
dan hasil pemikiran dari para ilmuwan dan peneliti kelas dunia – seperti yang
Gates dukung- diharapkan akan dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematiannya
pada suatu ketika nanti. Semoga.