Friday, April 25, 2014

Bill Gates dan Penanggulangan DBD

Kehadiran Gates baru-baru ini ke Indonesia  entah kebetulan atau tidak maka kehadirannya  juga  mendekati event hari kesehatan sedunia 7 April yang  mengangkat tema mewaspadai penyakit yang ditularkan oleh vektor – si makhluk kecil dengan ancaman besar (small creature, big threat).  Perhatian Gates yang sangat besar pada penyakit demam berdarah (DBD) yang masih menjadi masalah kesehatan di negara kita dan 100 negara lain di dunia  menjadi magnitude tersendiri  bagi pengendalian penyakit ini di Indonesia. Apalagi penyakit yang ditularkan oleh vektor khususnya nyamuk menjadi salah satu prioritas  lembaga  bentukannya itu.
Pada saat teknologi  informasi  - dunia yang digelutinya selama ini- bergerak sangat cepat dan menuntut perhatian penuhnya, justru  pada saat yang sama dia  menaruh perhatian yang spesial terhadap masalah-masalah kesehatan yang sering diabaikan oleh banyak pihak. Bahkan pada saat kunjungannya ke Yogyakarta menyempatkan untuk mengunjungi dan melihat langsung penelitian EDP (Elimination Dengue Project) dimana  dikembangkan pendekatan baru untuk melawan virus dengue melalui bakteri Wolbachia yang dikembangkan pada nyamuk Aedes.
Mengambil Pelajaran Baik
Bila Gates – dengan nature yang jauh dari urusan penyakit/kesehatan memiliki   perhatian yang demikian besar untuk penyakit yang banyak terdapat di daerah tropis dan subtropik itu maka semestinya semangat itu juga “menular” pada kita-kita yang merupakan bagian dari  tenaga kesehatan.
Biarlah  Gates  ikut berkontribusi dengan “caranya” sendiri untuk  memberi perhatian dan tentu saja sumber pendanaan untuk mencari  cara dalam memberantas DBD  melalui riset yang butuh resources yang tidak sedikit (SDM dan dana). Kita dengan semangat yang ditularkan Gates juga harus bisa melakukan sesuatu untuk memberikan kontribusi  sesuai dengan  kemampuan kita. Bisa dalam bentuk aksi nyata kita dalam hal PSN rutin,  pemanfaatan dan pengembangan teknologi tepat guna  dalam hal pencegahan DBD ini maupun “urun”  pemikiran  dalam berbagai kesempatan dan media.
Apa Yang Bisa Kita Lakukan ?
Bisa jadi perhatian Gates yang sangat besar itu  dilatarbelakangi  bahwa upaya yang ada dari pencegahan dan pengendalian   DBD  dianggap masih belum memuaskan dunia. Sedangkan vaksin dan obatnya sampai sekarang juga belum ada. Upaya  dengan pengendalian vektor atau nyamuk dengan cara-cara kimia (insektisida semprot)  dan larvasida selain mahal juga bisa jadi menimbulkan dampak lain, khususnya bagi lingkungan. Sementara upaya lain seperti 3 M (menutup, menguras penampungan air dan mengelola barang bekas) membutuhkan komitmen, konsistensi dan kontinyuitas itu  menjadi  sulit karena menyangkut perilaku masyarakat yang untuk mengubahnya tidak semudah membalik telapak tangan.
Berawal dari situ maka kita harus mengupayakan secara terus menerus  memahamkan kepada masyarakat tentang bagaimana peran serta mereka dalam hal  pengendalian penyakit yang masih mempunyai angka kematian yang cukup tinggi ini. Pertanyaan masyarakat tentang hubungan antara kegiatan 3M dan hubungannya dalam penggulangan DBD juga harus dapat diterangkan dengan baik ke masyarakat dengan berbagai media dan dalam berbagai kesempatan. 
Upaya lain mewacanakan bahwa pemanfaatan  teknologi tepat guna  yang disebut sebagai “ Topi Anti DBD “ (TAD) –sebuah penutup bagi penampung air seperti profil tank, drum atau yang lain yang terbuat dari bahan yang tembus air dengan bantuan pengikat karet yang dimodifikasi sedemikian rupa- menjadi sebuah alternatif bagi daerah yang sulit air bersih. Memasyarakatkan TAD  dan berusaha mengembangkan penelitian lanjutan tentang bagaimana efektivitasnya dan kemampuannya dalam menghalangi nyamuk untuk bisa bertelur di atas air  menjadi sebuah kontribusi dalam hal P2 DBD.
Pada saat KIE DBD, petugas kesehatan seringkali hanya memberi penekanan untuk PSN di dalam rumah, karena berpatokan dengan tempat hidup yang disenangi oleh nyamuk Aedes aegypti. Padahal bila melihat nyamuk penular yang sekunder  (Aedes albopictus) ternyata perindukannya juga berada di luar rumah. Sehingga bahwa ada pemikiran bahwa  dalam penanggulangan penyakit yang ditularkan oleh vektor nyamuk, sebaiknya tidak menitikberatkan hanya salah satu  area yang harus dibersihkan/area yang harus dilakukan PSN. Semua tempat yang potensial menjadi perindukan nyamuk baik di dalam dan di luar rumah menjadi “satu paket target” untuk dilakukan PSN. Jadi dengan penyamaan target untuk area PSN menjadikan keuntungan ganda. Tidak hanya sekedar DBD yang teratasi tetapi juga penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk lain seperti malaria, kaki gajah (filaria) maupun chikungunya.
Berbagai pendekatan pencegahan dan penanggulangan DBD yang sederhana ini dan  tentu juga hasil riset dan hasil pemikiran dari para ilmuwan dan peneliti kelas dunia – seperti yang Gates dukung- diharapkan akan dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematiannya pada suatu ketika nanti.  Semoga.


No comments: