Sunday, August 9, 2015

Candu

Candu
Tangan kanannya memegang sebatang rokok. Sesekali diisapnya pelan lantas dibuangnya asapnya ..juga dengan perlahan. Matanya beberapa kali melihat ke arah pembicara atau layar di belakang pembicara…tetapi sekilas kuperhatikan beberapa kali menatap jauh.
Sebagian sudah masuk kamar masing2…tapi dari panggung yang agak tinggi di depan kamar mereka pembicara bisa melihat mereka tetap mengikuti acara ini walaupun hanya dari suara yang masuk ke pengeras suara lewat jendela terbuka yang terbuat dari jeruji besi . Sebagian yang sudah masuk kamar juga bersantai dengan rokok-rokok di tangannya.. ..kadang-kadang mereka tertawa lepas saat ada joke dari para pembicara atau ada situasi yang kelihatannya ‘dekat’ dengan kondisi mereka saat ini.
Sebagian yang lain tampak sibuk dengan makanannya. Mungkin sudah masuk waktu makan…. Karena mereka sudah stand by sejak pagi jadi ya bisa jadi wajar juga kalo saat jam menunjukkan hampir jam 1 siang maka mereka rame-rame makan sambil sesekali melihat layar. Sampai kadang –saat jeda sejenak- terdengar tawa ceria yang seolah tanpa beban.
Saat dipaparkan materi tentang narkoba , banyak sekali yang ikut komentar saat pembicara pertama menyampaiakan sesuatu. Bisa jadi karena mereka sangat akrab dengan barang-barang ini…. Yah kata petugas yang menjaga 90% mereka terkena narkoba . Informasi dan cerita dari petugas bahwa saat mereka ditanya kasus apa maka dengan ringan menjawab ‘kasus narkoba dengan BB (barang bukti) sekian dan sekian’. Ringan tanpa beban..
Memberikan pengetahuan buat orang yang sudah ada di dalam sini memang cukup baru bagiku. Sehingga reaksi yang ‘tidak biasa’ juga muncul saat pembicara menyampaikan materinya. Kengerian tentang hiv aids, sebagai materi kedua penyuluhan siang ini juga muncul dari sebagian besar peserta…..dilihat dari komentarnya saat mengikuti lembar demi lembar slide yang dipaparkan.
Mengamati dari jauh maka aku hanya bisa menduga-duga apa-apa yang kiranya ada di benak mereka. Karena selesai kegiatan ini pun tidak ada yang bertanya kepada pembicara. Mungkin sudah paham, paham sekali atau sebaliknya tidak tahu. Kembali menebak-nebak apa yang kira-kira akan tertinggal dalam benak mereka sepeninggal kami nanti. Kalo melihat proses sharing info tadi sebenarnya masih ada sebagian kecil dari mereka cukup antuasias. Tandanya meraka dekat dengan pembicara, tidak melakukan kegiatan sambilan yang akan memecah konsentrasi, serta mengikuti dengan seksama materi yang diberikan.
Aku jadi ingat saat pembicara dari sebuah badan menghabiskan 2 jam di depan meraka dan lanjut 1,5 jam lagi pembicara berikutnya di depan meraka. Mungkinkah hanya sekedar tambah pengetahuan yang tidak bepengaruh apa-apa dalam tindakan selanjutnya atau justru bisa menjadi ‘insight’ kecil yang akan membukakan jalan yang lebih luas bagi perubahan pemikiran mereka kelak di kemudian hari.
Tampaknya untuk menjadi yang terakhir, akan masih panjang ceritanya. Dibutuhkan kemauan kuat untuk bisa melepaskan dari hal-hal yang sudah menghegemoninya. Tertindas oleh sesuatu tetapi justru sangat menikmati . mereka tidak merasa ditindas. Bahkan sebagian dari mereka merasa happy-happy saja .
Aku melihat tawa ceria tanpa beban dan sikap easy going dengan rokok-rokok di tangannya di depan para tetamunya menjadikan makin benar tesis yang menyatakan rokok menjadi pintu awal narkoba. Apalagi saat ada yang nyeletuk saat pembicara menyampaikan hal demikian : “ wah nggak bisa kita lepas dari rokok bu kita ini…………..”wow ! sebuah fakta yang spertinya baru yang sangat menantang…. Sebenarnya bisa jadi fakta lama. Tapi tidak pernah terekspose. Atau sengaja ditutup-tutupi kali….
Yang juga sangat menyedihkan bahkan bagi penghuni yang hampir keluar sekalipun. Wanita-wanita yang hanya tinggal tunggu waktu bebas juga masih mengepit sebatang rokok di tangannya . Aku melihat fenomena ini cukup menyedihkan. Walaupun keluar tapi aku menduga akan masih sangat rentan dengan zat adiktif lain selain rokok….
Memang beda rokok dan narkoba juga sudah jelas. Bahwa rokok- sampai sekarang, - masih- dilegalkan oleh Negara, bahkan kerap kali diharapkan pemasukan cukainya; walaupun kita juga sama –sama tahu pengeluaran Negara akibat rokok jauh melampaui cukainya itu. Bahkan sampai berkali-kali lipatnya. Sedangkan narkoba sebaliknya illegal. Tapi ingat bahwa banyak hubungan antara keduanya: keduanya zat adiktif (candu) yang biasanya diawali dengan ketergantungan yang ringan dulu (yaitu rokok). Walaupun dianggap debatable bagi yang kontra tobacco control tapi sudah sangat jelas bahwa hampir semua pemakai narkoba diawali dengan menjadi perokok terlebih dahulu.
Terlepas dari itu semua, maka semua dari mereka adalah sama seperti aku, perempuan. Mungkin sebagian dari mereka adalah ibu, calon ibu atau bahkan seorang istri. Sungguh berat sekali derita yang ditanggung. Ya candu telah merampas semuanya. ..Semoga ini akhir dari kepahitan yang akan berbuah manis pada akhirnya. Semoga mereka menjadi terakhir. Tidak untuk generasi anak dan cucu di bawah nya. Saat itu diucapkan dan ditanyakan pada mereka “sebuah komitmen untuk menjadi terakhir” maka ada hening sejenak yang membuat aku merasa merinding.
Perjalanan masih sangat panjang………….
Astaghfirullah.…jauhkan kami semua dari perbuatan yang tidak Engkau sukai ya Allah….

No comments: