SInergi Minimal dalam
Menyiapkan Generasi
Melihat dan membaca berita belakangan dimana anak SMP
dianiaya oleh teman2 nya anak SMA yang jumlahnya belasan menimbulkan
keprihatinan mendalam. Peristiwa itu dapat menjadi refleksi bagi kita semua,
utamanya orang tua .
Tulisan ini adalah rangkuman saya saat menghadiri acara
parenting Sinergi Rumah, Sekolah &
masjid dalam Menyiapkan Generasi Handal di Masa Depan yang diselenggarakan di Masjid Al-Hikmah ,
Surabaya(23 Maret 2019). Sebagian saya tambah sendiri yang insyaallah tidak
mengubah makna. Tapi ada kemungkinan
kekurangan –karena hanya sesuai
penerimaan saya. Saya tidak merekam. Hanya sesekali memfoto dari jauh.
Dr (HC) Ir. Abdul Kadir Baraja:
Bekal anak untuk menyongsong masa depan :
1.
Akhlak --- diharapkan kelak saat menjadi orang dewasa akan dicintai Allah dan Rasulnya --- bila
dicintai allah dan rasul berarti adalah ahli surga---percaya adanya kehidupan
lain yang menanti pasca kematian (
sebuah keniscayaan ) ---- komentar saya :
sangat tidak adil bila tanpa kehidupan pasca kematian di dunia, karena
ternyata di dunia banyak ketidakadilan.
2.
Ilmu
----saat dewasa akan dicintai
oleh banyak orang ; karena dengan
ilmunya akan mudah menyelesaikan problema kehidupan—ilmu yang bermanfaat buat masyarakat /banyak orang--- ada
kepuasan dan pahala. ---2 hal ini yang akan membuat orang menjadi bahagia
Hal-hal
yang menyenangkan TIDAK OTOMATIS
membahagiakan
Prof. Dr. Muchlas Samani, MPd
·
“ Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya “(Sayidina Ali)
·
Era industry
4,0--- jatuhnya sekitar tahun
2035—sudah harus bersiap sekarang.
Karena bercermin ke Singapura yang sudah sangat maju pola pendidikannya
aja ingin mereformasi sistem pendidikannya mulai tahun 2025
·
WAktu dalam 1 hari ada 24 jam; 06.30 s/d
16.00 di sekolah (9,5 jam)---sisanya di
rumah/lingkungan termasuk masjid
·
Bila ingin membentuk generasi handal maka Metafor yang pas : ibarat main tarik tambang. Bila ingin menang maka
harus kuat, bersama-sama dan arah tarikannya harus sama . Bila ada yang tidak sinergi
maka justru itulah titik lemahnya.
·
Sinergi/kesamaan langkah dan kesamaan
pandang harus ada---supaya anak tidak split personality
·
Ada rahasia Shanghai (Shanghai secret) :mutu
pendidikan bagus karena sekolah melibbatkan orangtua dalam pendidikan ; comment : di tempat kita sebenranya juga
sudah. Ada komite sekolah –mungkin belum optimal kali.
·
bahkan juga Vietnam (Negara yang “dibawah
kita”) kenyataannya sistem pendidikannya
juga sangat bagus karena melibatkan ortu .---kabarnya sdh menyalip Indonesia ,
bahkan Australia…
·
Menyamakan Visi anatara Ortu dan sekolah --- my
comment : disini banyak sekali kasus
ortu tidak percaya pada seolah atau guru bahkan kadang banyak yang dilaporkan
·
Guru Menjadi pilar utama (sehingga komunikasi
dengan guru/ustadz/ustadzahnya –bagian yang cukup penting ) --- comment :Biasanya sudah Ada WA group juga
--- bisa jadi jembatan
·
Can Singapura fail ? apakah Singapura bisa gagal ? --ini kecemasan Negara itu terhadap generasi
mudanya. Comment : di sana aja sdh pada
resah, masa kita yang disini tenang2 aja dengan karakter anak, passion anak dll
·
Belajar dari sistem yang sudah mapan ( Persia =208 tahun; Romawi 207 years;
Ottoman =250 tahun; Spain =250 y;
Inggris ==250 y)—ada yang sempat tercatat nih
·
Joyfull (kegembiraan yang berlebihan ) ? ---
menyebabkan anak kurang mau berusaha keras.
·
Disaat orang tua dalam posisi yang sudah sangat
mapan – maka biasanya akan melahirkan anak-anak yang kurang struggle ---
comment : pernah dengar sih semestinya anak bisa diberikan kesulitan yang terukur / artificial….
·
Mengapa ada sebagain anak yang sukses dan
sebagian lain gagal ?
·
Intinya : membangun pengasuhan
(anak sendiri sudah membaa bakat juga) ---sehingga diharapkan
muncul karakter positif –misalnya
resilience, GRIT etc
·
Ketangguhan/ ketahanan intinya membangun karakter supaya tidak mudah
mutung / tidak gampang menyerah dll
·
Ini
konten local al Hikmah : Tagline
berbudi dan berprestasi ---sudah tepat ; jangan dibalik berprestasi dulu
baru berbudi. Akhlak mendahului ilmu
·
Pertanyaan nya bagaimana cara membangun karakter positif ??? Kembali pada sinergi
tadi…
·
Penanaman
nilai kejujuran –sehingga kejujuran menjadi terinternalisasi --- comment
patuh bukan karena si A, B, polisi, guru saja, ustadz saja , ortu saja dll
--- tapi ada Allah sang Maha Mengawasi. Bila kita
tidak melihat Allah maka yakinlah bahwa Allah Melihat Kita
Kesimpulan saya : Sinergi Rumah, sekolah dan masjid atau katakanlah secara luas
sebagai tempat ibadah sebenarnya adalah
sinergi MINIMAL yang harus ada dalam
mendidik anak sekarang .
Bisa jadi juga dibutuhkan lingkungan yang lebih luas : RT,
RW, kampong, Negara, bahkan dunia baik nyata maupun maya. Borderless
world : dunia tanpa batas –menjadi tantangan tersendiri.
Sosial Media dan
beragam konten yang berada di tangan ---menjadikan
tugas pengasuhan menjadi lebih berat.
Note : Tulisan ini hanya kepengin sharing apa yang sdh di
dapat--siapa tahu ada manfaatnya bagi
yang lain. Harapannya samoga anak-anak kita semua dan semua generasi penerus menjadi berakhlak baik, berilmu tinggi
. Jadi ingat kata-kata Bang Dahnil Anzar Simanjuntak yang beliau kutip …eh lupa sumbernya:
semurni-murninya Tauhid, setinggi-tinggi ilmu pengetahuan dan
sepintar-pintarnya siyasah …..
Wallahu a’lam bish shawab
No comments:
Post a Comment