Monday, July 29, 2019

SInergi Minimal dalam Menyiapkan Generasi



SInergi  Minimal dalam Menyiapkan Generasi
Melihat dan membaca berita belakangan dimana anak SMP dianiaya oleh teman2 nya anak SMA yang jumlahnya belasan menimbulkan keprihatinan mendalam.  Peristiwa  itu dapat menjadi refleksi bagi kita semua, utamanya orang tua .
Tulisan ini adalah rangkuman saya saat menghadiri acara parenting Sinergi Rumah, Sekolah &  masjid dalam Menyiapkan Generasi Handal di Masa Depan  yang diselenggarakan di Masjid Al-Hikmah , Surabaya(23 Maret 2019). Sebagian saya tambah sendiri yang insyaallah tidak mengubah makna.  Tapi ada kemungkinan kekurangan –karena  hanya sesuai penerimaan saya. Saya tidak merekam. Hanya sesekali memfoto dari jauh.
Dr (HC) Ir. Abdul Kadir Baraja:
Bekal anak untuk menyongsong masa depan  :
1.       Akhlak --- diharapkan kelak   saat menjadi orang dewasa  akan dicintai Allah dan Rasulnya --- bila dicintai allah dan rasul berarti adalah ahli surga---percaya adanya kehidupan lain yang menanti pasca kematian  ( sebuah keniscayaan ) ---- komentar saya :  sangat tidak adil bila tanpa kehidupan pasca kematian di dunia, karena ternyata di dunia  banyak ketidakadilan.
2.       Ilmu  ----saat dewasa  akan dicintai oleh banyak orang ; karena  dengan ilmunya akan mudah menyelesaikan problema kehidupan—ilmu yang bermanfaat  buat masyarakat /banyak orang--- ada kepuasan  dan pahala.  ---2 hal ini yang akan membuat  orang menjadi bahagia
Hal-hal  yang menyenangkan  TIDAK OTOMATIS membahagiakan
Prof. Dr. Muchlas Samani, MPd
·       “ Didiklah anakmu sesuai  dengan jamannya “(Sayidina Ali)
·       Era industry  4,0--- jatuhnya  sekitar tahun 2035—sudah harus bersiap sekarang.  Karena bercermin ke Singapura yang sudah sangat maju pola pendidikannya aja ingin mereformasi sistem pendidikannya mulai tahun 2025
·       WAktu dalam 1 hari ada 24 jam; 06.30 s/d 16.00  di sekolah (9,5 jam)---sisanya di rumah/lingkungan termasuk masjid
·       Bila ingin membentuk  generasi handal maka Metafor yang pas :  ibarat  main tarik tambang. Bila ingin menang maka harus kuat, bersama-sama dan arah tarikannya harus sama . Bila ada yang tidak sinergi maka justru itulah titik lemahnya.
·       Sinergi/kesamaan langkah dan kesamaan pandang  harus ada---supaya anak  tidak split personality
·       Ada rahasia Shanghai (Shanghai secret) :mutu pendidikan bagus karena sekolah melibbatkan orangtua dalam pendidikan ;   comment : di tempat kita sebenranya juga sudah. Ada komite sekolah –mungkin belum optimal kali.
·       bahkan juga Vietnam (Negara yang “dibawah kita”)  kenyataannya sistem pendidikannya juga sangat bagus karena melibatkan ortu .---kabarnya sdh menyalip Indonesia , bahkan Australia…
·       Menyamakan Visi anatara Ortu dan sekolah --- my comment :  disini banyak sekali kasus ortu tidak percaya pada seolah atau guru bahkan kadang banyak yang dilaporkan
·       Guru Menjadi pilar utama (sehingga komunikasi dengan guru/ustadz/ustadzahnya –bagian yang cukup penting ) ---   comment :Biasanya sudah Ada WA group juga --- bisa jadi jembatan
·       Can Singapura fail  ? apakah Singapura bisa gagal ?  --ini kecemasan Negara itu terhadap generasi mudanya.  Comment : di sana aja sdh pada resah, masa kita yang disini tenang2 aja dengan karakter anak,  passion anak dll
·       Belajar dari sistem yang sudah mapan  ( Persia =208 tahun; Romawi 207 years; Ottoman =250 tahun;  Spain =250 y; Inggris ==250 y)—ada yang sempat tercatat nih
·       Joyfull (kegembiraan yang berlebihan ) ? --- menyebabkan anak kurang mau berusaha keras.
·       Disaat orang tua dalam posisi yang sudah sangat mapan – maka biasanya akan melahirkan anak-anak yang kurang struggle --- comment : pernah dengar sih semestinya anak bisa diberikan kesulitan yang  terukur / artificial….
·       Mengapa ada sebagain anak yang sukses dan sebagian lain gagal ?
·       Intinya : membangun  pengasuhan  (anak sendiri sudah membaa bakat juga) ---sehingga diharapkan muncul  karakter positif –misalnya resilience, GRIT  etc
·       Ketangguhan/ ketahanan  intinya membangun karakter supaya tidak mudah mutung / tidak gampang menyerah dll
·       Ini  konten local al Hikmah : Tagline  berbudi dan berprestasi ---sudah tepat ; jangan dibalik berprestasi dulu baru berbudi. Akhlak mendahului ilmu
·       Pertanyaan nya bagaimana cara membangun  karakter positif ??? Kembali pada sinergi tadi…
·       Penanaman  nilai kejujuran –sehingga kejujuran menjadi terinternalisasi --- comment patuh bukan karena si A, B, polisi, guru saja, ustadz saja , ortu saja dll ---  tapi   ada Allah sang Maha Mengawasi. Bila kita tidak melihat Allah maka yakinlah bahwa Allah Melihat Kita
Kesimpulan saya : Sinergi Rumah, sekolah  dan masjid atau katakanlah secara luas sebagai  tempat ibadah sebenarnya adalah sinergi  MINIMAL yang harus ada dalam mendidik anak sekarang .
Bisa jadi juga dibutuhkan lingkungan yang lebih luas : RT, RW, kampong, Negara, bahkan dunia baik nyata maupun maya.  Borderless world : dunia tanpa batas –menjadi tantangan tersendiri.
 Sosial Media dan beragam konten  yang berada di tangan ---menjadikan tugas pengasuhan menjadi lebih berat. 
Note : Tulisan ini hanya kepengin sharing apa yang sdh di dapat--siapa tahu ada manfaatnya  bagi yang lain.   Harapannya  samoga anak-anak kita semua dan  semua generasi penerus   menjadi berakhlak baik, berilmu tinggi .  Jadi ingat  kata-kata Bang Dahnil Anzar Simanjuntak  yang beliau kutip …eh lupa sumbernya: semurni-murninya Tauhid, setinggi-tinggi ilmu pengetahuan dan sepintar-pintarnya siyasah …..
Wallahu a’lam bish shawab

No comments: