Wednesday, January 29, 2020

Alah Bisa Karena Terpaksa


Dalam sebuah kesempatan aku berbincang dengan seorang dokter yang kesehariannya hanya tidur dalam waktu yang sangat singkat dibandingkan dengan orang lain. Hanya sekitar 4 -5 jam. Bandingkan dengan orang pada umumnya yang membutuhkan waktu sekitar 8 jam-an per hari.
Rata-rata karena "dipaksa" oleh keadaan seperti karena karakteristik pekerjaan dan ritme pekerjaan maka lama-lama akhirnya menjadi biasa dan kebiasaan.
Pembiasaan yaitu sebuah proses yang dilalui untuk menjadi biasa menurutku bisa karena dua sebab. Yang pertama memang karena kesadaran dan ini biasanya motivasinya dri dalam diri sendiri serta yang dari "luar" alias karena dipaksa atau terpaksa oleh sebuab situasi atau siatem yang ada.
Punya kenalan yang putranya bisa berjam-jam duduk di meja belajarnya. Istirahat hanya saat makan, minum dan shalat saja. Dia memiliki motivasi yang sangat kuat untuk mengetahui sesuatu ( rasa keingintahuan atau penasarannya). Akhirnya menjadi sebuah kebiasaan.
Sementara di sisi lain ada banyak orang karena merasa terpaksa atau dipaksa maka akan patuh pada aturan.
Bila dijalan maka ada CCTV yang mengawasi secara terus menerus para pelanggar lalu lintas. Maka adanya sistem ini seolah memaksa para pengendara untuk menjadi patuh.
Begitu juga banyaknya sistem yang diterapkan di tempat kerja dibuat untuk memaksa para pegawainya supaya menjadi biasa.
Hal-hal ini sering terkait dan berhubungan dengan perilaku menjadikan proses perubahan ini seringkali mengalami penolakan .
Semestinya alur yang diharapkan adalah dari terpaksa atau dipaksa menjadi biasa dan ujungnya diharapkan menjadi bisa.
Namun namanya juga manusia maka proses ini tidak selalu berjalan mulus. Keterpaksaan yang dirasakan secara terus menerus tanpa diiringi dengan kesadaran untuk merasa perlu berubah, seringkali menjadikan pertarungan dan konflik tak berkesudahan pada diri sendiri.
Orang yang merasa sudah PW pada zona nyamannya biasanya akan malas untuk berubah...dan rata-rata akan memilih menjadi outlier yang ada di ekstrim kanan atah kiri dari sebuah kurva normal. Biasanya akan menjadi istimewa perilakunya yang membutuhkan perhatian lebih dari siapapun pimpinannya.
Sebaliknya, pada orang yang menjadikan keterpaksaan menjadi trigger untuk berubah secara positif , biasanya adalah orang adaptif. Mereka biasanya berpikiran terbuka, yang siap berubah. Bagi golongan ini...perubahan adalah sesuatu yang pasti akan terjadi. Pilihannya hanya 2 yaitu berubah atau punah! Dengan bahasa lain juga bahwa berhenti sama dengan mati. Bagibholongan ini, tidak masalah jika alah bisa karena terpaksa atau dipaksa.
Ya perubahan adalah sesuatu yang niscaya. Dunia berubah setiap saat. Juga kita. Dalam setiap detiknya maka usia akan merambat naik dan jatah usia pun semakin menyempit. Semoga selalu diberikan kekuatan untuk berubah menjadi lebih baik. Tentu saja dalam pandangan Sang Pemilik Semesta Raya ini. Bukan hanya sekedar pandangan sesama semata. Semoga

No comments: