Wednesday, January 29, 2020

Fasilitas Penunjang Menuju dan di Tempat Wisata


Selain keindahan, keunikan, keasrian, kebersihan, kecanggihan, kecantikan, keeksotikan dll, maka ketersediaan fasilitas pendukung di tempat wisata atau bahkan saat menuju tempat wisata sangatlah penting. Rest area, juga terminal bus, terminal penyebrangan dan terminal bandara menjadi satu kesatuan. Bagiku ketersediaan air bersih, mushola dan toilet menjadi utama. Walaupun juga ketersediaan kawasan tanpa rokok atau terbatas merokok juga juga cukup penting
Tapi kadang-kadang hanya unsur-unsur yang terlihat saja yang dipenuhi si pengelola. Hiasan2 atau apalah yang sifatnya menpercantik saja. Tapi hal - hal yang penting juga walaupun hanya sekedar penunjang seringkali diabaikan.
Toilet
Wisata indoor seperti museum, mall rata2 toilet sudah termasuk yang disediakan secara khusus. Jadi bangunannya permanen dan air juga tersedia. Paling hanya kebersihan saja yang sering jadi masalah.
Untuk wisata outdoor ketersediaan toilet seringkali sangat bermasalah
Wisata ke Bromo sekitar 2 tahun lalu menyisakan keprihatinan. Memang bisa dimaklumi membangun toilet di daerah pegunungan juga bukannya mudah. Belajar dari banyaknya jamban menganggur pada beberapa daerah akibat tidak ada sumber air menjadikan ketersediaan toilet seringkali tidak memenuhi rasio saat didampingkan dengan jumlah pengunjung apalagi saat peak season.
Tapi kupikir sebagai destinasi tingkat dunia atau setidaknya unggulan.lah maka Pemda nya mesti berpikir untuk.menempatkan TOILET dari KONTAINER atau yang sejenis khususnya saat hari2 libur panjang.
Saat itu ( entah sekarang) antrian wisatawan mengantri toilet yang karena sangling banyaknya akhirnya dibuatlah sekat2 hanya dari seng bekas yang itupun jika jongkok masih bisa menyapa tetangga kanan kirinya tanpa penutup di bagiaan belakangnya ( risih kan... tapi kalo udah kebelet mau apa)... sementara di sebelah kiri ada seorang turis asing yang terpaksa juga ikut mengantti. Untuk masuk masuk kawasan ini ( toilet deret yang terbuka ini) ada 'pintu' di luarnya yang dijaga petugas yang akan meloloskan 1 kelompok untuk sama2 melepas hajat di tempat terbuka itu. Sebenarnya ini adalah halaman belakang dari gedung toilet yang sebenarnya. Berbentuk segi.empat. Jadi katakan dinding belakang toilet jadi penghalang di satu sisi. Sementara sebelah depannya adalah bukit. Sisi lainnya adalah pagar seadanya dan satuny adalah 'pintu' yanh ada petugas jaganya.... ( kebayang kan ... betapa memprihatinkannya)...
Bila didarat saranku adalah Toilet kontainer.
Untik di daerah perairan seperti di pulau terpencil mungkin bisa sudah mulai dipikirkan juga bagajmana jalan keluarnya. Saat peak season destinasi Derawan dan Maratua di Kaltim juga sangat ramai. Terdapat beberapa pulau pendukung di sekitar destinasi dunia itu. Ketersediaan toilet yang layak perlu juga dipikirkan termasuk air pendukungnya seperti di area Haji mangkuk dll.
Khusus area outdoor seperti Dieng ( antara Banjarnegara atau Wonosobo) ketersediaan toilet lumayan banyak dan tersebar.
Di Dieng ajakan dan peringatan untuk jaga kebersihan juga cukup banyak. Tempat sampah tetsegia hampir di setiap sudut bahkan di dekat telaga warna, Juga di dekat kawah padahal itu daerah terbuka dengan areal yang sangat luas.
Mushola
Untuk mushola memang sering jadi masalah khusus di mall. Rata2 nushola ditaruh di basement dekat parkiran mobil. Nyempil dengan luasan yang ala kadarnya. Beberapa waktu terakhir mushola sudah dibangun lebih layak. Karpet premium, wangi, air lancar dan bersih dengan tempat wudhu dan toiletnyA.
Tapi untuk kebersihan dan kerapian mushola tergantung si pengelolanya juga sih. Ini sifatnya temporer sekali bila tanpa sistem yang baik. Karena dengan berjubelnya atau cepat bergantinya pengunjung praktis dibutuhkan kontrol yang ketat dengan melibatkan pengunjung.
Pernah mampir di sebuah rest area arah Surabaya ke Semarangv( memang ini hanya tempat istirahat sebentar ). Namanya rest area maka semua tetek bengek penunjang tersedia. Biasanya kita ke sini saat sudah penat di dalam mobil berjam-jam. Istirahat dan 'ngeluk boyok' serta merem sedikit. Pom bensin, kantin atau foodcourt, toko kebutuhan sehari- hari, toilet, dan mushola. Yang paling mengenaskan fasilitas adalah mushola. Mukena sudah lembab cenderung basah bergulung2 di lantai bercampur dengan botol air mineral yang terguling, yang masih terdapat sisa air di dalamnya. Debu menempel sangat lekat di lantainya hampir tidak tersentuh pel atau sapu. Juga nampak sajadahnya sudah lengket dengan bau asem. Memang bisa jadi berganti gantinya pengunjung menyebabkan mukena hampir tidak sempat 'istirahat'. Tapi banyaknya sampah di sekitarnya menandakan bahwa pengunjung cenderung kurang ikut menjaga kebersihan dan kerapiannya. Menurutku sih hal ini dapat diatasi dengan:
#Pengelola memasukkan semua fasiliatas penunjang dalam sistem terpadu kenyamanan rest area, terminal atau ruang tunggu. Jadi tetap tanggung jawab pengelola. Pengelola bisa menunjuk 1 petugas khusus untuk area toilet dan mushola.
#Pengelola menyediakan tempat sampah yang cukup di sekitar toilet dan mushola.
#Pengelola bila perlu menyediakan alat kebersihan (sapu) di sekitar mushola. Bisa dimanfaatkan oleh pengunjung saat mendapati lantai yang kotor.
#Pengelola menuliskan peringatan atau ajakan untuk ikut menjaga kebersihan bagi para musafir atau pengunjung.
Khusus untuk kita para musafir dan atau pengunjung :
@untuk ikut menjaga kebersihan ( pengunjung jangan membuang sampah, bekas makanan atau minuman, tisuue, dll).
@untuk ikut mematikan kran air yang masih mengalir, saat sudah tidak dipakai lagi.
Wisata memang bukan kebutuhan utama tapi sedang dan bahkan sudah bergeser pelan-pelan menuju ke sana karena tingginya stresss dalam kehidupan sehari- hari. Wisata menjadi salah satu cara untuk menyalurkan kepenatan. Sehingga tempat wisata dan jalan menuju ke sananya termasuk fasilitas pendukungbya perlu juga dibuat dengan sungguh2.
Saat kegiatan eknomi banyak lesu akhir2 ini, wisata diyakini dapat menjadi salah satu yang dapat menjadi penggerak dan punya efek ikutan yang seabrek. Wajar bila setiap daerah berlomba-lomba menawarkannya....

No comments: