Friday, January 10, 2020

Rumah Sebagai Tempat Pertama & Utama dalam Menyiapkan Pemimpin Masa Depan

Poin-Poin Sesi Parenting di Sekolah Al-Hikmah:
Rumah Sebagai Tempat Pertama & Utama dalam Menyiapkan Pemimpin Masa Depan
Oleh Ust. Rofi Munawar, Lc
(tahun 2019)
• Kepemimpinan ---sebuah tema besar
• Isinya : kepeloporan serta memproduksi kebaikan (kebijakan yang baik untuk masyarakat)
• Pada dasarnya semua dari kita diciptakan untuk menjadi pemimpin. Minimal memimpin diri sendiri
• Rumah itulah sebagai tempat pertama dan utama dalam mengasah kepemimpinan itu. Banyak dicontohkan dalam kisah para nabi, sahabat dan alim ulama jaman dulu; melalui keteladanan dan perkataan baik
• Jalur Pendidikan – juga menjadi tempat persemaian untuk menjadi pemimpin
• Pendidikan menurut UNESCO (badan PBB yang mengurusi pendidikan ) ada 4 pilar :
• 1. Learning to know (belajar untuk tahu =sebatas pengetahuan)
• 2. Learning to do (belajar untuk mengerjakan )
• 3. Learning to be (belajar untuk menjadi)
• 4. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)
‐‐‐-----‐-‐----‐-----‐--------------------------------------------
Komentar tentang hal ini :
Pemimpin masa depan apakah dilahirkan atau dibentuk ? Selalu perdebatan mengarah ke sana. ( setidaknya aku jadi mengingat pertanyaan teman puluhan tahun lalu, yang disampaikan di depan sebuah masjid). Temanku yang terlahir dari keluarga akademisi yang sangat kental mengajakku berbincang tentang hal berat ini.
Sekarang tema ini memberi kesimpulan bahwa setiap anak dilahirkan berpotensi untuk bisa menjadi apa saja termasuk menjadi seorang pemimpin. Lingkungan awalnya ( baca : rumah) menjadi tempat penyemaian awal yang akan memolesnya menjadi apa kelak.
Jauh sebelum itu memang Islam mengajarkan bahwa penyiapan generasi dimulai dari penyiapan bibit dari calon orangtuanya (artinya ada faktor konstitusi) di dalamnya.
Selanjutnya banyak sekali determinan yang berpengaruh. Mulai kehamilan, kelahiran, masa penyusuan, batita sebagai yang sekarang dikenal sebagai 1000 hari masa emas.
Lanjut masa- masa sekolah. Tentu juga pengaruh dari teman dekat dan lingkungan sekitar terdekat.
Sementara lingkungan jauhnya ( setelah era internet ) ini juga bisa menjadi yang terdekat saat akses melihat dunia ada dalam genggaman.
Bagiku menjadi pemimpin itu tidak identik harus menjadi tokoh terkenal yang masuk TV terus setiap saat. Atau katakan orang yang keputusannya akan mempengaruhi hajat banyak orang seperti kepala instansi, kepala dinas, lurah, camat, bupati, walikota, gubernur atau bahkn presiden.
Memang kalau jabatan seperti di atas pastilah memang Seorang atasan lah, walaupun dalam hal ini banyak juga yang membedakan serta membandingkan antara leader dan manager.
Kalau manager: bisa jadi masih ada yang mengkomando lagi. Yaitu bisa jadi para pemegang saham atau siapa yang lebih berkuasa dari dia.
Seorang true leader memang lebih berat "persyaratannya". Dia dilahirkan bahkan dibentuk dengan proses yang tidak main-main. Ibarat mau menghasilkan santan maka sebuah kelapa akan dijatuhkan dari ketinggian dulu. Habis itu dirobek2 sabut kelapanya, kemudian di"keplak" batok kelapanya, dicungkil buahnya menjadi kelapa yang siap diparut. Setelah diparut baru dicampur air dan diremas- remas untuk mengeluarkan santan kanil nya.
Ya untuk "menjadi seseorang" memang bukan mudah. Aku akhirnya berpendapat bahwa pemimpin bisa jadi kombinasi dari keduanya. Dilahirkan sebagai perwujudan genetiknya. Dan dibentuk oleh lingkungannya. Dan akan menjadi terlihat setelah dia "menjadi". Butuh kerjasama antara semua komponen terkait...
Bisa jadi antara kedua orangtua ayah dan ibunya, antara keluarga besarnya, orangtua dan sekolah, antara sesama orangtua walimurid dst... ini hanyalah sebuah upaya dalam proses panjang untuk "menjadi"
Semoga kelak anak kita menjadi pemimpin minimal bagi diri dan keluarganya. Setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya dan setiap kita menjadi pemimpin atas diri kita sendiri. Masih panjang sekali tahapannya sampai ke titik itu. Semoga Allah swt menjaganya...kita hanya bisa membersamai dan mendoakannya bagi anak kita. Juga bagi kita sendiri sudah harus menyiapkan jawaban saatnya kita "ditanya" nanti...
Wallahu alam bishawab.

No comments: