Sore ini menemani anak melihat acara favoritnya. Air crash investigation, di sebuah stasiun televisi. Menurutku, Ini acara yang sangat bagus. Recommended.
Acara ini akan menginvestigasi apa saja penyebab kecelakaan dan faktor apa yang yang mempengaruhinya.
Jadi setting acaranya adalah menampilkan peristiwa kecelakaannya. Habis itu mundur ke belakang untuk investigasinya. Selang seling antara penjelasan dari pihak yang menginvestigasi dengan gambaran simulasi dalam gambar bergerak seperti senyatanya.
Mulai dari rekaman suara terakhir yang terdengar kokpit. Sambil dicocokkan dengan data lain- lain yang tersedia.
Setelah itu dilakukan simulasi mulai take off sampai saat kecelakaan. Di ketinggian berapa dan bagaimana detik-detik peristiwa sebelum kecelakaan itu terjadi. Juga digambarkan situasi tempat terjadinya kecelakaan, berapa jauh dari landasan terdekat, bagaimana medannya dan topografi.
Beberapa yang pernah aku lihat sebelumnya adalah karena ada kesalahan atau kekurangan pada desain.
Sore ini sangat menarik. Selain karena kejadiannya di Indonesia di daerah Oksibil, pegunungan Bintang, Papua. Bagiku ini terasa sangat dekat karena selama menemani si kecil rata-rata kasusnya dari luar. Yang jelas pernah naik maskapainya juga dengan rute berbeda.
Seorang pilot dan Copilot yang sangat berpengalaman ( dan sudah pernah atau bahkan beberapa kali menerbangkan pesawat ke arah sana). Namun naas hari itu kabut cukup tebal. Tapi si pilot menerbangkan pesawat dengan penuh percaya diri. Dia juga terlihat rileks, sempat ngobrol dengan copilot. Penumpang di belakang yang penuh juga digambarkan sangat rileks.
Tiba-tiba, pesawat menabrak bukit dan terbakar. Pesawat pecah berkeping-keping. Yang mengherankan adalah tidak ada sesuatu seperti suara yang aneh saat menjelang kecelakaan. Biasanya menjelang atau detik-detik kecelakaan maka ada suara pilot atau copilot yang bisa panik atau bisa juga seruan minta pertolongan pada Tuhan. Jadi ingat sebuah materi pada pelatihan ESQ leadership yaitu kecelakaan pesawat Garuda yang mendarat darurat di sungai bengawan Solo, setelah mengalami kedaruratan di langit. Pada saat itulah ucapan kepasrahan dari seorang pilot setelah mengarahkan semua kemampuannya membuat peristiwa memakan korban yang sangat minimal. Luar biasa.
Kembali pada kasus yang di Oksibil, maka pilot dan copilot sepertinya tidak ada upaya apapun sesaat sebelum kecelakaan. Termasuk tidak ada peringatan dari alat- alat modern di kokpit itu. Sesuatu yang aneh.
Setelah diinvestigasi dengan simulasi dan menelusuri semua laporan sebelumnya yang tertulis maupun berasal dari copilot lain yang penah terbang bersama maka ditemukan temuan yang tidak disangka -sangka.
Bahwa si pilot punya "perilaku" atau mungkin sudah jadi kebiasaan mematikan alat yang bertugas memberi peringatan. Yang berada di sebelah atas dari kepala pilot.
Alat pemberi peringatan dianggap sering mengganggu karena dianggap peringatannya seringkali palsu. Jadi itu dianggap sebagai noise yang pantas diabaikan. Akhirnya dimatikan lah alat itu. Sehingga ada alat yang tidak berfungsi karena powernya dimatikan. Investigator memberi penjelasan bahwa semestinya bila alat itu minimal tetap on maka bisa jadi kecelakaan akan bisa dihindari. Walaupun sering keliru peringatannya tapi dengan kondisi yang berkabut tanpa bisa melihat dalam jarak pandang terdekat sekalipun maka semestinya akan mengikuti panduan apapun yang ada.
Setelah ditelusuri dari semua sisi maka hal ini muncul karena sikap overconfidence alias terlalu percaya diri. Karena sikap ini.maka menyebabkan si pilot mengabaikan SOP (standard operating procedure).
Memang juga ada peran managemen. Bahwa pada saat sebelumnya di laporan sudah tertuang tetapi diabaikan juga. Ini cerita digali dari copilot yang pernah terbang bersama sebelumnya.
Alasan dibalik mematikan peringatan yang seringkali tidak akurat tidak pernah dicari akar masalah yang sebenarnya. Keakuratan data. Data topografi dan geografi medan tidak terlalu bagus. Sebenarnya bila ketemu akar masalahnya maka akan dicari input yang benar, akurat dan lengkap. Karena sesungguhnya kalo input jelek maka outputnya kemungkinan juga jelek.
Investigator pada akhirnya akan memberi rekomendasi. Jangan overconfidence, karena itu akan mengabaikan SPO. Perlu managemen atau "atasan" yang bisa.melihat masalah lebih luas dan mencari jalan pemecahannya.
Bagiku pembelajaran di sini adalah jangan terlalu PD, karena sesuatu yang terlalu itu bisa jadi jelek. Terlalu PD bisa jadi mendekati kesombongan dan cenderung mengabaikan peringatan- peringatan yang ada. Padahal sejelak apapun peringatan itu maka tetap bisa menjadi panduan saat kita juga tidak melihat apa- apa di depan. Jangan terlalu paranoid terhadap peringatan. Tetap on kan saja... karena bila diprosentase maka tetap lebih besar yang bener juga.
Apakah ada kemiripan dengan kasus jatuhnya korban Corona di tempat kita?. Jika ada maka ambil saja pelajarannya. Tidak perlu sampai bully membuly !!
Intinya overconfidence seringkali membuat nengabaikan semua peringatan akhirnya salah prediksi dan segala konsekuensi di belakangnya.
Mari tetap saling bantu
No comments:
Post a Comment