Sore tadi saat bermain bersama anak tiba-tiba lampu meredup. Dan berikutnya
sudah bisa ditebak. Mati total. Dari PLN tentu saja. Mungkin ada gangguan di
kabel, gardu atau yang lain. Atau bahkan bisa jadi kehabisan BBM. Sekilas,
kayaknya produksi listrik tenaga diesel membutuhkan solar yang cukup. Sehingga bila
solar ‘kehabisan’maka listrik juga bisa mati. Begitu juga bila listriknya dari
gas, maka bila tekanan berkurang maka
listrik juga akan byar pet. Saya tidak
tahu pati masalah yang ada, kami mengganggap kena giliran pemadaman saja. Bila
giliran pemadaman biasanya sudah ada pengumuman
sebelumnya jadi tidak kaget, bahkan sudah ‘ditungguin’ kapan matinya
dengan cara mempersiapkan segala sesuatunya. Kalau Ini kasusnya beda tiba-tiba
mak pet!. Jadi gelaplah seluruh rumah.
Dengan sisa-sisa baterai charger yang ada kami berusaha
menerangi sebagian area yang dipakai untuk kegiatan saja. Sebagian yang lain
gelap gulita. Sambil harap-harap cemas semoga listrik cepat menyala kembali. Anakku mengumpulkan beberapa senter kecil
serta lampu charge yang untungnya masih nyala. Dalam kondisi listrik mati
memang semua jadi serba terbatas. Dengan
lampu yang tidak seterang biasanya mau ngerjakan apa-apa pun jadi malas…..Laptop
sudah menunjukkan warna merah artinya sudah juga saatnya harus dicharge. Pasti tidak bisa buka laptop. Yang lain pun
juga sudah tidak punya daya sendiri, sangat tergantung dengan kabel yang harus
selalu terhubung di steker. Untunglah
masih ada sisa baterai di hp sedikit. Sehingga masih bisa mengisi waktu dengan
membaca status / postingan/ bacaan di internet sedikit. Saat itupun aku sudah
gelisah. Sebentar lagi mati juga nih batere. Saat itu ada power bank yang
tinggal satu-satu dayanya. Ya memperpanjang sedikit waktu hidup betere. Waduuh sudah
gelisah nanti kalau listriknya mati berjam-jam terus mau ngapain ya… sambil
menyesali kenapa tadi nggak sempat ngecharge batere hp, laptop dll….listrik
mati tanpa kerjaan yang berarti maka ibaratnya mati gaya. Apalagi kalau
waktunya masih sore, belum saatnya tidur…..huft…
Aku jadi berpikir
jauh…. Ternyata listrik mati yang tiba-tiba itu adalah adalah ibarat kehidupan
manusia juga. Apa jadinya bila kita lupa batere sebelum listrik mati, maka akan
gelaplah semua. Jadi simpanan daya pada
batere hasil charge pada saat listrik hidup akan berguna pada saat tanpa listrik. Simpanann daya ini ibarat amal yang kita kerjakan saat hidup dan
akan dibawa saat menuju kematian yang akan berfungsi sebagai lampu emergensi
yang akan menerangi di alam kubur yang
sejatinya sangat gelap.
Ya memang biasanya
sikap kita yang berkutat pada sesuatu yang rutin akhirnya membawa pada kesibukan
yang tiada habisnya sampai akhirnya lupa ngecharge lampu mergensi dalam kasus
tadi dan yang jelas sampai lupa ngecharge jiwa /rohani kita
Kasus listrik mati tiba2
memunculkan teknologi menyimpan
daya listrik untuk dipakai pada saat tidak ada cahaya. /listrik mati sekalipun.
Teknologi charger adalah sebuah upaya kita untuk selalu menjaga kita punya energy
disaat terjadi kemarau /paceklik panjang. Pada saat listrik masih menyala kita
bisa menyimpannya di dalam sebuah power bank, lampu emergensi dll. Giliran
listrik mati maka kita tinnggal
menggunakannya apa cadangan energy yang kita simpan tadi .
Jadi pelajaran yang dapat kita ambil adalah bahwa sebuah
ketahanan ternyata hanya bisa dibangun pada saat kita kuat. Sebuah ketahanan tidak bisa dibangun saat kita sudah dalam
kondisi lemah dan sekarat. Maka bila seperti itu hanya tinggal menunggu waktu
saja untuk rela dan ikhlas untuk ‘mati gaya’,; untuk bête; untuk melakukan alternative lain dengan effort
lebih maupun dengan risiko yang lebih besar seperti menyalakan lilin, petromax,
api unggun dll.
Ya dari sini kita dididik untuk saving (menabung). Bahwa ada hari dimana kita akan
kegelapan bila tidak menabung listrik dari sekarang. Dengan analogi yang sama
kita akan kegelapan di alam sana bila kita tidak menabung amal dari sekarang –yang
akan menjadi penerang-di alam kubur. Ya semangat menabung untuk sebuah prediksi
yang hampir pasti (listrik mati) maupun yang pasti akan terjadi (sebuah
kematian). Tapi yang pertama menabung seperlunya dan yang kedua menabung sebanyak-banyaknya…….karena
sifat keduanya berbeda dalam hal durasinya. Sementara dan selamanya….
Dan byar ! alhamdulillah
lampu cepat menyala sebelum semua habis. Kesempatan untuk berbenah ….
No comments:
Post a Comment