Untuk kesekian kalinya komunikasi terganggu. Ya alat pengisi
daya (charger)nya tidak ada. Akhirnya hp
tanpa daya. alias mati. huh…kesel sekali !
Beberapa waktu yang lalu Hp ku mati gara-gara kabel
chargernya lama-lama rusak. retas alias terbuka kulit kabelnya. sudah
diisolasi, tapi rupanya tidak terlalu banyak menolong akhirnya harus ganti.
Belilah di toko asesoris HP. waktu itu
sudah sore menjelang malam jadi mau ke service center sesuai merek HP, sudah
tidak bisa. Karena ada kebutuhan mendesak maka pergilah ke Mall yang ada banyak
tokok asesoris Hp. Saat bertanya mereka bilang ada. Satu dua ada yang bilang
ini ori kok. Original maksudnya. Tapi
di satu toko mereka terus terang bilang tidak ada yang ori
kecuali di service center nya. Tapi di toko lain meeka bilang ini KW mulai KW I
, II dst. Setelah bertanya di beberapa tempat akhirnya
menjatuhkan pilihan disebuah toko. Ada
banyak merek sesuai dengan kualifikasi
yang aku inginkan. fast charging dan bisa masuk atau cocok. Ada yang berbungkus kardus cantik sekali
dengan bagian depannya terbuat dari
plastic tebal yang transparan jadi produknya dari luar sudah kelihatan mirip sekali aslinya. Ada yang hanya berbungkus plastic tebal yang di
hampir seluruh permukaannya kecuali di belakang yang memuat mereknya. Aku menimbang-nimbang mana yang kira-kira
lebih berkualitas. Dua-duanya bisa dicoba setelah positif membeli. tidak bisa
dicoba kalau belum pasti. Akhirnya aku pilih yang bungkusnya meyakinkan, yang
berbalut kardus yang kelihatan secara kasat mata lebih ‘bagus,
berkelas dan yang intinya lebih baik –lah.
Akhirnya jadilah kubeli charger itu (kepala sekaligus
kabelnya). Sebenarnya dalam beberapa
waktu masih bisa memberi hasil yang baik ( cepat dalam waktu mengecharge nya)
namun lama2 kalau dipakai akan terasa panas. Baru dipakai mengechrge sebentar
sudah terasa sangat panas dan akhirnya rusak juga. Akhirnya dibelikan misua charger
yang katanya asli. saat aku tanya beli dimana? di toko biasa…..aku langsung berpikiran
tidak ada yang asli….(aku percaya info satu
toko yang bilang bahwa yang asli hanya
di service center).
Belum lama dipakai malah Hp nya yang rusak portnya. Bukan rusaksih tapi
kalau ngecharge lama banget. Katanya karena terlalu sering discharge. pasang
copot;pasang copot. Akhirnya dapat lungsuran Hp dari misua. Chargernya masih
bagus. masih bawaan dari Hp nya. Bisa juga untuk Hp lama. Lha kok ndilalah,
dalam sebuah acara, chargernya ketlisut. Dicari dan dilacak nggak ketemu juga. waduuh panic
lah. Apalagi di rumah sudah tidak ada
charger yang bisa dipakai bersama. akhirnya beberapa kali pinjam teman yang Hp
nya sama. Sampai bebberapa hari kemudian dimana harus ada urusan yang
menyebabkan tidak bisa bertemu dengan teman2 yang punya Hp yang sama. akibatnya
Hp jadi mati daya dan aku-pun mati gaya.
Seharian tidak bisa aku pakai. Aku berjanji hari itu harus beli charger
sebagai salah satu yang ‘tugas’ yang mesti terlaksanakan.
Aku browsing service center. Nemu yang mudah dijangkau. Saat
aku ke sana tanya2 dulu harga. Oke. akhirnya dicobakan oleh petugas. aku
tinggal dulu sambil mencari kebutuhan yang lain di tempat lain. percuma aku
buka sekarang Hp nya pasti akan langsung drop mengingat sudah seharian aku
tidak buka Hp. Akan sangat banyak pesan, foto dan video yang masuk dan tentu saja akan langsung menyita batere
dari batere tersebut. Sambil menunggu aku mencari service laptop yang di
sekeliling service center…
Selesai urusan laptop dan aku perkirakan sudah mulai banyak
prosentasenya maka aku balik ke service center. Aku ambil Hp nya. ini
chargernya mau dimasukkin tempatnya kah Bu ? petugasnya bertanya ? aku
mengiyakan. Dia memasukkan ke plastic tipis bening yang ada tempelan kertas
labelnya. Aku tanya lho mas, apa sih
bedanya ori sama KW karena Kita susah membedakan…
Dengan yakin dibilang bungkusnya. Hah bungkusnya ? yang
bener nih? aku langsung ingat saat aku
beli charger sebelumnya yang bungkusnya sangat meyakinkan. sementara ini ?
hanya plastic HDPE, tipis dan transparan. Seperti bungkus gula pasir di
pasar….he..he. mungkin beda jenis juga sih kalo untuk food grade. Tapi yang
jelas mirip –lah sama bungkus gula kalo kita beli kiloan di warung2.
“Justru bu kalau barang ORI ya memang bungkusnya hanya
begini bu. Ini kan dari pabrik, jadi mereka mengirimnya ke kita dalam kardus
dalam jumlah banyak dan ya hanya terbungkus begini saja.” Kok bisa ya Mas? saya bertanya keheranan
sekaligus kepo. Dia bilang “ya begitulah
bu, kalo tidak Ori kan mereka berlomba-lomba memikat pembeli dengan bungkus
yang bagus bahkan mewah. Kalo yang Ori tidak perlu Bu, apa adanya dari
pabrik…………”
Mungkin karena petugasnya menerangkan dengan meyakinkan,
maka bagiku saat itu juga masuk akal banget. Dan terngiang-ngiang sampai
pulang. ….
Betapa memang Ori atau KW adalah sebuah pilihan. Kadang kita memilih sesuatu
seringkali hanya sekedar gebyar yang sangat
superficial dari luar. Tapi seringkali hal itu ternyata itu justru tidak menampilkan yang sesungguhnya.
Dari luar cantik dan memikat ternyata yang sesungguhnya kadang rapuh, fragil,
mudah rusak, tidak tahan lama dan hal-hal yang akan kelihatan jelek
sebagai aslinya seiring dengan
berlalunya waktu. Sebaliknya apa-apa yang
menyentuh hakikat kadang justru kelihatan sederhana, biasa-biasa saja dan
kadang tidak terlalu meyakinkan bagi
orang yang hanya melihat sisi permukaaannya saja. Namun sejatinya dibaliknya
ada sesuatu yang
luar biasa.
Tidak ada masalah dengan barang kualitas nomor sekian
sebenarnya bila itu fungsional sifatnya. Tentu saja KW nya tidak merugikan yang
oRi alias bukan bajakan. Eh adakah yang
KW tapi bukan bajakan ? Mestinya ada barang dengan kualitas bukan nomor satu,
yang berani memakai brand sendiri, biasanya juga fungsional seperti mereknya
yang nomor wahid. Pada intinya untuk khusus barang tidak harus mendapatkan yang
terbaik. sesuaikan saja dengan kantong. Jadi tidak ngoyo harus merek A atau B. Karena bila tuntutannya adalah barang bermerk
yang ORI pasti sangatlah muahal. Jadi ingat tas-tas mewah merk tertentu si Artis
atau si pengacara yang harganya sangat
wow. Sementara kata orang bijak juga
bahwa jam tangan yang harga murah dengan yang supermahal juga menunjukkan waktu
yang sama. Pesawat yang first class
ataupun ekonomi juga kalau jatuh juga
sama2 ke bawah dst…dst, maka pilihan yang terbaik bagi orang orang hebat itu
belum tentu yang terbaik bagiku tas dengan merk ‘mahal’ yang ORI memang aku yakini siapapun akan senang memilikinya. Namun untuk membeli dengan harga jutaan, ratusan juta atau milyaran rupiah
memang tidak semua mampu dan atau mau. Maka dalam hal per-tas-an ku merasa dengan tas ransel pemberian panitia
saat acara pertemuan atau pelatihan sudah sangat memadai untuk membawa bawaan
sehari-hari : laptop dan chargernya, hp dan chargernya, dompet serta beberapa
keperluan pribadi. Aku sangat senang dengan tas
ransel yang terbuat dari kain coklat sampai saat harus pensiun karena sudah beberapa
kali robek di bagian reslettingnya. Sampai-sampai
beberapa teman kasak kusuk di belakang, kenapa sukanya tas murahan tersebut… Aku
tidak terlalu mengambil hati bisik-bisik yang akhirnya terdengar juga ke
telingaku. Itu bisa jadi juga terpulang pada sifatku yang agak ceroboh yang kurang bisa memelihara
barang-barang bagus itu. Sehingga dari
pandanganku itu akhirnya muncul juga bahwa aku merasa tidak membutuhkannya.
Walaupun kalau ada yang kasih nggak nolak juga ( memang ada yang mau kasih…he..he)
Artinya untuk barang
tertentu maka prinsip yang fungsional bagiku lebih penting daripada
sekedar Isu-isu mahal- murah ataupun ori - kw. Ya bila dengan harga yang lebih
murah bisa mendapatkan yang sudah baik fungsinya, maka menurutku tidak harus
beli yang paling mahal. Bagiku, Ini
berlaku bagi barang yang untuk memakainya tidak perlu tenaga batere ataupun listrik.
Tas, sepatu, kerudung, baju, dan lain-lain. Bila ada yang bagus –biasanya harganya
pasti mahal- Alhamdulillah. Bila tidak ada ya tetap alhamdulillah… Dengan
pertimbangan barang yang fungsional memang jadinya harganya lebih miring dan menurutku
masih banyak keperluan dan kebutuhan lain dengan “sisa” uang tadi. Memang agak beda dengan elektronik yang sebisa mungkin yang ORI bawaan
produk karena ORI atau KW kadang sangat mempengaruhi fungsinya. Artinya yang
ORI alias bawaan produk harus disayang-sayang dan diawet2 yang ada. sebisa
mungkin jangan rusak atau hilang. Karena ORI nya cukup mahal - walaupun di sisi
lain ternyata tampilan luarnya biasa
saja.
Jika hidup katanya pilihan. Pilih pilihan yang terbaik dari semua
sisi. Untuk barang bisa memilih dari
sisi fungsinya, harganya, merek, gengsi dll. Namun semua terpulang kembali kepada kita
masing-masing, Wallahu alam (tri astuti sugiyatmi, akhir Nov 2017)
No comments:
Post a Comment