Monday, November 27, 2017

Ori atau KW



Untuk kesekian kalinya komunikasi terganggu. Ya alat pengisi daya (charger)nya tidak ada.  Akhirnya hp tanpa daya. alias mati. huh…kesel sekali !
Beberapa waktu yang lalu Hp ku mati gara-gara kabel chargernya lama-lama rusak. retas alias terbuka kulit kabelnya. sudah diisolasi, tapi rupanya tidak terlalu banyak menolong akhirnya harus ganti. Belilah di toko asesoris HP.  waktu itu sudah sore menjelang malam jadi mau ke service center sesuai merek HP, sudah tidak bisa. Karena ada kebutuhan mendesak maka pergilah ke Mall yang ada banyak tokok asesoris Hp. Saat bertanya mereka bilang ada. Satu dua ada yang bilang ini     ori kok. Original maksudnya. Tapi di satu  toko mereka  terus terang bilang tidak ada yang ori kecuali di service center nya. Tapi di toko lain meeka bilang ini KW mulai KW I , II dst.   Setelah bertanya di beberapa tempat akhirnya menjatuhkan pilihan disebuah toko.   Ada banyak merek sesuai  dengan kualifikasi yang aku inginkan. fast charging dan bisa masuk atau cocok.  Ada yang berbungkus kardus cantik sekali dengan bagian depannya  terbuat dari plastic tebal yang transparan jadi produknya dari luar  sudah kelihatan mirip sekali aslinya.  Ada yang hanya berbungkus plastic tebal yang di hampir seluruh permukaannya kecuali di belakang yang  memuat mereknya.  Aku menimbang-nimbang mana yang kira-kira lebih berkualitas. Dua-duanya bisa dicoba setelah positif membeli. tidak bisa dicoba kalau belum pasti. Akhirnya aku pilih yang bungkusnya meyakinkan, yang berbalut kardus yang kelihatan secara kasat mata lebih  ‘bagus,  berkelas dan yang intinya lebih baik –lah.
Akhirnya jadilah kubeli charger itu (kepala sekaligus kabelnya).  Sebenarnya dalam beberapa waktu masih bisa memberi hasil yang baik ( cepat dalam waktu mengecharge nya) namun lama2 kalau dipakai akan terasa panas. Baru dipakai mengechrge sebentar sudah terasa sangat panas dan akhirnya rusak juga. Akhirnya dibelikan misua charger yang katanya asli. saat aku tanya beli dimana? di toko biasa…..aku langsung berpikiran  tidak ada yang asli….(aku percaya info satu toko yang bilang  bahwa yang asli hanya di service center).
Belum lama dipakai malah  Hp nya yang rusak portnya. Bukan rusaksih tapi kalau ngecharge lama banget. Katanya karena terlalu sering discharge. pasang copot;pasang copot. Akhirnya dapat lungsuran Hp dari misua. Chargernya masih bagus. masih bawaan dari Hp nya. Bisa juga untuk Hp lama. Lha kok ndilalah, dalam sebuah acara, chargernya ketlisut.  Dicari dan dilacak nggak ketemu juga. waduuh panic lah.  Apalagi di rumah sudah tidak ada charger yang bisa dipakai bersama. akhirnya beberapa kali pinjam teman yang Hp nya sama. Sampai bebberapa hari kemudian dimana harus ada urusan yang menyebabkan tidak bisa bertemu dengan teman2 yang punya Hp yang sama. akibatnya Hp jadi mati daya dan aku-pun mati gaya.  Seharian tidak bisa aku pakai. Aku berjanji hari itu harus beli charger sebagai salah satu yang ‘tugas’ yang mesti terlaksanakan.
Aku browsing service center. Nemu yang mudah dijangkau. Saat aku ke sana tanya2 dulu harga. Oke. akhirnya dicobakan oleh petugas. aku tinggal dulu sambil mencari kebutuhan yang lain di tempat lain. percuma aku buka sekarang Hp nya pasti akan langsung drop mengingat sudah seharian aku tidak buka Hp. Akan sangat banyak pesan, foto dan video yang masuk  dan tentu saja akan langsung menyita batere dari batere tersebut. Sambil menunggu aku mencari service laptop yang di sekeliling service center…
Selesai urusan laptop dan aku perkirakan sudah mulai banyak prosentasenya maka aku balik ke service center. Aku ambil Hp nya. ini chargernya mau dimasukkin tempatnya kah Bu ? petugasnya bertanya ? aku mengiyakan. Dia memasukkan ke plastic tipis bening yang ada tempelan kertas labelnya.  Aku tanya lho mas, apa sih bedanya ori sama KW karena Kita susah membedakan…
Dengan yakin dibilang bungkusnya. Hah bungkusnya ? yang bener nih?  aku langsung ingat saat aku beli charger sebelumnya yang bungkusnya sangat meyakinkan. sementara ini ? hanya plastic HDPE, tipis dan transparan. Seperti bungkus gula pasir di pasar….he..he. mungkin beda jenis juga sih kalo untuk food grade. Tapi yang jelas mirip –lah sama bungkus gula kalo kita beli kiloan di warung2.
“Justru bu kalau barang ORI ya memang bungkusnya hanya begini bu. Ini kan dari pabrik, jadi mereka mengirimnya ke kita dalam kardus dalam jumlah banyak dan ya hanya terbungkus begini saja.”  Kok bisa ya Mas? saya bertanya keheranan sekaligus  kepo. Dia bilang “ya begitulah bu, kalo tidak Ori kan mereka berlomba-lomba memikat pembeli dengan bungkus yang bagus bahkan mewah. Kalo yang Ori tidak perlu Bu, apa adanya dari pabrik…………”
Mungkin karena petugasnya menerangkan dengan meyakinkan, maka bagiku saat itu juga masuk akal banget. Dan terngiang-ngiang sampai pulang. ….
Betapa memang Ori atau KW adalah  sebuah pilihan. Kadang kita memilih sesuatu seringkali hanya sekedar gebyar yang sangat  superficial dari luar. Tapi seringkali hal itu ternyata itu  justru tidak menampilkan yang sesungguhnya. Dari luar cantik dan memikat ternyata yang sesungguhnya kadang rapuh, fragil, mudah rusak, tidak tahan lama dan hal-hal yang akan kelihatan jelek sebagai  aslinya seiring dengan berlalunya waktu.   Sebaliknya apa-apa yang menyentuh hakikat kadang justru kelihatan sederhana, biasa-biasa saja dan kadang  tidak terlalu meyakinkan bagi orang yang hanya melihat sisi permukaaannya saja. Namun sejatinya dibaliknya ada  sesuatu  yang  luar biasa.
Tidak ada masalah dengan barang kualitas nomor sekian sebenarnya bila itu fungsional sifatnya. Tentu saja KW nya tidak merugikan yang oRi alias bukan bajakan.   Eh adakah yang KW tapi bukan bajakan ? Mestinya ada barang dengan kualitas bukan nomor satu, yang berani memakai brand sendiri, biasanya juga fungsional seperti mereknya yang nomor wahid. Pada intinya untuk khusus barang tidak harus mendapatkan yang terbaik. sesuaikan saja dengan kantong. Jadi tidak ngoyo harus merek A atau B.  Karena bila tuntutannya adalah barang bermerk yang ORI pasti sangatlah muahal. Jadi ingat tas-tas mewah merk tertentu si Artis atau si pengacara  yang harganya sangat wow. Sementara kata orang  bijak juga bahwa jam tangan yang harga murah dengan yang supermahal juga menunjukkan waktu yang sama.  Pesawat yang first class ataupun ekonomi juga kalau  jatuh juga sama2 ke bawah dst…dst, maka pilihan yang terbaik bagi orang orang hebat itu belum tentu yang terbaik bagiku tas dengan merk ‘mahal’ yang ORI memang  aku yakini siapapun akan senang memilikinya.  Namun untuk membeli dengan  harga jutaan, ratusan juta atau milyaran rupiah memang tidak semua mampu dan atau mau. Maka  dalam hal per-tas-an  ku merasa dengan tas ransel pemberian panitia saat acara pertemuan atau pelatihan sudah sangat memadai untuk membawa bawaan sehari-hari : laptop dan chargernya, hp dan chargernya, dompet serta beberapa keperluan pribadi. Aku sangat senang dengan tas  ransel yang terbuat dari kain  coklat sampai saat harus pensiun karena sudah beberapa kali robek di bagian reslettingnya.  Sampai-sampai beberapa teman kasak kusuk di belakang, kenapa sukanya tas murahan tersebut… Aku tidak terlalu mengambil hati bisik-bisik yang akhirnya terdengar juga ke telingaku. Itu bisa jadi juga terpulang  pada sifatku  yang agak ceroboh yang kurang bisa memelihara barang-barang  bagus itu. Sehingga dari pandanganku itu akhirnya muncul juga bahwa aku merasa tidak membutuhkannya. Walaupun kalau ada yang kasih nggak nolak juga ( memang ada yang mau kasih…he..he)
Artinya untuk barang  tertentu maka prinsip yang fungsional bagiku lebih penting daripada sekedar Isu-isu mahal- murah ataupun ori - kw. Ya bila dengan harga yang lebih murah bisa mendapatkan yang sudah baik fungsinya, maka menurutku tidak harus beli yang paling mahal.  Bagiku, Ini berlaku bagi barang yang untuk memakainya tidak perlu tenaga batere ataupun listrik. Tas, sepatu, kerudung, baju, dan lain-lain. Bila ada yang bagus –biasanya harganya pasti mahal- Alhamdulillah. Bila tidak ada ya tetap alhamdulillah… Dengan pertimbangan barang yang fungsional memang jadinya harganya lebih miring dan menurutku masih banyak keperluan dan kebutuhan lain dengan “sisa”  uang tadi. Memang  agak beda dengan  elektronik yang sebisa mungkin yang ORI bawaan produk karena ORI atau KW kadang sangat mempengaruhi fungsinya. Artinya yang ORI alias bawaan produk harus disayang-sayang dan diawet2 yang ada. sebisa mungkin jangan rusak atau hilang. Karena ORI nya cukup mahal - walaupun di sisi lain ternyata tampilan luarnya  biasa saja.   
Jika hidup katanya pilihan. Pilih pilihan yang terbaik dari semua sisi. Untuk barang  bisa memilih dari sisi fungsinya, harganya, merek, gengsi dll.  Namun semua terpulang kembali kepada kita masing-masing, Wallahu alam (tri astuti sugiyatmi, akhir Nov 2017)

No comments: