Saturday, November 24, 2018

SURVEY KEPUASAN JAMAAH : JEJAK MUTU DI SEBUAH MASJID


HP berdering beberapa kali. Nomor di layar tidak kukenali. Karena aku merasa nomor HP ku beberapa waktu ini terpampang di beberapa flyer / poster terkait seminar internasional maka aku merasa harus mengangkat HP ini. Sebagian besar memang calon peserta yang membaca pengumuman itu dan menanyakan banyak hal terkait seminar itu.
Beberapa kali HP berdering terdengar suara di seberang sana tanpa jeda memasarkan produknya. Ada asuransi, ada hotel, apartemen mewah, ada keanggotaan atau member club-club tertentu, dan macam2 lagi. Seringkali aku tolak dengan berbagai alasan. Kadangkala merasa terganggu dengan semua itu….. Padahal secara jujur harus diakui mereka juga sedang mencari nafkah. Tapi hak kita juga untuk menerima atau menolak karena kondisi dan situasi. 
Satu hal lagi yang sering terjadi adalah juga berbagai survei-survei. Kadangkala terasa menjengkelkan… he…he. Padahal yakin bahwa itu semua data dibutuhkan oleh si pemberi survey untuk mengetahui informasi yang diinginkan. Pernah beberapa kali masuk survey on line tentang sesuatu akhirnya ujung-ujungnya pengin tahu beberapa preferensi konsumen dalam memilih produk tertentu. Kelihatannya memang itu tujuannya hanya supaya keluar data berapa persen konsumen memakai produk gadget merek tertentu ? TV, mobil dll bahkan sampai juga merek sabun, shampoo, odol dll. Semua itu nggak salah, begitulah perusahaan mencari tahu dengan memakai survey pada konsumen. 
Begitu juga pada tempat-tempat pelayanan public. Sering ada survey serupa untuk mendapatkan feedback dari para penggunanya. Di sebuah bank diberikan kertas yang dipersilahkan dimasukkan ke kotak yang sudah tersekat dengan tulisan sangat puas, puas, kurang puas dan tidak puas. Respon konsumen akan sangat bermakna bagi mereka. Mereka akan pakai data itu untuk memperbaiki pelayananan berikutnya. Demikian juga di beberapa bandara sekarang khususnya di WC bandara akan ada alat yang cukup canggih. Emoticon senyum, datar atau cemberut mewakili perasaan konsumen. Di banyak puskesmas/RS/ klinik bahkan selain metode itu juga sekaligus ada yang pertanyaan terbuka untuk memberikan saran/ kritik. Beberapa orang terkesan asal-asalan dalam mengisi karena seringkali ada ketidaksinkronan yang diberikan. Saat ada pilihan dan pertanyaan terbuka sekaligus.
Beberapa penelitian juga menggunakan metode ini. Kadang bila responden merasa tidak memerlukan maka beberapa jugaa terasa asal-asalan. Tapi sekalilagi memamng itu haknya responden mau jawab apa saja…….. he..he
Sore ini saat aku ke majid al Akbar- sebagai tempat yang disepakati antara anakku dengan temannya untuk bertemu, seorang akhwat tersenyum kepadaku. Kemudian bergerak kearahku dan menyodorkan sebuah survey. Tentang WC / wudhu dan parkir………… Masyaallah . Sebuah metode ilmiah yang dipakai oleh lembaga masjid adalah surprise bagiku. Ya sudah lama aku tahu masjid ini menerapkan sistem manajemen mutu. ISO. Beberapa kali aku posting fotonya serta beberapa hal yang aku lihat jejak-jejak mutu di masjid terbesar di Surabaya ini. 
Yang sampai ke aku hanya survey tentang WC dan parkir mulai kebersihan, kelengkapan alat-alatnya, kejelasan informasinya, kerapian dll. Mungkin bisa jadi ada juga survey yang lain missal kebersihan masjid, mukena, karpet masjid dll. Kemarin aku nggak sempat ngobrol lama dengan akhwat dan ikhwan yang mengambil hasil survey nya dariku. 
Jujur saat itu aku sekilas memang melihat parkir, karena aku sudah sering ke lahan parkirnya mak aku agak hafal dan mengisi survey ini dengan hanya mengingatnya. Giliran mengisi bagian WC aku agak ragu untuk mengisinya. Karena lama akau nggak masuk WC nya. Takut kalo aku tidak benar kasih informasinya, maka aku menyempatkan ke tempat WC dan tempat wudhunya. Baru aku merasa plong karena merasa memberi jawaban yang menurutku sudah pas. Tidak asal coret. … setelah dari WC baru aku mengisi /meneliti kembali apa yang sudah aku tuliskan… Baru kali ini aku merasa harus melihat lagi apa yang sudah aku contreng sesuai dengan ingatanku saat msuk WC/wudhu yang sudah sangat lama. Biasanya kalo mau ke sini sejak dari rumah aku sudah wudhu duluan. Ya survey di masjid ini menjadi sesuatu yang sangat baik dan bisa dicontoh oleh masjid lain. Gambaran perpaduan spiritual dan intelektual yang sangat baik…. Masyaallah. 
Aku yakin survey ini hasilnya akan diolah untuk meningkatkan pelayanan ke depannya. Sebuah sikap terbuka dari takmir masjid yang mau mendengar suara, saran bahkan kritik yang bisa jadi tidak menyenangkan. 
Seringkali kita memang tidak suka dikritik, di beri saran (karena merasa kita yang paling hebat), atau pendek kata dikasih nilai jelek. Bila memang dalam memberi masukan, saran dan kritikan itu cukup baik dengan tidak mempermalukan maka sebenarnya itulah justru akan memberikan ‘cermin” bagi yang dikritik. Kritik memang bisa jadi pahit tapi manis pada akhirnya. Memang akan menjadi lain bila semua masukan hanya karena niatnya ‘nyinyir ‘saja. 
Sikap sebaliknya saat kita enggan memberi kritikan karena merasa harus memberi puja-puji saja. ABS lah…..dengan berbagai alasan. Sekilas puja-puji saja itu menyenangkan tapi dalam jangka lama itu seringkali justru menjerumuskan….Jadi berilah pendapat secara benar dan proporsional, termasuk survey tadi. 
Untuk team survey jamaah di Masjid Al Akbar, Barakallah…. Insyaallah sangat positif dan menginspirasi…

No comments: