Ibu - ibu yang sedang antri zam - zam itu tampak dari Turkiye, jika melihat nametag nya.
Bosan menunggu antrian ibu2 tadi yang membawa botol air mineral maupun galon kecil sekitar 5 literan, aku mencoba senyum pada mereka dan menyodorkan tangan dan menyebut nama seraya menebak anda dari Turkiye ?....(padahal sudah membaca nametag dari jauh sih)...
Bosan menunggu antrian ibu2 tadi yang membawa botol air mineral maupun galon kecil sekitar 5 literan, aku mencoba senyum pada mereka dan menyodorkan tangan dan menyebut nama seraya menebak anda dari Turkiye ?....(padahal sudah membaca nametag dari jauh sih)...
Salah satu ibu langsung mengambil sesuatu dari tasnya. Ternyata syal atau kerudung warna merah marun yang langsung dikasihkan ke aku... wow... alhamdulillah. Aku nggak bawa apa2 buat balesin hadiah mereka. Masih belum cukup ada ibu lain yang memberiku bon- bon alias permen sebiji.... alhamdulillah...
Begitu akhlak mereka. Saling memberi hadiah atau sedekah bagi para tamu allah lainnya. Walaupun nggak kenal, kadang hanya dengan bahasa isyarat tapi dari matanya kelihatan ketulusan mereka.
Ada roti tipis dan margarinnya dalam bungkus kecil saat subuh, ada juga kurma berkresek2, buah, sekedar minum zam-zam yang dibawa ke tempat duduk. Bahkan ada ibu yang menyunggi botol yang berisi zam2 dan menawarkannya pada kami yang duduk agak jauh dari kran2 zam- zam siap minum. Yang disebut agak jauh adalah kira -kira berjarak 10 meteran saja padahal. Begitu kuatnya niat untuk memberi kebaikan pada orang lain maka dia menawarkan air ini walaupun di sekitarnya banyak sekali kran air zam- zam yang siap minum juga.
Suatu ketika saat subuh selesai sekitar jam 06-an lebih...seorang yang berperawakan mirip kita orang Indonesia juga membagikan kue2 khas Malaysia pada jamaah di sampingnya. Aku termasuk kebagian kue itu...alhamdulillah...
Ini hanyalah gambaran kecil interaksi antar sesama muslim di masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Sebenarnya persaudaraan muslim antar bangsa lebih dari itu. Saudara katanya ibarat satu tubuh, bila ada satu anggota tubuh sakit maka yang lain juga ikut merasakannya. Palestina, Rohingya, Uyghur dll...
Pada suatu Subuh, aku berdampingan dengan ibu-ibu sepuh yang tampak kompak membentuk satu baris shaf di pelataran masjid Nabawi dekat pintu 15. Masing-masing sedang tenggelam dalam doa dan dzikir kepada Rabbnya saat aku datang. Orang- orang yang berkulit putih dan berhidung mancung ini sangat tekun dalam dzikir. Walaupun dalam 1 shaf mereka jarang ngobrol dengan sebelahnya. Kecuali sesaat setelah selesai shalat biasanya mereka baru bercerita sambil bersiap pulang ke hotel.
Ya aku melihat ibu-ibu dari kelompok lain juga rata- rata mempunyai perilaku sama. Berdzikir terus menerus. Ada yang dengan tasbih ada juga yang tanpa tasbih.
Orang Pakistan pernah menegur saya, karena menaruh alquran di atas karpet. Beliau bilang karpet itu kotor... menurutku sih cukup bersih karena yang kotor adalah lantai yang tidak dialasi karpet. Tapi menurut beliau kadang sepatu ada yang naik juga... he..he. bener juga ada pengunjung dengan tanpa merasa bersalah, tetap memakai sepatunya saat melintas di atas karpet. Akhirnya aku ucapkan terimakasih sama dia...walaupun awalnya aku merasa agak kurang sreg. He..he..
Persaudaraan memang bukan hanya pas seneng-seneng aja. Mengangguk saat ada makanan, hadiah atau sebangsanya. Tapi juga peduli juga saat ada yang keliru dengan cara menegur. Seperti kasusku tadi. Namun aku sadar bahwa perawakan dan postur yang berbeda, cara pakaian yang khas ( walaupun semua menutup aurat), kebiasaan serta tata cara yang sedikit berbeda, semuanya tidak menghalangi untuk tetap merasakan indahnya persaudaraan sesama muslim ini.
Orang -orang dari Bangladesh, Pakistan, Palestina, Kyrgistan, Aljazair, Maroko, Turkiye, Yordan, Malaysia, Libanon juga Australia, dan Amerika lah yang pernah berinteraksi selama di masjid ini menunjukkan bahwa di hadapan Allah swt, semua makhluk pada dasarnya sama saja. Kaya miskin, cantik atau biasa saja, tinggi atau pendek, kulit hitam atau putih, dari negara maju atau berkembang.... sama saja.
Yang membedakan di hadapan allah adalah bagaimana kepatuhan terhadap perintahNya maupun menjauhi laranganNya.
Aku juga berkenalan dan berinteraksi sesama warga +62... dari berbagai daerah...karena tidak bisa dipungkiri porsi terbesar jamaah umroh dan haji adalah masih dari kalangan bangsa kita.
Maka marilah kita perkuat ukhuwah. Ukhuwah Islamiyah bersaudara dengan sesama muslim. Bukan hanya yang sebangsa tapi juga dengan bangsa lain. Lebih dari itu, bukan saja yang seagama tapi dengan umat agama lain sebagai sesama manusia..
Bagiku karena sudah sangat jelas ayatnya bahwa Allah menciptakan manusia dengan bersuku-suku dan berbangsa - bangsa untuk saling kenal mengenal. Sehingga perbedaan dan keragaman itu menjadi sebuah keniscayaan bahkan sunatullah...
Wallahualam bishawab...
No comments:
Post a Comment