Hijab

Hijab

Mungkin ini sedikit terlambat untuk isu ini. Seorang yang aku baru kenal hari ini dan saat bertemu pertama kali - saat aku menghadap karena sebuah keperluan - pada suatu titik bercerita bahwa kawannya lagi sekarang sudah sukses karena buah dari kepatuhannya menetapi hukum -hukum Allah... " Dia berhijab sudah sejak lama. Yah agak - agak "kedombarangan" lah..." sambil tangannya memperagakan bergerak-gerak di samping badannya. Beliau mau bilang hijab syar'i (tebakanku sih) yang menutup tubuh dengan sempurna.

Kawan baruku ini seorang pejabat di sebuah instansi.... beliau menceritakan tentang jilbab kawan beliau saat ngobrol. " Sementara saya dari dulu ya pakai yang model begini" sambil menunjukkan jenis kerudungnya.

"Saat itu dia adalah teman saat menempuh pendidikan S2 dulunya di sebuah universitas Negeri. Sekarang beliau sudah punya jenjang pendidikan akademis yang tertinggi s3. Bahkan kabarnya sudah profesor... "

Bagiku cerita begini ini kembali membuktikan bahwa hijab atau jilbab tidak membatasi kemampuan seseorang dalam meraih prestasinya. Seorang yang bergelar - seperti yang diceritakan- teman baruku tadi pastilah bukan " kaleng- kaleng" ..he..bahasa anak muda sekarang. Bahkan kerjanya pasti
"berpikir dan berpikir" menggunakan otak yang diselimuti kerudung atau hijabnya. Ini hanya bahasaku saja yang aku ingin bilang bahwa walaupun hijab menutup kepalanya secara harfiah tapi pikiran sebagai isi kepala tidak pernah terkekang atau terpasung atau apalah yang menggambarkan bahwa jilbab dan hijab telah membuatnya menjadi "tumpul".

Aku bangga banyak sekali orang yang berprestasi yang mereka notabene berhijab. Bahkan mereka berhijab dengan kesadaran sendiri sebagai seorang wanita muslim, bukan karena paksaan.

Pada jamanku SMA memang saat itu masih jarang anak sekolah yang berjilbab. Namun demikian kajian-kajian nya sudah cukup banyak. Namun aku tetap belum tergerak untuk memakainya. Masih lihat kanan kiri. Masih mempertimbangkan ini dan itu. Intinya saat itu belum pengin.

Akhirnya baru di semester 1 atau 2 di Surabaya aku baru menyadari untuk mengenakannya.. semoga bagi diriku sendiri dan semua yang sudah mengenakannya ini menjadi doa untuk tetap istiqomah sampai kapanpun. Aamiin YRA

Pada intinya aku mau bilang bahwa hijab atau jilbab menjadi hak asasi bagi siapa pun wanita musslim untuk mengenakannya. Sebenarnya bagiku ini juga sekaligus sebagai kewajjban asasi bagi wanita muslim kepada Tuhannya. Tapi tentu saja aku menyadari bahwa semua wanita muslim juga sedang berproses untuk selalu lebih baik dalam hidupnya. Bagiku dari tidak berhijab menjadi berhijab itu adalah hijrah atau berpindah yang sesungguhnya.

Namun demikian bila seorang wanita muslim tidak atau belum berhijab sekarang kita pun tidak berhak menghakimi apapun pada dia. Bagiku sih positive thinking adalah jalan terbaik untuk apapun. Juga adil. Mungkin atau bisa jadi mereka masih dalam proses itu.

Memang menjadi menyedihkan bila ada pihak yang memelesetkan hijrah untuk justru hal yang sebaliknya. Karena pemakaian terminologi itu yang tidak sesuai peruntukannya.

Syariat untuk berjilbab sudah sangat jelas bagi wanita muslim. Tentu saja tidak ada kewajiban bagi non muslim untuk berhijab. Bahkan pria muslim he..he.. ini guyonannya supaya kita tidak tegang ya rek...

Itu adalah tafsir yang aku yakini. Kembali bila ada yang berbeda, maka pemikiran husnudhan harus tetap dikedepankan. Bisa jadi masih proses.....entah sampai kapan. Wallahu alam... Bagiku tidak perlu ribut di level bawah. Karena pada akhirnya apapun itu akan kembali pada pilihan masing2.

Berita baik hari ini bahwa cerita orang yang aku temui hari ini makin menambah keyakinan bahwa dengan berhijab tidak akan menghalangi apapun prestasi dan kegiatan muslimah.

Untuk itu bagi wanita muslim tetaplah berhijrah dengan hijabmu....