Friday, February 7, 2020

Novel Corona Virus


Sepagian lihat proses evakuasi WNI dari kota Wuhan, Cina dengan pesawat komersial Batik Air. Setelah sampai Batam baru lanjut Natuna dengan pesawat TNI.
Melihat proses itu di negara sendiri dan di beberapa negara lain di TV, maka terlihat bahwa prinsip2 PHEIC ( public health emergency international concern) atau kegawatdaruratan kesehatan masyarakat dunia ( KKMD) yang akibat penyakit tertentu yang meresahkan dunia diterapkan dengan baik, lepas dari penolakan warga Natuna sendiri.
Bagaimana para saudara sebangsa tetap memakai masker, juga untuk para petugas yang memakai pakaian "astronot" serta masker, pelindung mata, kaos tangan dan sepatu boot. Kelihatannya yang memakai pakaian astronot itu juga bukan hanya yng medis namun semua kru pesawat dan semua yang terlibat termasuk pihak keamanan dan imigrasi.
Peristiwa yang terkait KKMD sebenarnya sudah beberapa kali terjadi. Namun tetap menjadi menarik saat semua mata bisa menjadi saksi detik per detik evakuasi itu.
Ya hari- hari ini sangat nengharu biru berita tentang 2019-nCoV di Wuhan sana. Memang banyak hal - hal menarik sekitar isu itu baik yang terkait dengan virusnya, penyakitnya, kematian serta isu yang mendahuluinya.
Belum habis berita - berita ini, sudah juga terbetik bahwa ada juga flu burung di salah satu Provinsi di Cina. Flu burung ini sudah menyerang pada ayam yang menyebabkan kematian ribuan ayam di sana. Flu burung memang penyakit yang zoonosis. Awalnya pada hewan. Apakah ini akan kembali merebak juga pada manusia ? Masih wait and see. Bagaimana perkembangan ke depannya ? Wait and see juga.
Merebaknya virus dan penyakit yang ditimbulkan sudah menjadi ancaman di depan mata. Sementara di sisi lain di dalam negeri juga banyak sekali juga kabar tentang bencana banjir / banjir bandang di beberapa daerah, tanah longsor, kebakaran dll.
Bencana secara umum memang terbagi menjadi bencana alam yang biasanya tanpa campur tangan manusia seperti gempa bumi, angin puting beliung, cuaca ekstrim ( hujan deras dalam waktu lama sekali dan kekeringan lama dll). Ada satu bencana yang bisa jadi memang " buatan manusia" katakan man made disaster seperti banjir dan longsor karena penggundulan hutan, kurangnya daerah resapan air, sampah yang menumpuk dll.
Dalam hal ini, import sampah juga bisa menjadi bencana karena buatan manusia. Alih- alih mau mengurangi sampah plastik tapi justru menumpuk sampah plastik yang katanya sebagai bahan bakar bagi industri makanan seperti industri tahu. Bisa jadi suatu hari nanti konsumen yang memakan tahu hasil dari proses pembakaran dengan sampah plastik akan terkena penyakit kanker karena dioksin yang dihasilkannya. Memang sekarang belum ke arah sana tapi ini bisa menjadi salah satu prediktor bila tidak dihentikan segera pemrosesan tahu dengan bahan bakar sampah itu....entah berapa tahun lagi.
Namun berbeda dengan bencana penyakit akibat virus flu fluan ini yang sifatnya akut sehingga dampak yang terjadi juga bersifat cepat. Kesakitan, kematian dan kerugian juga bersifat akut. Langsung kelihatan dan langaung mencuri perhatian. " Keuntungan" dari penyakit yang sifatnya mendadak adalah orang atau pengambil kebijakan merasakan " ketakutan" akan ancamannya pada waktu yang pendek. Sehingga tindakan yang diambil lebih cepat.
Berbeda dengan sifat penyakit kronis seperti kanker. Penyebab yang multifaktor antara lain karena paparan zat-zat pemicu kanker seperti dioksin tadi atau pengaruh rokok dan faktor lain lagi menyebabkan kanker bagi sebagian pihak kurang mendapat perhatian.
"Toh merokok atau tidak nanti juga kami akan mati". Demikian mereka para perokok ngeles saat dibilang bisa nyebabin kanker, atau penyakit lain yang munculnya masih belum sekarang alias "masih lama".
Kemunculan wabah/outbreak 2019- Novel Cov ini menyadarkan aku khususnya di hari baik ini bahwa bagi manusia akan banyak menemui hal-hal baru - sesuai namanya : Novel- yang akan mengejutkan yang diyakini datangnya dari Sang Maha Segalanya. Disamping tetap banyak hal- hal lama yang akan berjalan sesuai dengan hukum alamnya.
Untuk hal yang diluar prediksi manusia maka hanya usaha semaksimal mungkin lantas berdoa - sesuai anjuran pak Menkes... he..he.. dan mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

No comments: