"Alhamdulillah, terimakasih.... " sambil tersenyum ceria, bapak- bapak yang menjaga pintu kereta api itu menerima uang receh yang ku sodorkan.... spontan rasanya ikut senang mendengar beliaunya mengucapkan terimakasih dengan tulusnya.
"Yah biasa lah bu, namanya dikasih ya pasti terimakasih" ... anakku berkomentar untuk menanggapi omonganku ..." lihat mas.... betapa orang itu rasa syukurnya luar biasa, berapapun yang diberikan orang dia mengucapkan terimakasih"
" Eh jangan salah, ..ada banyak orang yang sama diberikan receh sekedar terimakaaih atau bahkan karena rasa kasihan, tapi dia menerimanya dengan biasa saja"
"Bahkan kadang sambil merokok dan beberapa dengan wajah datar tanpa ekspresi. Sebagian malah dengan cemberut. Entah apa yang dipikirkan"
"Coba kalau nanti kita di jalan A nanti kamu akan lihat bedanya cara menerimanya"...
Ngobrol berlanjut " emangnya penting banget buat kita untuk dikasih ucapan terimakasih ? "
Eh..eh bener juga sih....sebenarnya sebagai sesama manusia kita kan setara.... apalagi hanya uang kecil yang tidak berarti...
Eh..eh bener juga sih....sebenarnya sebagai sesama manusia kita kan setara.... apalagi hanya uang kecil yang tidak berarti...
" iya juga sih. Tapi ibu hanya membayangkan kalau Allah saja seneng pada yang bersyukur .dan sebaliknya sama yang kufur nikmat... he..he." sebenarnya aku juga paham sangat tidak layak "membandingkan" ucapan terima kasih orang pada pemberian dari sesama manusia dan rasa kebersyukuran pada karunia allah....entahlah.
Yang jelas bagiku saat ada orang berucap terimakasih dan alhamdulillah sekaligus saat kita beri sesuatu yang sebenarnya remeh temeh ( uang receh, nasi sebungkus, segelas air mineral, permen atau apapun ) akan membuat rasa ikut senang dan tersenyum spontan saat itu.
Bagi Allah rasa syukur seorang hamba jelas akan berefek pada tambahnya karunia yang lain. Sementara saat kita kufur nikmat maka adzab Allah sangatlah pedih.
*****************************************
Oh ya ketemu dengan seorang yang mempelajari ilmu psikologi beberapa hari ini, memberiku banyak insight. " Teori kebersyukuran atau gratitude theory menjadikan kita bekerja dengan feel... tidak sekedarnya saja" begitu beliau bilang saat ngobrol denganku pagi itu.
Oh ya ketemu dengan seorang yang mempelajari ilmu psikologi beberapa hari ini, memberiku banyak insight. " Teori kebersyukuran atau gratitude theory menjadikan kita bekerja dengan feel... tidak sekedarnya saja" begitu beliau bilang saat ngobrol denganku pagi itu.
Ternyata rasa syukur yang mendasari gratitude theory itu berpengaruh sekali pada motivasi bekerja seseorang.
" Bukan hanya sekedar knowledge dan skill saja yang dibutuhkan. Tapi ada feel...di dalamnya..."
Wow... aku mendapat ilmu yang luar biasa pagi itu. Sehingga bisa jadi aku juga merasa ikut senang dan tersenyum bahagia karena orang yang bersyukur tadi menularkan energi positif juga padaku... aku membayangkan bahasa tubuh penjaga pintu kereta yang dari masyarakat yang peduli keselamatan pengguna jalan saja. Saya tahu persis di daerah situ sukarelawan ini akan selalu bergantian mungkin sekitar 2 jam- an bertugas.
Dari bahasa tubuhnya aku nilai mereka orang yang baik. Hampir semua petugas disitu sangat peduli dengan keselamatan pengguna jalan yang melintas di rel itu. Memang mereka adalah warga biasa. Tapi kehadirannya cukup diperlukan. Barakallah ya bapak2...
Gratitude theory atau grateful membuat orang akan selalu bersyukur apapun keadaannya. Tidak harus melihat ke atas tapi tengoklah di bawah... kita masih cukup beruntung...
Perasaan tetap beruntung walaupun hadir diantara satu dua hal yang tidak menyenangkan kadang menjadi bahan olok olokan. Tapi kenyataannya hal itulah yang menjadikan kita tetap rileks apapun sikonnya. Alhamdulillah...
No comments:
Post a Comment