Tuesday, March 10, 2020

Biaya lupa


"Lho ini pertemuannya Sabtu depan Bu, bukan sekarang" terangnya sambil menunjukkan tanggal yang tertera di undangan yang aku angsurkan padanya saat menanyakan lokasi pertemuan. Aku buru-buru ikut melihat undangan yang dipegang sama bapaknya, wow tertera dengan jelas tanggalnya 14 Maret 2020. "Oh ya pak, makasih ya Pak" aku bilang sambil senyum -senyum. Bener juga... bukan sekarang rupanya. "Lokasinya nanti dimana ya Pak ?" Aku nanya lagi untuk nutupi rada malu... . Beliau menunjukkan gedung di sebelahnya. " Di lantai 3, bu" .
Setelah pamitan aku bergegas putar balik. Sebenarnya aku juga agak heran kok sepi ya... tapi sebenarnya ada beberapa kendaraan yang sempat menepi dan akhirnya jalan lagi. Apakah mereka sama - sama keliru denganku. Entahlah. ...
Yang jelas, karena ketidaktelitian itu menyebabkan aku buru-buru berangkat. Ada beberapa hal dan kegiatan yang aku skip pagi ini. Akhirnya aku pulang balik lagi.
Di sudut hati ada juga ada rasa menyesal. Betapa aku harusnya tidak kehilangan waktu untuk ke sini akibat tidak teliti. Harusnya aku bisa punya 10-20 menit lagi untuk menyelesaikan urusan domestik. Harusnya aku punya waktu untuk olahraga dst...dst...
Tapi aku ingat- kalau tidak salah di sebuah kajian - yang menyatakan bahwa tidak perlu mengatakan seandainya dan seandainya... namanya sidah terjadi. Qadarullah...
Oke. aku hanya berharap apapun niat baik walaupun belum jadi ditunaikan tetap punya nilai plus. Yang penting kegiatan itu bermakna positif, dan bukan sebaliknya.
Namun demikian tidak ada salah bila hal tersebut ditinjau dari sisi ekonomi, supaya lain kali lebih teliti lagi. Ada nilai bahan bakar yang terpakai, walaupun sangat sedikit. Juga tentu saja ada CO2 yang dibuang dari kendaraan dan menyebabkan mencemari lingkungan. Ada waktu yang terbuang yang berarti adanya opportunity cost yang hilang. Bisa untuk melakukan kegiatan produktif lainnya berkebun misalnya atau nyupir ( bacanya cuci piring ya) dan babyak lagi yang lain.
Intinya dalam sebuah ketidaktelitian, ada juga biaya yang harus dikeluarkan. Jadi ingat beberapa hari lalu saat Surabaya hujan cukup deras dan sore hari, si kecil datang dari sekolah dan langsung dengan muka ditekuk dia bilang : "aduuh bu, kotak makanku ketinggalan".
"Udah besok aja. Nggak apa toh, nggak bakal hilang. Lagian sudah sore kan pasti sudah dikunci sekolah". Aku menanggapi dengan santai.
" Aku harus ambil, karena ada sisa makanan di dalamnya. Kalau besok pasti bau".
"Kok bisa lupa sih mas". Aku menanyakan hal sebenarnya sering juga terjadi sama aku.
" Ya tadi aku kan Pramukaan nah itu kotak makan aku taruh di laci, buru- buru pulang. Ya udah aku balik lagi walaupun sebenarnya sayang juga ya aku harus bayar g**** sekitar sepuluh ribu kali dua lagi" katanya lagi.
"Ya memang itu ada biaya yang harus dikeluarkan lagi saat kita lupa sesuatu.
Menurut ibu sih nggak harus diambil sekarang, insyaallah nggak bakal hilang. Ya tapi terserah kamu lah... kelihatannya juga agak susah karena hujan deras sekali takutnya depan situ banjir" . Aku ingat beberapa kali lewat dekat sekolah, banjirnya biasanya agak tinggi kalau hujan cukup deras dan lama.
" Nggak apa sih, tadi ojolnya punya mantel kok"... sambil dia buru- buru lari ke depan. Entah bagaimana akhirnya beberapa saat kemudian dia pulang sambil bawa kotak makanan birunya.
Sebenarnya lupa adalah hal yang manusiawi juga. Bila sudah terjadi maka itu adalah qadarullah...
Terlalu sering lupa juga akan sangat merugikan. Biaya g**** yang antar jadi 2 kali
lipat dari seharusnya, waktu yang terbuang, mood yang sempat terganggu karena kesal dan marah - walaupun binghng juga dia mau kesal dan marah sama siapa....
Lagi- lagi berulang kanvas yang harusnya dibawa ke sekolah hari Jumat kemarin. Katanya karena salah dengar dipikirnya baru akan dikumpulkan hari Senin depan maka tidak terbawa. Lagi-lagi harus memakai jasa g*s**d untuk mengantarnya.
Pelajaran pentingnya bahwa ketidaktelitian, lupa dan teledor semua memakan biaya dan kadang kala emosi jelek....
Tetap semua tidak ada yang sia-sia. Keyakinanku sih begitu...minimal jadi bisa ada bahan "ceramah" sama anak². Tentu saja juga ada bahan untuk menulis suka- suka versiku. Yuk ah...

No comments: