Tuesday, March 10, 2020

Selingan Positif

Selingan Positif
Saat mengerjakan sesuatu seringkali tidak fokus menjadi problem yang sering terjadi.
Saat kuota ada maka berselancar menjadi sebuah kenikmatan. Sayangnya seringkali hal itu membuat kita "tersesat" dalam rimba belantara informasi.
Saat mau belajar tentang A, tiba- tiba ada hal menarik tentang Z - sesuatu yang tak ada hubungannya dengan A. Akhirnya kita justru mengejar informasi tentang Z, mulai dari awal sampai akhir. Mulai isu penting sampai remeh temeh tentang Z. Mulai dari ujung sampai pangkalnya atau sebaliknya....
30 menit, 1 jam dan akhirnya berjam-jam waktu habis untuk informasi yang kita tidak butuhkan. Itulah salah satu contoh saat kita galfok alias gagal fokus dan mengalihkannnya dengan main internet tanpa tahu waktu. Hal ini sering disebut sebagai distraksi.
Distraksi sendiri diartikan sebagai memusatkan perhatian menjauhi situasi yang tidak diinginkan dengan tujuan mengalihkan perhatian untuk mengurangi rasa tidak nyaman terhadap sesuatu obyek.
Dalm dunia psikologi atau managemen maka distraksi menjadi tidak produktif bahkan mengganggu. Karenanya harus diusahakan menjauhi distraksi.
Dalam hal ini apakah internetnya atau gadgetnya salah ? Tentu saja tidak. Yang salah adalah saat kita tidak bisa memanage nya...
Banyak contoh lain dari distraksi bisa berupa gangguan lain saat kita sedang berupaya fokus untuk belajar misalnya. Ngobrol atau bahkan nggosip - tentu saat ada teman- , adanya makanan yang membuat kita malah asyik ngemil... atau banyak hal lain.
Dalam hal ini distraksi menjadi negatif jika kita dikejar deadline misalnya. Atau adanya target yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu.
Namun ada sisi lain dari kegiatan yang bisa kita sebut distraksi bahwa ini menjadi pengalih sesuatu agar kita tidak tegang...
Bayangkan seorang ibu yang tugasnya mulai bangun tidur sampai tidur lagi, yang tidak pernah selesai. Mulai dari membanginkan anggota keluarga yang lain, menyiapkan makan pagi , menyiapkan atau mengingatkan keperluan sekolah anak- anak, membersihkan rumah, menyiapkan makan siang, dst sampai nyupir alias nyuci piring. Begitu terus sampai kapan-kapan. Belum lagi acara mengajari PR anak, bersitegang dengan anak saat mereka kita anggap tidak patuh, atau banyak hal lain.
Di tengah rutinitas yang demikian hebat, apalagi banyak tekanan sekitarnya maka menurutku tetap dibutuhkan selingan. Me time, kongkow yang positif ( ikut kegiatan ini itu yang makin menambah wawasan), ikut kajian dan lain....menurutku ini selingan positif yang perlu diagendakan. Supaya kita tidak jatuh dalam kebosanan yang pada akhirnya membuat menjadi hal negatif atau kontraproduktif.
Lain lagi tentu saja bagi banyak wanita karier... mungkin tetap perlu turun ke dapur untuk sekedar say hello dengan mbak ARTyang ada dirrumah. Tetap butuh menengok kebun untuk menikmati bunga yang baru mekar, menghirup wanginya tanah saat basah karena air hujan. Sesekali tetap butuh sosialisasi dengan tetangga dan banyak hal lain. Juga tetap butuh tetap kajian ilmu agama...
Dalam situasi yang sedemikian penuh tekanan dalam segala hal memaknai distraksi menurutku tidak serta merta negatif. Mungkin agak sedikit berbeda dengan istilah selingan positif. Ya aku mengganggap bahwa kebutuhan akan selingan positif menjadi kebutuhan semua orang..
Memaknai bahwa ada hal-hal remeh temeh yang lagi - lagi harus dalam koridor positif yang bila dikerjakan justru bisa menjadi lebih produktif untuk hal yang terkait dengan peran utama.
Memang tidak mudah tetapi me time - sebagai bagian dari selingan positif- tetap wajib dipenuhi. Untuk kebutuhan jasmani, bàhkan mental kita
Karena ternyata saat tekanan dunia semakin mengemukà maka dibutuhkan ketahanan dan ketangguhan untuk menghadapinya.
Banyak kejadian di sekitar kita membuat kita berkaca, sekaligus mengharuskan kita menganalisanya. Tentu saja harus membekalinya dengan banyak 'membaca'. Apapun itu.

No comments: