Friday, March 20, 2020

Menyiasati Liburan Corona


Himbauan social distancing setelah wabah membutuhkan kreatifitas untuk menyikapinya. Membunuh waktu 16 jam an hasil dari 24 jam yang dikurangi 8 jam waktu tidur butuh juga perangkat pendukungnya.
Saat anak- anak belasan tahun atau mahaaiswa study from home (SFH) melalui on line tentu harus ada laptop dan kuotanya.
Untuk anak- anak lebih kecil lain lagi ceritanya. Tentu orang tua harus lebih banyak kreatifitas untuk membunuh waktu. Ada terlihat ibu-ibu kreatif mengajarkan kerajinan tangan sederhana buat putra-putrinya dan masih banyak lagi lainnya
Tapi yang menarik ada meme yang isinya lumayan lucu juga. Anak bebas Corona tapi ibunya jadi hipertensi... he..he. hipertensi alias darah tinggi menggambarkan penyakit yang cenderung dihubungkan dengan perilaku suka marah dan mudah kesal. Ini menggambarkan bahwa tingkah anak-anak saat membunuh waktu itu terkadang "mengesalkan", sehingga emak-emak akan cenderung "naik darah".
Bisa jadi bagi ibu bekerja dari rumah ( WfH) maka sambil bekerja di rumah tentu saja tidak sama persis dengan yang di kantor. Di kantor tidak ada gangguan anak- anak. Sedangkan di rumah pasti sebaliknya. Apalagi bila si ibu di rumah biasanya anak akan lebih " ngalem" alias manja sama ibunya. Sangat waajar sih kan jarang- jarang libur barengan... jadi dinikmati aja ya Mak. Meme itu dilain sisi menggambarkan bahwa ada peran guru si anak di sekolah ( untuk anak usia sekolah ) atau peran si mbak di rumah (pada anak belum sekolah ) yang diakui sangat besar.
Peran guru yang begitu sabar mendidik anak- anak dari seusia itu memang luar biasa. Baru beberapa hari social distancing maka sudah sangat terasa bagi emak- emak bekerja.tugasnya mendampingi si anak on line atau mengerjakan beberapa PR nya ternyata tidak semudah seperti saat "dilihat" dari jauh. Itukah akhirnya ucapan terimakasih pada guru banyak bertebaran di sosmed pada hati kemarin.
Sementara itu ucapan yang sama belum terlihat bagi partner emak- emak bekerja di rumah saat ditinggal ke kantor. Ya benar, para asisten rumah tangga ( ART). Mereka cukup berperan besar untuk membersihkan rumah, menjaga rumah, dan berbagai pekerjaan lain. Bahkan sebagian juga mengasuh anak sebagaimana layaknya babby sitter.
Partner itu juga punya andil besar. Saat libur Corona itu maka peran mereka dalam kondisi normal sebagian akan diambil alih si emak- emak biasanya karena tuntutan anak juga. Nah itu dia yang bisa jadi menjadikan emak mudah naik darah juga. Selain kerjaan kantoran yang dihandle, maka akan bertambah peran misalnya jadi koki untuk menu special request sang anak 'yang biasanya kadang didelegasikan sama ART.
Aku ingat saat kecil aku diasuh juga oleh beberapa ART, begitu menurut cerita dari Bapak ibuku saat aku sudah besar. Yang paling aku ingat, saat belum sekolah ( aku tidak pernah masuk TK) aku masih ingat bahwa mbah S lah yang banyak "mengasuh" aku saat ibu bekerja. Perempuan dengan dandanan bergaya Jawa yaitu memakai "jarit/jarik" atau "nyamping" atau kain batik panjang sebagai baju bawahan dan kebaya dengan kutu baru. Beliau lah yang tiap pagi akan datang dan siang akan pulang ke rumahnya saat ibu sudah pulang mengajar.
Mbah S sangat sayang pada kami. Aku dan kakak- kakakku. Selain bekerja di rumah maka mbah S seringkali membuat jipang kacang bersama anaknya . Campuran antara gula jawa dan kacang ataupun wijen. Aku paling sering dibawakan potongan pinggiran jipang yang sampai sekarang masih eksis sebagai makanan khas di Cilacap sana.
Jipang biasanya dibentuk atau dipotong berbentuk persegi panjang dan dikemas dalam plastik bening. Nah sisa pinggirannya itulah yang akan dibawa buat aku. Banyak sekali perlakuan beliau yang masih aku kenang sampai sekarang.
Yang jelas bahwa ada peran ART yang juga mau tidak mau sangat besar khususnya pada ibu bekerja dengan anak pra sekolah. Spesial dalam kesempatan ini aku mau ngucapin terimakasih tak terhingga pada mereka- mereka itu yang telah sedikit banyak berkontribusi membentuk aku di hari ini. Al-fatihah buat mbah S.
Yang masih aku ingat sampai sekarang bahwa perlakuan kedua orangtuaku pada mereka yang sungguh luar biasa. Bapak ibuku menperlakukan mereka dengan sangat baik. Bahkan setelah mereka tidak bekerja dirumah sekalipun karena sudah tua atau karena alasan lain. Bukan bermaksud apa- apa, namun hanya mencoba mengingat kebaikan Bapak ibu- maka beliau berdua masih berhubungan baik dengan mantan- mantan pengasuh anak-anaknya. Intinya sangat memanusiakan mereka. Semoga dengan itu bisa menjadi amal kebaikan bagi Bapak dan ibu. Al fatihah untuk beliau berdua.
Dari sini aku pengin ngomong kalau ada banyak peran pihak lain yang sangat membantu kita saat kita tinggal kerja.
Tentu juga ini aku rasakan buat para bibi, mbok atau mba yang pernah mengasuh anak- anak ku kini.
Ucapan terimakasih dari Kami untuk semua yang pernah membantu di Sebengkok, di Mamburungan, di Kampung Empat, di Pilahan Asri, di Dayu Permai, di Ketintang...
Mohon maaf nggih jika ada salah kata atau tingkah laku kami dan anak - anak semua. Saat ini di liburan Corona maka kami- para emak- jadi merasakan beban kerja yang selama ini seringkali kami delegasikan pada njenengan semua. Karena satu dan lain hal , memang saat ini aku tidak memakai jasa mereka tapi setidaknya liburan corona ini memberi pelajaran tentang hal itu dari postingan banyak emak lain.
Bila kita bingung mau membunuh waktu yang 16 jam itu maka sebaliknya para ART seringkali bingung untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dengan waktu 16 jam itu. Karena ternyata pekerjaan ibu RT atau saat di delegasikan ke ART - memang tidak ada habisnya. Bahkan 24 jam sekalipun.
Lepas dari ART, dalam beberapa hari ini
ada hal menyentuh. Aku mendapat beberapa DM dari kerabat atau teman yang bilang : " mba aku tetap kerja" atau "aku masih mburuh saat ini". Artinya pekerjaan beliau beliau ini memang tidak bisa digeser ke rumah. Pesanku hanya tetap jaga kesehatan. Sebisa mungkin ada perlindungan. Masker kain atau cuci tangan sering- sering.
Ada juga yang bilang " semua barang harganya naik ibu". Aku yakin para ibu semua sedang berjuang baik yang sekarang sedang stay at home maupun yang masih di luar karena terpaksa. Semoga tetap mengingat hal-hal sederhana yang bisa dikerjakan.
IMHO, Ya kita yang diberi kesempatan WfH, apapun kerepotannya di rumah, setidaknya masih relatif lebih aman daripada yang harus bekerja di kerumunan, apalagi tanpa APD sama sekali. Jadi ?
Ayo di Jumat berkah ini kita banyak berdoa semoga wabah ini cepat teratasi dengan baik dan kembali pulih sikonnya seperti semula kembali. Hanya itu ? Ya bila memungkinkan bisa membantu para emak tangguh tadi untuk juga menyadari bahwa keberadaan mereka sangat berharga dan atau membantu dengan hal lain.
Selebihnya ? Tawakal pada Allah swt sang penggenggam semua jiwa...

No comments: