Aku terhenti mengunyah marning jagung gepeng itu. Ada benda yang membuatku berhenti di lidahku. Tanpa curiga aku ambil benda itu. Aku tarik. Astaghfirullah...ternyata setelah aku amati ada kawat kecil dengan diameter yang cukup kecil dengan panjang sekitar 3 cm - an ada di situ....
Spontan aku mengucap alhamdulillah... masih selamat dari bahaya lain saat tertelan kawat itu misalnya. Bisa jadi menusuk dan akan jadi benda asing di daerah dekat tenggorokan dan kerongkongan...hiii...aku membayangkan sambil begidik...
Sebenarnya pernah juga suami makan makanan yang sama. Ternyata ada sejenis logam yang mirip paku atau lebih tepatnya bagian dari mur baut (baut ) yang cukup besar. Peristiwanya sudah lumayan lama. Sayangnya saat itu kami tidak mengabadikan gambarnya. Tapi tadi aku spontan telpon dia menanyakan hal tersebut.
Yang sebenarnya cukup mengherankan kenapa dalam 2 kasus kok barang-barang yang tercecer itu kok dari jenis logam semua ya... kira-kira masuknya dari proses yang mana ya... aku sendiri tidak tahu paati pengolahannya bagaimana. Tapi bayanganku jagungnya dipipil dulu dari bonggolnya. Kemudian mungkin melewati proses pemipihan. Apakah juga ada proses penjemuran. Kadang aku bayangkan mungkin mirip dengan gabah ( yang dulu sering aku lihat prosesnya di rumah saudara) kan memang dijemur di lantai yang cukup luas. Wajar bila ada kerikil- kerikilnya pada gabah. Bahkan pada beras dengan kaulitas biasa.
Tentu bila ini bercampurnya dengan logam2... seperti ini kira2 apakah kira dari penjemuran atau proses yang lain.
Tentu tidak ada maksud lain dari posting hal ini. Hanya supaya hati- hati saja saat makan cemilan. Kuakui aku konsentrasii pada hal lain pas makan jadi nggak melihat secara fisik makanan yang aku masukkan ke mulut. Jangan ditiru ya...
Baiknya makan memang konsentrasi dan tentunya diawali dengan doa. Pada makanan khususnya cemilan yang model begini bagusnya saat makan, tumpahin di piring aja dulu. Makannya sambil dipilihin... he..he...ribet ya.. ya daripada- daripada...
Alhamdulillah dulu saat suami makan juga terhindar dari celaka itu...alhamdulillah
.
Celaka sebagai kata dasar kecelakaan dalam kamus disebut berhubungan peristiwa yang tidak sengaja. Biasanya dianggap berhubungan dengan nasib buruk yang terjadi.
.
Celaka sebagai kata dasar kecelakaan dalam kamus disebut berhubungan peristiwa yang tidak sengaja. Biasanya dianggap berhubungan dengan nasib buruk yang terjadi.
Menurutku kecelakaan sifatnya ada 2 yang akibat keteledoran sendiri atau orang lain intinya human error maupun murni dari hal- hal yang tidak dapat diprediksi sebelumnya (unpredictable). Yang disebut pertama mestinya bisa dicegah. Misalnya dengan mengikuti sebuah program keselamatan.
Aku pernah mengikuti sebuah pertemuan di perusahaan minyak saat di Tarakan. Mereka ada pertemuan untuk membicarakan hal - hal apapun ( hampir celaka atau kecelakaan itu sendiri) dan orang itu ditanya bagaimana persepsi menurut dirinya... akan peristiwa itu..
Aku pernah mengikuti sebuah pertemuan di perusahaan minyak saat di Tarakan. Mereka ada pertemuan untuk membicarakan hal - hal apapun ( hampir celaka atau kecelakaan itu sendiri) dan orang itu ditanya bagaimana persepsi menurut dirinya... akan peristiwa itu..
Menurutku itu program luar biasa. Karena bisa belajar banyak dari peristiwa bahkan dari kesalahan yang hampir atau sudah terjadi. Sebuah managemen risiko yang sangat baik.
Artinya tidak perlu kita harus mengalami kecelakaan iti sendiri. Tapi belajarlah dari peristiwa atau bahkan orang lain. Dalam hal pengalaman buruk dari orang lain maka tidak semua kita harus mengalaminya sendiri. Cukuplah mengambil pelajaran dari sana.
Sudah tahu bahaya narkoba eh masih nyoba juga... atau demikian juga dengan rokok dll. Karena dalam hal ini pengalaman orang lain sebagai guru terbaik. Bahwa narkoba akan menghancurkan semuanya dan rokok menjadi faktor risiko berbagai penyakit kronis degeneratif.
Kembali ke marning tadi semestinya manajemen risiko biar nggal celaka adalah. 1. Makan dengan ucapan basmallah; 2. Menaruhnya di dalam piring biar bisa dipilih ; 3. Makan sambil konsentrasi jangan disambi dengan kegiatan lain; 4.... dst
Peristiwa nyaris celaka (near miss) memang biasanya hanya didokumentasikan pada organisasi yang sudah cukup baik dan peduli pada keselamatan customer atau pelanggan atau pasien maupun petugas sendiri.
Bagus kali ya kalau di level rumah tangga kita juga bisa menuliskannya... berapa kali kita masak gosong karena asyik FB, WA atau sosmed-an. Atau gosong karena kita sambil ngerjakan pekerjaan lain baik setrika, nyapu atau ngepel..Ketahuilah bahwa gosong adalah awal dari kebakaran. Na'udzubillah..
Berapa kali kita secara teledor meminggalkan setrika dalam kondisi tak bertuan sehingga meninggalkan cetak setrika di baju atau alas setrika. Hati- hati ini juga bisa kebakaran. Demikian juga obat nyamuk bakar atau lilin saat mati lampu. Atau buang puntung rokok secara sembarangan. Beberapa kasus puntung rokok jadi sumber bencana juga. Mungkin hal2 sederhana ini bisa menjadi mitigasi bencana di level individu khusus daerah2 dengan mayoritas pemukiman terbuat dari kayu seperti di daerah pantai.
Catatan nyaris celaka itu penting buat evaluasi...dan hari ini aku mencatat nyaris celaka pada dua peristiwa penting. Satu saat makan marning gepeng dengan tambahan kawat dan satu lagi saat misua cerita kompor dengan gas alam di Tarakan yang terus menyala yang bisa jadi nyala berhari - hari karena yang memakai tidak mematikan sampai bunyi klik...
Membayangkan efeknya bila celaka beneran cukup ngeri dan alhamdulillah atas kuasa allah swt jualah kami masih bisa diselamatkan...(tri astuti sugiyatmi)
No comments:
Post a Comment