Solidaritas Corona
Hari-hari ini di negara kita wabah Corona makin memburuk. Ada banyak keterbatasan dan kekurangan di sana sini saat social / physical distancing dan self isolation di berlakukan.
Saudara-saudara kita yang pekerja harian dan informal yang paling banyak terdampak. Menurut informasi bahwa mereka yang mencari penghidupan hari ini dan untuk dimakan hari ini pula yang paling berat terdampak.
Sehingga yang terlihat bahwa banyak sekali inisiatif dari masyarakat luas untuk saling membantu sesama. Ada lembaga- lembaga sosial dan kemanusiaan yang memang sudah biasa menangani bencana apapun bentuknya seperti banjir, longsor, tsunami, gempa dll.
Mereka sudah sangat teruji dalam program- program untuk membantu si korban. Mulai urusan perut korban sampai dengan berbagai bantuan untuk memenuhi kebutuhan primer lain saat tanggap darurat. Mencarikan pakaian pantas pakai saat korban kebakaran dan kebanjiran membutuhkan, juga tempat bernaung sementara saat tempat tinggal tidak aman lagi. Hal -hal ini sampai juga pada program trauma healing serta rehabilitasi pasca bencana.
Pada mereka yang sudah berkecipung di sana maka: salam hormat untuk semuanya. Mereka - mereka juga mendedikasikan dirinya untuk jiwa dan raga yang lain laiknya dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya saat wabah Corona ini.
Pada saat ini mereka jugalah yang banyak bergerak saat dhuafa akibat corona juga sudah mulai berteriak kelaparan. Bahkan saat ini mereka juga bergerak untuk membantu tenaga kesehatan dalam mencarikan Alat Pelindung Diri ( APD) yang standar yang sudah sangat langka di pasaran. Masker baik masker syandar N95 bagi medis, masker bedah, sampai masker kain mereka ikut bergerak mencari dan membaginya ke fasilitas kesehatan. Juga hand sanitizer yang akhirnya mereka juga banyak produksi yang akhirnya dibagi- bagi bagi yang membutuhkan.
Lembaga ini memang luar biasa mampu untuk secepat kilat hadir dalam menemani dan membantu bagi mereka yang membutuhkan.
Yang sangat menggembirakan adalah munculnya relawan- relawan mandiri alias bukan dari sebuah lembaga yang 'formal'. Relawan ini muncul karena tumbuhnya perasaan setia kawan, perasaan solider serta perasaan senasib.
Sesungguhnya perasaan satu nasibnya adalah terkait dengan kemungkinan untuk menjadi korban corona yang sama besar dan peluangnya. Ya anggap saja probabilitasnya mirip-mirip aja. 11 - 12. Walaupun tentu saja gizi kuràng, sanitasi buruk akan makin mempermudah corona memporakporandakan imunitas tubuh si miskin.
Relawan ini bergerak langsung ke sumber masalah. Luar biasa. Mereka rela untuk kehilangan waktu tenaga sekaligus biaya ( walaupun sebagian yang didonasikan adalah sumbangan para dermawan lainnya ). Bergerak bukan untuk kepentingan pribadi adalah sangatlah kerenn. Karena jujur mereka pun punya masalah yang mirip dengan keluarga lainnya seperti harus ikut bantuin anak mengerjakan tugas daring nya, menyiapkan segala kebutuhan harian rumah tangganya dan lainnya.
Ada yang membuat dapur dan membagi makanan jadi di banyak kota, membagi makanan bernutrisi untuk nakes kita di RS, ada yang menyalurkan bahan mentah juga serta ada yang berupa uang.
Solidaritas inilah yang mudahan sedikit bisa membantu mereka yang bener- bener membutuhkan saat bantuan dari yang berwenang dalam hal ini tentu saja pemerintah masih dalam bentuk harapan.
Terharu sekali saat lihat di Jerman menjelang lockdown maka banyak sekali yang menaruh sebagian makanan di sepanjang pinggir jalan. Ada air mineral, roti, dan bahan menyah lainny. Di beberapa negara yang lain seperti Turkey juga dilakukan hal serupa.
Ya teringat Mekah dan Madinah lah selama ini dimana akan menjumpai dan menemui orang untuk berbagi. Apa saja. Karena saling memberi sangat dianjurkan dalam Islam. Memberi dengan tulus hanya karena allah swt.
Saat sebagian yerkena panic buying dengan memborong- borong semua apa yang ada dan lantas menjualnya kembali dengan harga fantastis, maka perilaku relawan adalah terkesan "aneh".
Berjuang mengorbankan banyak hal saat orang lain justru memperebutkannya mati- matian menjadi sesuatu yang istimewa. Mereka adalah orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. Yang memperoleh kebahagiaan justru saat memberi. Saat tangan di atas, bukan saat tangan dibawah untuk menadah.
Semoga kita banyak belajar dari para relawan ini. Teriring doa tulus semoga berkah dari Allah akan tercurah untuk semua.
Bencana Corona masih memperlihatkan ada asa untuk bangsa ini. Semoga.
Bencana Corona masih memperlihatkan ada asa untuk bangsa ini. Semoga.
No comments:
Post a Comment