Terima Kasih SARS-CoV -2
" Baik Bapak ibu sekalian yang terhormat dengan pembacaan doa tadi, maka berakhirlah acara sarasehan kesehatan Kesiapan Al Hikmah dalam mencegah dan menghadapi COVID-19 (Corona Virus)" pembawa acara menutup acara yang cukup penting pada Sabtu, pekan kemarin.
Kami para peserta akhirnya bubar dengan mengikuti arahan untuk tidak berjabat tangan, hanya menangkupkan kedua tangan saja di depan dada serta tidak cipika dan cipiki.
Tak berselang lama. Kami juga masih antri keluar dengan tetap menjaga jarak. Kemudian terdengar suara microfon mau dipakai lagi... "lho bukannya sudah bubar ya? ..aku bertanya dalam hati.
Terdengar suara Bapak yang tadi menjadi MC "Terimakasih kami ucapkan khususnya kepada tim cleaning service yang telah mempersiapkan acara dengan sangat baik."
"Tentu saja setelah ini juga akan kembali bekerja untuk merapikan kembali..."
Bapak MC kembali melanjutkan.
"Juga bagi tim yang sudah mempersiapkan presentasi tadi sehingga acara berlangaung dengan lancar"
"Oh rupanya ucapan terima kasih". Tapi kok ? Aku merasa baru sekalinya datang di pertemuan MC nya mengucapkan terimakasih secara khusus buat cleaning srvice dan tim asrot ( asisten sorot - dulu begitu sebutannya, saat jaman jadul saat masih memakai OHP untuk presentasi). Memang tetap memakai sorot yang bahan power pointnya dari laptop.
Oh ya sebenarnya kata- kata dari MC tidak persis sama. Tapi intinya bahwa MC - dalam hal ini- pihak penyelenggara, menyampaikan ucapan terimakasihnya pada 2 tim tadi. CS ( dalam hal ini bukan customer service namun adalah cleaning service) dan tim yang mendukung presentasi.
Bagiku ini sangat luar biasa. Mengucapkan terima kasih bagi orang - orang di belakang layar dan seringkali dianggap tidak penting.
Sering aku dengar saat ucapan terimakasih biasanya hanya untuk para penyandang dana atau sponsor saja. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa mereka acara tidak bisa berjalan. Sangking penting dan vitalnya "dana " buat panitia. Atau ucapan terimakasih pada orang hebat dan mentereng dengan seabrekbjabatan dan atau gelar aaja.
Tapi ini lain. Aku rasa bagi para anggota CS atau tim asrot itu akan sangat merasa dihargai kerjanya. Dan akan membuat mereka semakin bersemangat bekerja dengan baik. Bukan hanya selepas acara tapi bisa jadi acara - acara berikutnya.
Kadang- kadang kita melupakan ucapan terimakasih dalam berbagai bahasa seperti matur nuwun, matur kesuwun, nuwun, thank you, thanks, nuhun, dll, khususnya pada orang "kecil". Kita tidak melakukannya karena kita anggap sudah sewajarnya begitu. Karena untuk kerjanya kita sudah menggantinya dengan upah atau gaji.
Bahkan tak jarang dengan Si kecil berlaku kasar atau memaki atau "menggodanya" dengan bahasa dan gestur yang melecehkan.
Hari - hari dimana adanya rasa empati yang menurun menyebabkan untuk berucap terimakasih aja sering masih belum "ikhlas".
Memang ungkapan terimakasih kadang bukan hanya dari ucapan saja. Tapi juga dari perilaku. Bahwa kita menghargai kerja orang lain yang sudah sangat baik bisa juga dengan kasih jempol dan banyak emoticon -dalam bahasa tulis di sosmed -, yang sekarang sudah banyak dimodifikasi.
Ungkapan terimakasih pada pasukan kuning di jalan adalah dengan tidak membuang sampah dari dalam mobil dengan membuka kacanya sedikit dan menyelipkan tisue untuk diterbangkan angin sehingga mengotori jalan yang sudah disapu.
Demikian juga pada ART bisa diungkapkan lisan pada saat selesai pekerjaan atau dengan tindakan tidak membentak - bentaknya pada saat menyuruh atau meminta tolong padanya.
Ungkapan terima kasih juga harus tetap diberikan pada orangtua yang meninggal dengan tetap mendoakannya. Karena saat ini maka yang ditunggu orang tua yng sudah dikuburkan adalah lantunann doa dari anak dan cucunya. Tentu juga menjalin silaturrahim dengan relasi orang kita dulu.
Aku cukup kaget saat seorang kenalan lama ibuku mengingatkan kebaikan almarhumah saat sebelum meninggal. Kenalan lama ini mengingatkan hal itu sekaligus mendoakan ibu. Aku hanya mengucapkan " aamiin yra" dan terasa sangat terharu. Memang ini terjadi beberapa saat setelah aku ikut mendoakan kepergian suaminya sehari sebelumnya.
Ungkapan terimakasih akan menjadi sangat luar biasa saat kita mengapresiasi kerjaan para team pendukung. Namanya tim pendukung memang sudah pasti bukan yang utama.
Sehingga akan sangat wajar bila kita berterimakasih pada pihak yang "primer" atau utama. Itu biasanya kalau ada mewujud bentuknya. Orang, tim kerja, teman, guru, orangtua.
Nah bagaimana untuk yang tidak kelihatan? Khususnya Sang Pencipta alam raya, dalam hal ini Allah swt ini yang tidak kelihatan bentuk dan wujudnya, maka bagaimana ? Itu kembali ke masing2 individu. Namun yang sering terjadi kita lupa.
Padahal ini juga cukup penting. Ucapan lafadz alhamdulillah atas segala apa yang dikaruniakan sama kita sekalipun dalam suasana semi lock down, seperti pandemi COVID- 19 ini.
Ungkapan terimakasih yang lebih mengena memang bukan hanya ucapan lisan tapi juga tindakan. Taqwa itulab jawabannya. Mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya. Kesannya klise ya. Tapi memang itulah sebenar- benarnya ungkapan terimakasih atau dalam istilah lain ya bersyukur.
Oke, Allah swt memang tidak terlihat secara fisik, tapi nyata adanya. Banyak sekali yang hal- hal yang menunjukkan keberadaannya. Baik yang makrokosmos seperti bintang di luar angkasa sana. Galaxy, Matahari, bulan, asteroid meteor dan adalah bukti nyata kekuasannya atas segala sesuatu.
Dalam hari- hari ini kita menghadapi si virus yang tidak nampak dengan mata telanjang. Jasad renik tak terlihat yang sudah membuat kebiasaan dunia berubah dalam waktu sekejap.
Bisa jadi efek virus sudah jelas merugikan. Ekonomi, pariwisata, kesehatan dan pendidikan sudah nyata terkena dampaknya.
Namun tidak ada suatu penciptaan yang sia- sia. Jadi tetap wajib terimakasih juga sama si virus penyebab COVID -19.
"Terimakasih Virus...SARS - CoV 2" ( sebutan bagi virus corona baru penyebab COVID-19; sebelumnya juga disebut sebagai 2019-nCoV ) .
Telah mengingatkan kami...bahwa :
Di balik hingar bingarnya, ternyata dunia hanya sementara.
Di balik semua kekuatannya, ternyata manusia juga sedemikian lemah.
Di balik pencapaian gemilang dunia, ternyata masih banyak PR-PR yang harus diselesaikannya.
Di balik kehidupan yang melenakan, ternyata ada kematian yang akan menghentikannya.
Dibalik semua kematian yang ditimbulkan, ternyata ada kehidupan yang sangat berharga
Di balik semua kekuatannya, ternyata manusia juga sedemikian lemah.
Di balik pencapaian gemilang dunia, ternyata masih banyak PR-PR yang harus diselesaikannya.
Di balik kehidupan yang melenakan, ternyata ada kematian yang akan menghentikannya.
Dibalik semua kematian yang ditimbulkan, ternyata ada kehidupan yang sangat berharga
Masih banyak sekali 'hikmah' lain dibalik kedatangan COVID-19.
Bisa di level individu, keluarga, bahkan bangsa dan negara..
Bisa di level individu, keluarga, bahkan bangsa dan negara..
Tergantung kita bagaimana memandang dan menyikapinya. ...
Triastutisugiyatmi
No comments:
Post a Comment