Study from home, work from home dan physical distancing menjadikan kita punya banyak waktu di rumah.
Khusus anak yang belajar dari rumah, memang tetap harus belajar. Hanya secara fisik berbeda dengan biasanya. Jika hari- hari lain mereka belajar di sekolah dengan guru dan temannya maka sekarang di rumah dengan orang tua dan perangkat untuk daring.
Saat perangkat daring ngadat maka memang jadi masalah. Seperti 2 hari lalu sampai kemarin. Internet hanya kelap kelip warna merah. Akhirnya telpon provider. Besoknya ditindaklanjuti. Alhamdulillah kelar...
Namun aku lihat saat nggak ada internet sesore sampai pagi, justru ada perkembangan bagus. Anakku akhirnya mau membaca buku yang sudah lama sekali aku promosikan.
Pagi- pagi saat aku nanya bagaimana kerjaan daringnya hari sebelumnya...dia jawab : "sudah percayakan aja, aku sudah bisa ngatur sendiri. Katanya self driving...".
Aku kaget dia menjawab dengan menyitir sebagian isi buku. Alhamdulillah semoga di hari - hari selanjutnya dia tetap mau membaca-baca lagi. Bukan hanya pas kena corona saja.
Membaca menjadi salah satu trik untuk membunuh waktu saat kita diharuskan menyepi. Membaca memang ibarat berdialog dengan diri sendiri. Pas baca maka biasanya kita akan mencoba mikir akhirnya menentukan "keberpihakan" .
Saat membaca maka kita akan kita berpihak apakah akan setuju dengan tawaran ide si penulis buku atau tidak. Ada tarik menarik pemikiran saat itu. Pada akhirnya bila setuju itu akan mengkristal menjadi sebuah pola pandang dan pada saatnya akan menjadi pola tindak.
Membaca menjadi sebuah input pikiran. Sehingga untuk dapat output yang baik maka juga dibutuhkan input yang baik pula.
Membaca "sampah" kemungkinan akan menghasilkan "sampah" juga. Sementara membaca yang baik diharapkan akan menghasilkan pemikiran yang baik pula. Masih "harapan". Karena tidak otomatis juga. Karena variabel untuk menghasilkan output yang baik bukan hanya input yang baik. Masih ada proses yang sedemikian kompleknya.
Jadi memberikan input bacaan yang baik hanya salah satu upaya untuk menjadikan output yang baik.
Sesungguhnya juga bahwa bacaan bukan hanya yang terlihat sebagai tulisan di gawai, buku, laptop , jurnal atau apapun. Bukan hanya yang tersurat tapi juga yang tersirat. Yang termasuk bacaan adalah semua yang ada di alam semesta raya ini.
Corona sudah mengajarkan semua. Bahwa jurnal - jurnal ilmiah serta science yang menerbitkan hasil penelitian tentang corona dalam 3 bulan ini - khususnya di Cina- sebagai negara yang paling dulu kena, menjadi penting. Informasi awal untuk mengambil keputusan ilmiah di berbagai ruang klinik, ruang emergency, ruang perawatan bahkan sampai pemulasaraan jenazah di tempat - tempat yang masih mengalami badai corona.
Bukan hanya bidang kesehatan yang menjadi sasaran corona, tetapi semua bidang kehidupan. Lingkungan, ekonomi, perdagangan, kehidupan beragama bahkan sospol, budaya, hankam dll. Pendeknya tidak ada yang tidak terpengaruh oleh Corona.
Membaca corona bukan hanya membaca data tentang pergerakan jumlah kasus, jumlah yang meninggal dan yang sembuh. Kalau hanya ini mah setiap hari akan tersaji sekitar jam 15.30 wib di layar tv masing- masing.
Membaca corona juga bisa dari alternatif sumber. Saat pak ARB mengatakan jumlah jenazah yang dengan protokol corona melebihi jumlah kasus meninggal yang ada, maka ramai - ramai dikatakan ada pembohongan data.
Padahal sangat masuk akal karena yang dimakamkan dengan protokol corona kemungkinannya adalah orang yang positif, mungkin masih suspect atau orang dengan gejala yang belum diperiksa.
Jadi membaca bukan hanya dari satu sumber saja. Bisa sebagai pembanding. Bukan untuk sekedar menyalahkan tapi untuk melihat besaran masalah dengan lebih baik.
Saat kita melihat dari 1 sisi katakan dari depan maka kotak akan terlihat seperti persegi panjang atau persegi saja. Demikian juga bila dari sisi sebelah kanan atau kirinya juga kan kelihatan persegi panjang atau persegi saja. Lagi - lagi demikian jika kita hanya melihat dari sisi atas atau bawahnya saja.
Kotak itu akan terlihat manakala kita melihatnya dari atas dengan mengelilinginya. Saat itu terlihat ternyata kotak mempunyai panjang, lebar dan tinggi. Bila melihat dari 1 sisi saja maka hanya terlihat dua dimensi saja. Panjang dan lebar. Atau panjang dan tinggi saja atau justru lebar dan tinggi saja.
Dari atas kotak terlihat punya volume, perpaduan tinggi, panjang dan lebar. Dari atas pula kita melihat bahwa volume dari kotak bisa diisi banyak hal.
Mungkin itu juga kali ya yang membuat penemuan drone dan sejenisnya.
Dengan drone maka lanskap seluruh pemandangan akan lebih kelihatan. Ada perpaduan biru langit, tumbuhan hijau, air jernih mengalir, dan orang - orang yang sangat kecil terlihat dari atas.
Dengan drone maka lanskap seluruh pemandangan akan lebih kelihatan. Ada perpaduan biru langit, tumbuhan hijau, air jernih mengalir, dan orang - orang yang sangat kecil terlihat dari atas.
Drone akan membuat pola pandangan makin menyeluruh, luas dan komplit. Sehingga hampir semua bisa terlihat.
Tapi lihatlah bagaimana dengan corona ?
Corona yang berukuran sangat kecil 150 nano justru mampu membuka pandangan atas keluasan alam semesta raya ini.
Corona mampu membuka pola pikir dan pandang semua orang tentang betapa tidak berdayanya kita.
Corona mampu membalikkan semua yang tampak besar, gagah dan jumawa.
Corona mampu membalikkan keadaan hingar bingar dan ramai menjadi sunyi dan sendiri.
Corona mampu membawa pada kesehatan pada kesakitan berlanjut pada kematian.
Baca corona tidak akan pernah habis. Sampai membawa kita pada sebuah keabadian.
Corona mampu membuka pola pikir dan pandang semua orang tentang betapa tidak berdayanya kita.
Corona mampu membalikkan semua yang tampak besar, gagah dan jumawa.
Corona mampu membalikkan keadaan hingar bingar dan ramai menjadi sunyi dan sendiri.
Corona mampu membawa pada kesehatan pada kesakitan berlanjut pada kematian.
Baca corona tidak akan pernah habis. Sampai membawa kita pada sebuah keabadian.
Itu mah secara agak-agak filosofis. Bukan berarti yang harian tidak bermanfaat. Secara teknis dan praktis membaca data corona bukan hanya membaca data 3 grafik kasus, mati dan sembuh yang dari hari ke hari semakin bertambah. Di balik data itu ternyata masih banyak sekali variabel yang belum terbaca.
Ayo, baca Corona.
No comments:
Post a Comment