Pesan " jangan pernah berhenti walaupun pandemi" berasal dari guru kami. Beliau menyemangati untuk tetap bergerak. Apapun itu. Jangan pernah STOP.
Pandemi corona kali ini adalah kejadian langka. Kejadian yang mennurut sejarah 100 tahunan. Namun kali ini sungguh sangat luar biasa besarannya.
Pandemi mengharuskan kita menyendiri dan menyepi untuk memutus rantai penularannya. Namun banyak yang menyatakan mati gaya alias bingung mau ngapain. Banyak yang akhirnya program physical distancingnya 'batal" karena alasan ini. Mereka pada akhirnya menghadiri kerumunan dan keramaian. Ini di satu sisi.
Di sisi lain banyak yang akhirnya pasrah dan akhirnya tetap diam di rumah dalam arti yang sebenarnya. Diam karena kebanyakan tidur dan bangun, kemudian tidur lagi dan seterusnya ( kayak lagunya mbah Surip..he..he) Memang dikatakan 'rebahan' saja sudah berkoñtribusi dalam penanggulangan wabah ini. Namun demikian dengan posisi "letak punggung" dan bahkan suasana Ramadhan maka masih bisa produktif pastilah lebih baik.
Seorang UAS dalam ceramahnya menyatakan bahwa jika ramadhan dalam pandemi kita bisa saja menyandingkan kajian on line para guru dan ustadz yang sangat banyak itu. Bisa jadi berbulan- bulan tidak akan habis. Itu satu alternatif.
Alternatif lain tentu banyak lagi. Bisa jadi kita punya target- target tertentu dalam mempelajari ilmu atau hafalan tertentu. Nah itu juga jadi alternatif kedua untuk membunuh waktu.
Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan diri dari akun yang berisi konten seperti jahit menjahit, sulam menyulam, buat ketrampilan tangan serta tanam menanam misalnya.
Nah khusus bertanam maka beberpa ahli sudah menyarankan demikian dalam menghadapi pandemi. Bisa jadi pandemi akan lama dan tentu saja produkai makanan harus terus bebrjalan. Yang masih bisa berprodukai adalah pertanian, karena sebagian besar hanya mengandalkan alamlah untuk bekerja. Tentu ini artinya kemurahan Sang Maha Kuasa. Sepanjang ada hujan maka banyak tanaman bisa tumbuh tanpa memerlukan perawatan yang khusus. Jenis umbi- umbian termasuk yang paling mudah untuk tumbuh.
Hal inilah concern para ahli disamping menghadapi pandemi bisa jadi juga karena akibat dari perubahan iklim juga. Ini adalah alternatif kesekian.
Hal inilah concern para ahli disamping menghadapi pandemi bisa jadi juga karena akibat dari perubahan iklim juga. Ini adalah alternatif kesekian.
Ya hal- hal ini menekankan pada masuknya informasi atau ilmu atau pemahan atau ketrampilan ( input ) sebuah kebaikan. Ini masih urusan membunuh waktu saja. Artinya manfaatnya adalah masih berhenti pada urusan pribadi dan keluarga saja.
Dalam tahapan lebih lanjut jangan berhenti dapat diartikan tetap berbuat kebaikan saat pandemi. Adalah kita sudah mulai berproses dan menghasilkan output untuk kebaikan lebih dari sekedar diri dan keluarga.
Pandemi membuat kehidupan menjadi sulit dan sempit bagi sebagian orang. Maka berbagi kebaikan dan khususnya sedekah menjadi kegiatan yang bisa jadi berat karena sesungguhnya semua pihak juga mengalami kesempitan. Tentu saja dalam kadar yang berbeda antara si kaya dan si miskin.
Jangan pernah berhenti memproduksi kebaikan baik yang dapat dilihat secara fisik atau tidak. Berniat sedekah pikiran positif dalam tulisan bisa jadi salah satu alternatif.
Tentu juga dalam bentuk lain seperti video, gambar, foto dan lain- lain.
Tentu juga dalam bentuk lain seperti video, gambar, foto dan lain- lain.
Dalam hal ini mungkin satu menghindari foto -foto makanan yang bukan dalam rangka berjualan. Karena seperti kita tahu banyak sekali orang yang menjadi sulit makan pada saat ini. Bukan karena malas makan tapi karena ketiadaan makanan.
Sehingga jangan berhenti bersedekah untuk meringankan beban menjadi alternatif yang sangat baik. Bahkan pada beberapa tokoh maka sedekah perlu untuk di syiarkan karena untuk mengetuk banyak pintu hati yang lain. Dalam hal ini angkat topi untuk pribadi dan banyak lermbaga kebaikan yang hari - hari ini terus bergerak dalam situasi yang sulit. Tabik
No comments:
Post a Comment