Monday, April 27, 2020

Opportunity di Tengah Pandemi


[Ini mba harganya, mau ambil berapa ?] chat balasan dari seorang customer service sambil menyertakan daftar harga masker mulai beli eceran, kemudian bila beli partai untuk reseller untuk jumlah sekian dan sekian.
"Lho kok ?" Aku menggumam sendiri keheranan.
Aku balik lagi ke halaman sebelumnya. Ternyata harganya berbeda dan sudah naik cukup banyak dari halaman sebelumnya.
[Mba, bukannya tadi bukan ini ya. Kok tiba- tiba harganya berubah ya mba, tadi sekian- sekian. Yang benar yang mana mba], aku penasaran.
Lama nggak ada balasan. Lalu,
[Iya mba maaf yang tadi yang benar harganya, jadinya ambil berapa]
Aku kembali memastikan yang mana harga yang benar.
[Itu yang pertama yang benar]
Aku merasa malas aja meneruskan. Wah, kok gini ya....
Di tengah harga masker bedah yang sangat tinggi maka masker kain juga menjadi buruan. Dengan iklan yang meyakinkan bahwa maskernya punya kelebihan bla, bla, bla , bla dengan harga wajar. Wah bagus nih pikirku, tapi ujungnya tadi.
Dalam masa pandemi memang banyak kesempatan baru hadir, menggantikan dan atau menggeser banyaknya kesempatan yang hilang.
Pandemi Corona berarti physical distancing berarti menyepi dan menyendiri maka jika ingin survive, maka banyak hal harus beradaptasi dengannya. Jenis kebutuhan serta cara pemasaran.
Bila banyak sekali produk yang kehilangan pasarnya karena dianggap tidak terlalu dibutuhkan saat ini tetapi permintaan akan masker malah sebaliknya.
Masker bedah yang awalnya harganya terjangkau, maka hari- hari ini kèberadaannya sangat langka. Pernah ditawarkan merk A dengan harga 300 rb. Pada ujungnya setelah lama nanya- nanya merk dan sebangsanya ( karena ditengarai ada yang palsu atau bekas pakai) pedagang bilang isinya hanya separo yang biasanya alias 25 pcs aja. Setelah oke akhirnya batal karena kalo dihitung full isi 50 pcs maka harganya menjadi 600 rb. Terlalu mahal juga jatuhnya. Padahal jika swjak awal bilang hanya separo kemungkinan aku tidak akan chat panjang lebar. Tapi itu okey aaja sih, mungkin trik pedagang.
Masker sebagai alat pelindung diri wajib memang menjadikan masker buruan semua orang. Bisnis di sini menjadi favorit banyak orang, termasuk yang tidak pernah bersentuhan sebelumnya dengan hal ini.
Maka bila biasanya kemasan yang lazim dulu dalam 1 box ada 50 pcs, maka ada orang yang tidak terlalu paham menawarkan masker merk A 50 pcs dengan harga sekian.
Ternyata ujungnya bahwa isinya tidak sampai segitu. Hanya 40 saja. Mungkin karena dulu lazimnya 50 tetapi diisi 40 supaya harganya lebih terjangkau. Sayangnya si penyalur tidak paham bahwa jumlah isinya tidak sesuai yang ditawarkan. Dia tawarkan 50 pcs yang datang 40 pcs ( mungkin kemasan baru atau bagaimana). Yah kalo sudah begini sih aku maklum aja karena yakin aja bukan karena kesengajaan. Mungkin karena ketidaktahuan aja.
Tidak salah jika dalam bisnis ada margin keuntungan, termasuk bahan kesehatan sekalipun. Karena intinya mereka membeli ataupun jika memproduksi juga dengan bahan baku yang bukan gratisan. Namun semestinya tetap dalam batas kewajaran. Dan bukan dengan tipu- tipu di dalamnya.
Intinya bahwa pandemi memberi peluang atau kesempatan untuk menjadi seperti apa yang diinginkan. Di satu sisi ada yang seperti tadi namun di sisi lain pandemi membuka peluang berjuta kebaikan di dalamnya.
Banyak yang mencari nafkah dari menjahit tetapi justru mendedikasikan keahlian dan sebagian pendapatannya untuk memberikan maaker kain secara cuma- cuma. Banyak sekali yang seperti ini. Bahkan bukan karena mampu buat masker, tapi juga membeli dari orang lain dan akhirnya membagikan untuk orang lain.
Ada juga lembaga latihan kerja maupun organisasi lain membuatnya secara cuma- cuma dan membagikannya.
Bahkan bukan hanya berlaku untuk masker saja, bahkan APD jenis lain-pun demikian. Baju hazmat, kacamata pelindung juga banyak diprodulsi dan lantas dibagikan. Sangat kontras yang mematok harga setinggi langit.
Pandemi bisa memberi banyak arti mau ke kanan atau kiri . Mau ke utara atau selatan. Semua terbuka dan semua ada konsekuensinya. Bukan hanya terkait APD. Juga bahan makanan sekalipun.
Saat sebagian menjual dengan harga yang sangat tinggi maka sebagian membagi- bagikannya gratis. Ada yang membagikn langsung ada juga yang pakai model dicantelkan di pintu pagar.
Pandemi memberi range pilihan perbuatan yang sangat lebar.
Silahkan...
.

No comments: