Beredar berita, gambar maupun video keadaan Equador salah satu negara terdampak Corona yang parah. Ada jenazah di banyak tempat, bahkan di tepi jalan. Bahkan ada yang dibuang di jalanan oleh keluarganya, lebih tepat ditinggalkan oleh keluarganya dengan satu alasan. Bahkan banyak yang hanya dibungkus dengan seadanya.
Di sebuah WAG ada anggotanya yang mempertanyakan kebenaran berita tersebut. Karena menurutnya terlalu dramatis.
[Katanya itu hoax, karena yang sebenarnya itu jenazah karena sebab lain], salah seorang anggota menyangkal atau lebih tepatnya mempertanyakan video yang beredar.
[Mungkin kalau ada yang pernah ke sana bisa klarifikasi] tambahnya.
[Kemungkinan benar karena kalau korban perang kan, kemungkinan kecil mayatnya dibungkus plastik] sebuah argumentasi diberikan oleh salah seoarang temanku yang lain lagi.
[Sebenarnya tidak harus ke sana sih untuk bisa percaya. Bisa jadi dalam video ada yang nggak pas tetapi bahwa lebih dari 200 negara mengalami pandemi jadi tetap sangat mungkin jika memang itu yang sebenarnya terjadi]. Dia menambahkan
Yup. Setuju banget dengan pendapat terakhir.
Kematian akibat Corona dan atau pemakaman dengan protap Corona di sini pun juga sangat banyak. Memang dalam angka resmi tidak sebanyak di sana. Tapi yang jelas pelayanan pemakaman dengan protap covid 19 itu memang lebih tinggi dari angka ataupun data yang dirilis resmi kematian akibat corona memang masuk akal sih. Make sense. Bisa jadi saat meninggal hasil swab PCR nya belum ada. Sehingga tidak bisa dimasukkan dalam angka kasus. Beberapa kasus sudah dikubur baru diketahui bahwa positif covid 19.
Sebenarnya yang parah dan berbahaya adalah jika yang positif tapi diperlakukan seperti negatif dengan beberapa alasan. Kalau nggak salah ditengarai ada yang seperti ini juga, walaupun nggak banyak. Dalam masa pandemi seperti ini lebih bagus berjaga- jaga dan waspada. Lebih bagus dianggap seperti tertular dan ditatalaksana dengan protap daripada dianggap biasa padahal positif pada akhirnya.
Dalam beberapa kasus, jenazah ditolak sana sini karena takut dengan penularannya. Ini sikap masyarakat yang tidak bijak. Apalagi bila menimpa tenaga medis yang justru sebenarnya berjuang melindungi semua.
Selain berpotensi menyakiti perasaan keluarganya juga terlalu berlebihan.
Padahal jenazah dibawa keluar dari kamar mayat dengan cukup ketat prosedurnya dan dilapisi dengan kantong jenazah, kain kafan, plastik dan peti mati. Intinya pemulasaraan jenazah sudah mengantisipasi kemungkinan penularan dari tubuh jenazah dalam waktu tertentu setelah meninggal.
Padahal jenazah dibawa keluar dari kamar mayat dengan cukup ketat prosedurnya dan dilapisi dengan kantong jenazah, kain kafan, plastik dan peti mati. Intinya pemulasaraan jenazah sudah mengantisipasi kemungkinan penularan dari tubuh jenazah dalam waktu tertentu setelah meninggal.
Di banyak negara bahwa kamar mayat yang berpendingin memang ada yang sudah tidak bisa menampungnya lagi. Akibatnya menumpuk di sekitar RS menunggu antrian kremasi atau pemakaman.
Jadi ingat bagaimana dulu tsunami Aceh tahun 2004 yang sangat luar biasa. Meluluhlantakkan Aceh serta menyebabkan korban jiwa ribuan bahkan ratusan ribu. Ada tim khusus dari organisasi masa yang militan memakamkan jenazah yang rata- rata sudah rusak dan bisa jadi sangat berbau. Luar biasa orang dan organisaai yang bergerak di sini. Hal ini karena dengan semangat juga bahwa bila tidak dikuburkan dengan baik maka akan menambah masalah bagi yang hidup disamping memang kewajiban kifayah melekat dalam pengurusan jenazah. Yang terakhir bagi muslim sih.
Saat masih kecil suka ikut Bapak - yang bertugas jadi aparat saat ada kematian para penjahat di wilayah beliau. Pada saat itu rata- rata meninggal karena di atau tertembak peluru. Jenazah relatif utuh. Namun tetap dibutuhkan beberapa orang untuk mengurus dan menguburkannya. Aku nggak pernah sih mengikuti proses sampai penguburannya, tapi sering mendengar ceritanya aja.
Mengurus jenazah - siapapun itu- memang membutuhkan sikap keberanian dan keikhlasan dari orang yang mampu dan mau mengurusnya. Hanya orang - orang ikhlas yang mau dan mampu ( berani dan ikhlas) dalam mengurus hal ini. Dalam sebuah pelatihan fardhu kifayah alias mengurus jenazah maka dikatakan bahwa jenazah tetap harus diperlakukan secara terhormat. Juga dalam masa corona ini, walaupun ada bebebrapa hal yang mengalami modifikasi ( CMIIW).
Maka inisiatif organisasi masa Muhammadiyah menjadi luar biasa saat membentuk dan memberikan tim relawan pemakaman. Mungkin perlu di setiap wilayah supaya tidak sampai terjadi seperti di Equador tadi.
Selain protap covid-19 maka jenazah Corona tetap harus diperlakukan dengan sangat baik. Apalagi bagi muslim kematian karena wabah menurut pak ustadz adalah syahid ( CMIIW).
Jadi jangan ditolak. Tetap perlakukan dia secara terhormat bahkan saat matinya.
Jadi jangan ditolak. Tetap perlakukan dia secara terhormat bahkan saat matinya.
No comments:
Post a Comment