Tuesday, May 26, 2020

Kenekatan dalam Masa Pandemi


Pandemi melahirkan berbagai gambaran perilaku manusia dalam menyikapinya. Seperti hampir semua hukum alam maka ada positif ada negatif. Nekat positif berarti kemauan keras untuk melakukan sesuatu yang positif. Dalam arti negatif maka kenekatan bisa diartikan bertindak tanpa pikir panjang.
Ada banyak orang atau kelompok yang sangat positif dalam menyikapi pandemi. Mereka siap membagikan pikirannya dengan meng- create kegiatan yang mencerahkan masyarakat yang sedang galau.
Melalui berbagai webinar gratisan bagaimana cara menghadapi stress kala pandemi, bagaimana caranya mengelola keuangan saat pandemi, bagaimana caranya supaya meminimalkan penukaran dan lain- lain. Juga melalui berbagai tulisan yang mencerahkan, memberikan penguatan saat pandemi. Ada nama beberapa dokter . Dr. Erlina burhan SP P dari RS persahabatan. Ada dr tifa dari unsur masyarakat. Berbagai video yang menyadarkan bahwa manusia memang makhluk lemah yang butuh sandaran dalam kondisi saat ini. Banyak juga kalangan psikolog cewek
Ada juga kelompok lain yang bersiap memberikan tenaganya. Mereka para relawan yang bejuang di garis depan, garis tengah dan garis belakang. Mereka bahu membahu menjadi tenaga sukarelawan dalam memerangi covid 19 ini. Dalam kondisi berpuasa maka para relawan yang ini sungguh sangat strong membantu menyalurkan bantuan, tidak lelah mengedukasi masyarakat.
Ada beebrpaa relawan perempuan tanpa bayaran yang aku tahu dari FB dan mereka all out dalam membantu
Ada juga yang memberikan sebagian hartanya. Bahkan hampir semuanya seperti seorang Mualaf koh Steven IW yang menjual harta2 nya sampai 12 M. Luar biasa ketauhidan beliau. Bahwa keyakinan akan Allah swt sebagai Sang Maha Kaya yang dengan mudahnya membuat orang jadi kaya maupun sebaliknya dengan mengambil harta dengan cara Nya. Ada pemilik Wardah Kosmetik yang memberikan 40M tanpa banyak bicara. Banyak juga yang memberikan hartanya melalui berbagai lembaga maupun perorangan.
Ada berkah box yang mendistribusikan makanan siap saji di 2 kota besar , Balikpapan dam Yogyakarta, ada berbagai lembaga lain yang mendistribusikan makanan di DKI dan sekitarnya seperti JMP nya bu Nanik SD ada banyak lembaga lain yang berpikir untuk ikut membantu para dhuafa dan bahkan petugas medis, perawat, bidan bahkan cleaning service.
Semua itu dalam kategori positif, berjuang dengan pikiran tenaga dan dana. Bila disebut kenekatan maka dalam arti yang positif. Nekat disini dimakanai berkemauan keras.
Ada lagi kelompok yang penuh kenekatan negatif dalam masa pandemi ini. Nekat ini dalam kamus diartikan sebagai berani berbuat tanpa berpikir panjang.
Segolongan orang - kebanyakn ibu - ibu- yang beramai-ramai berjubel dengan santuy tanpa physical distancing hanya sekedar membeli baju lebaran. Sebenarnya hal itu wajar jika diluar pandemi. Tapi mengingat pandemi yang belum ada turun- turunnya di sebagian besar wilayah, maka tindakan itu mrupakan kenekatan yang tidak perlu. Berbeda denga orang yang mencari bahan makanan sih menurutku.
Ada golongan nekat lain adalah orang yang dengan nekat menyuarakan apa yang kebalikan dari pencegahan covid 19. Seorang ibu cantik. Mereka seolah mengundang covid 19 untuk menghampirinya. Berperilaku tidak bermasker dengan sengaja. Akan bermasker sàat ditegur saja dan akan dilepas lagi saat sdh tidak ada yang menegur. Juga mengabaikan cuci tangan. Bila diperankan orang biasa - tanpa follower- sih nggak masalah. Tapi bila ini dimainkan oleh orang dengan follower ribuan atau jutaan maka akan sangat masalah. Misleading informasi akan terjadi. Belakangan minta maaf tapi audah kadung viral berita pertama.
Ada satu hal yang sangat nekat. Seseorang wanita yang bersedia melelang *kepe*a*an*n dia untuk mmembantu korban covid. Satu sisi dia pengin bantu kita hargai itu. Tapi dengan cara yang sangat tidak lazim dan melawan norma yang berlaku dalam masyarakat dan agama.
Bila bagi dia mengganggap tindakannya mulia tapi bagi sebagain besar orang menganggap bahwa dia menista diri sendiri. Menukar dengan sejumlah rupiah untuk sesuatu yang semua orang tidak ingin melepaskannya dengan cara yang tidak sah dan tidak halal serta tidak legal.
Sebagai sesama perempuan aku merasa, ada rasa sedih yang luar biasa. Bahwa seorang perempuan bisa dihargai bukan sekedar urusan yang dikatakan dia saja. Tapi perempuan bisa berkontribusi dari banyak sisi. Pikiran, tenaga dan duit halal dari banyak banyak perempuan hebat di atas.
Merendahkan harga diri dengan cara demikian- walaupun katanya berniat menolong, akan membuat penilaian pada perempuan menjadi mundur sekian puluh tahun yang lalu.
Pandemi telah berhasil memetakan manusia menjadi dalam berbagai golongan perilaku. Pemecahannya lebih mudah. Yang sudah positif semestinya dapat porsi pemberitaan yang besar supaya makin banyak yang terinspirasi.
Yang negatif karena ketidaktahuan berarti memang harus diberitahu. Namun khusus yang paling belakang agak susah terapinya. Kecuali dia sendiri yang mencari. Aku ngerasa bahwa dalam akhir bulan baik ini masih terbuka dan banyak pintu tobat....
Titin Sumarni, Rika Ismayati and 16 others
13 Comments
2 Shares
Like
Comment
Share

No comments: