Monday, May 11, 2020

Percakapan saat Corona

Percakapan saat Corona
Saat work from home karena mengikuti physical distancing, maka lalu lintas percakapan antar tokoh satu dengan yang lain - yang dapat diakses secara umum- meningkat.
Ini biasanya lewat program live di medsos yang menyorot para tokoh yang sedang melakukan diskusi, wawancara, seminar melalui aplikasi meeting atau percakapan bersama. Bisa jadi kita ikut menjadi pesertanya atau kita mengikuti siaran langsungnya.
Saat Corona ini berbagai diskursus mengemuka. Tidak hanya itu bahkan juga kursus juga lalu lalang di beranda. Sebagian menawarkan sertifikat. Sebagian Ilmu yang dulu untuk mengejarnya butuh effort tinggi seperti biaya kursus, akomodasi dan transportasi sekarang banyak yang ditawarkan secara gratis.
Yang terpenting ada kuota dan meluangkan waktu sejenak. Corona sudah berhasil mendorong orang untuk berbagi ilmu tentang banyak hal secara cuma-cuma. Sesuatu yang biasanya menjadi sangat mahal.
Yang menurutku adalah cukup menakjubkan bahwa kita dapat melihat dan membaca apa yang ada dalam pikiran seorang Bang HPH misalnya. Melalui percakapan antar tokoh ini beliau yang berbincang dengan Aa Gym mengeluarkan unek- uneknya tentang banyak hal tentang hidup dan kehidupan. Sebuah percakapan yang sangat menarik bagiku.
Mungkin saat tidak dalam suasana pandemi percakapan atau wawancara antara satu dengan yang lain pun sudah biasa. Format- format talkshow dengan berbagai kelengkapan asesoris dan entertainment nya.
Yang berbeda saat ini adalah semua percakapan itu terjadi di rumah dengan suasana yang lebih natural tanpa embel- embel entertainment. Mungkin juga karena suasana duka karena banyaknya tokoh yang meninggal karena covid 19, maka suasana dan content percakapan menjadi tidak biasa.kehidupan dan kematian dan apa yang ada di antara keduanya.
Percakapan yang sebenarnya agak privat menjadi bisa diikuti oleh para pengagumnya. Beliau bang HPH, mengatakan bahwa Corona membuat makin menyadari bahwa ternyata harta yang berlimpah bukan sumber kebahagiaan hakiki.
Ada banyak percakapan mendasar tentang hal ini. Bagi pria sukses yang biasanya bermobil mewah - sementara ini- justru tidak bisa menikmatinya.
Aa Gym juga mengatakan bahwa dulu tahun 90 an kalau nggak salah saat puncak kekayaan dan banyak perusahaan maka pernah juga merasakan hampa juga.
He..he... kita- kita yang tidak atau belum sekaya beliau menjadi sangat terhibur. Dalam arti bahwa untuk bahagia ternyata bukan kaya raya kuncinya...
Dalam sebuah kesempatan wawancara Didi Kempot dalam Kick Andy ternyata dikatakan bahwa materi bukanlah pencapaian tertinggi manusia. Jadi fixed ya, kalau hal- hal terkait dengan kemewahan bukanlah tujuan akhir.
Tidak ada yang salah dengan kemampuan atau berlimpahnya harta atas usaha yang halal tentunya. Karena banyak orang dengannya menjadi ahli syurga karena dibelanjakan dalam jalan yang baik.
Sayangnya di tengah pandemi ini masih ada saja yang belum sadar tentang akhir dari sejarah hidup kita alias datangnya kematian. Masih banyak orang dalam situasi kematian yang terasa sangat dekat masih ada saja yang mengail di air keruh. Na'udzubillah
Percakapan bernas antar tokoh yang terjadi dan bisa kita nikmati bersama menjadikan kita juga semakin kaya perspektif.
Semoga aku khususnya bisa mengambil banyak hikmah dalam derasnya arus informasi saat ini. Wallahualaam.

No comments: