Saturday, May 2, 2020

Saat Paceklik Corona Tiba


"Sepi sekali bu, sekarang semua dalam kondisi menurun semua" begitu ujar tukang sayur keliling langganan kami saat aku tanya tentang kondisi jalan-jalan di Surabaya, pasca PSBB diberlakukan.
"Ada teman saya satu kost - kostan juga sudah di PHK sejak minggu lalu. Dia pulang kampung, lah nggak punya penghasilan, sementara butuh makanan, bayar kost, listrik dan air juga" tambahnya.
Aku hanya diam nggak bisa banyak nanya lagi.
" ya sabar ya pak, alhamdulillah Bapak kan tetap jalan ajà, karena semua orang butuh pangan".
"Tetap bu, turun banyak. Uang belanja aja saya kuràngi sampai 500 ribu"
"Tapi kan lumayan pak , disyukuri saja. Tapi sebenarnya heran juga walaupun PSBB kan tetap butuh makan ya"
"Nggak tahu bu... . Kayaknya semua pada ngirit bu. Ya udah saya keliling lagi bu"
" Ya pak, semoga laris ya"
Hari-hari ini kehidupan perekonomian memang makin sulit. Beredar sebuah video di sebuah pabrik yang sedang mengumumkan rencana PHK pada perusaahaan tersebut sebanyak 2 kali/periode dalam jarak waktu yang dekat.
Terlihat wajah- wajah kurang gembira karyawan - di balik maskernya -saat mendengarkan pengumuman itu di lapangan dengan posisi berdiri pada siang hari yang agak terik. Dalam beberapa waktu ke depan memang akan lebih banyak lagi orang yang tidak punya pekerjaan dan akhirnya akan kelaparan.
Khusus untuk makanan- sesuatu yang menjadi prioritas dalam situasi pandemi ternyata bukan hanya bagi masyarakat ekonomi lemah saja. Di CNN disiarkan berita bahwa di sebuah negara bagian di Amerika ternyata ada antrian mobil berjajar hanya mau menerima bantuan makanan.
Mungkin dunia dan khususnya di negara kita memasuki paceklik. Paceklik sendiri menurut KBBI ada 3 hal yaitu kesulitan bahan pangan; ada masa -masa sepi terkait perdagangan dll; dan masa- masa sulit.
Saat ini, semua kriteria itu terpenuhi. Sehingga menurutku saat ini bisa disebut sebagai paceklik.
Menyikapi paceklik saat masa pandemi, beberapa hal yang bisa dikerjakan:
1) Berhemat
Bukan berarti pelit ya. Hemat untuk diri sendiri tetapi sebisa mungkin tetap saling membantu
2) Tidak berlebihan dalam konsumsi pangan. Dulu saat ramadhan seolah sah- sah saja saat semua makanan berjajar saat buka dan ujungnya tersisa sekitar 30 % yang berakhir di tempat sampah. Sekarang ayo lebih diperhitungkan sisa makanan lebih. Meminimalkan yang sisa dan pada akhirnya ke tempat sampah. Masih bisa dibagikan untuk yang lebih membutuhkan.
3) Mulai melirik untuk produksi pangan dari kebun sendiri. Saat ini sekian miliar manusia tetap membutuhkan pangan setiap harinya. Padahal ke depan juga ada pengaruh perubahan iklim yang bisa jadi membuat kemarau dalam jangka panjang. Jadi bersiap- siap lebih baik.
4) Tetap hemat konsumsi air. Sebisa mungkin tetap hemat walaupun air dirasakan masih relatif murah. Jangan membuang air yang masih tersisa di gelas mineral kita. Bisa juga dengan menahan air hujan sebanyak mingkin aupaya tidak langsung lari ke got dan laut.
5) Satu hal yang penting dalam kondisi adalah juga tetap ada niat untuk berbagi.
Saat ini betapa akibat paceklik ini, banyak sekali orang yang kelaparan di luar sana.
Hal terbaik memang memberikan makanan siap saji pada mereka, sebisa mungkin. Bisa diinisiasi oleh pribadi atau ikut tergabung di berbagai lembaga yang memang menyelenggarakan hal tersebut. Sudah banyak sekali lembaga sejenis di berbagai tempat tapi tidak ada salahnya jika kita berbagi dengan mereka satu dua bungkus yang kita sisihkan dari makanan kita. Bukan sisa ya. Makanan yang sama dengan kita. Hanya saja bila dirasakan tidak akan habis maka bungkuslah dan bisa disampaikan secara langsung.
Mungkin tidak banyak, tapi dalam kondisi begini aku rasa banyak orang yang tetap bersyukur saat menerimanya. Hari - hari ini tersiar berita banyaknya kelaparan dan orang sudah mulai mengais makanan di tempat sampah layaknya pag- pag di Philippine.
Oh ya dalam memberi tetap memperhatikan dignity dari si penerima. Bukan berarti si pemberi bebas menamakan apa saja nama makanan yang membuka pemikiran bahwa pemberi hanya akan mengolok-olok atau mencandai si penerima.
Paceklik corona sudah tiba. Mari mengelola sumber daya dengan lebih baik. Tetap berbagi kepada sesama. Semoga masa ini tidak lama.
Aamiin yra.

No comments: