Thursday, June 18, 2020

Ada sesuatu di balik sesuatu


Saluran wastafel mampet memang bukan hal yang menyenangkan. Saat saluran tersumbat maka akan sangat merepotkan. Sampah dan limbah cair akan tergenang di atas sink wastafel. Saat itu hanya terpikir bagaimana cara saluran itu bisa kembali membaik.
Teringat ada produk yang bisa melancarkan saluran air dengan memberi tekanan dan saat ditarik maka semua kotoran akan diberi 'efek kejut' dan akhirnya saluran menjadi lancar.
Tapi dimana didapatkan alat itu... akhirnya browsing- browsing. Harapannya ada minimarket atau supermarket sekitar ada supaya bisa dibeli dengan cara **-shop. Tapi sayang tidak ada barang dimaksud. Akhirnya beralih le marketplace besar. Setelah dicari barang ketemu dan transaksilah.
Tapi untuk sampai barangnya kan butuh waktu, akhirnya tetap mencoba dengan segala cara bagaimanaa wastafel terbebas dari mampet.
Dilihat modelnya akhirnya mencari kawat panjang dan mencoba mendorong dari atas ternyata tetap tidak bisa mengalir. Aku lihat bagian bawah wastafel yang ada sambungan dengan pipa. Aku copot pipa itu dan byuur...air mengalir deras dan akhirnya langsung plong itu saluran air.
Padahal sudah kadung pesan itu barang. Tapi nggak masalah lah. Toh tidak ada ruginya punya alat plunger buster.
Beberapa hari kemudian pesanan paket alat pembersih itu datang. Ternyata setelah dibuka yang datang adalah 3 sikat kamar mandi warna warni. Aduuh. Lho kok yang datang tidak sesuai pesanan. Aku yang terima paket memang tidak membuka dulu. Langsung aja oke. Menurut kurir memang tidak boleh membuka dulu.
Mau dikembalikan kok kesulitan mentracing surat pesanan dan lain- lain. Pakai akun si kecil. Mgk sudah kadung dihapus akhirnya ada kesulitan dalam proses pengembalian.
Kecewa sih sama pedagangnya yang menurutku jelas- jelas memberikan barang dengan salah atau tidak sesuai pesanan. Saat mikir kok bisa keliru barangnya ya, sementara uangnya nggak keliru ?
Barang teronggok lama di dalam kemasan dan dibuka hanya bagian atas atau tangkainya sajabyangvkelihatan. Dari tangkainya aku taksir harganya hanya 10 -20 rb / biji. Sementara plungerku dengan harga sekitar 150 rb an. Sebenarnya secara nominal memang kelihatan ruginya.
Lama alat itu teronggok dipojokan saja. Anak sulungku nanya itu barang apa ? Kenapa nggak dipakai. Akhirnya aku ceritakan kronologisnya. Dia bilang kenapa nggak sekalian dipakai aja.
Iya juga daripada mau dikembalikan juga susah maka kenapa nggak dipakai aja. Pikirku kan sudah ada alat serupa di kamar mandi masing- masing.
Tapi demi menghargai saran anakku akhirnya aku buka dan rupanya bentuk dan modelnya agak berbeda sedikit. Aku belum pernah punya bentuk dan model begini. Akhirnya mencoba untuk memakainya. Entahlah aku melihat ternyata alat ini cocok dan nyaman dipakai serta efektif membersihkan lantai kamar mandi. Ringan dan efektif. Bisa jadi karena modelnya yang melengkung sehingga bisa menjangkau sudut- sudut kamar mandi. Biasanya yang lama rata - rata alat pemberaih kotak kaku yang tidak bisa dipakai untuk membersihkan pojok dan sudut - yang menjadi tempat terkotor. Alat ini relatifcsangat ringan dibanding alat lain yang berat.
Sesuatu yang baru dirasakan manfaatnya setelah sekian lama di"anggurin" karena rasa sakit hati merasa dibohongin produsen. Huh... kenapa baru aku terbuka untuk makai alat ini setelah sekian lama punya - walaupun dari hal yang tidak diinginkan.
Apakah ini artinya berdamai dengan keadaan ? He..he.. ya bisa jadi. Berdamai dan beradaptasi menjadi jalan terbaik di sini.
Tapi bila dengan virus - makhluk setengah hidup - apakah berdamai menjadi pilihan terbaik ? Belum tentu.
Virus tetap akan secara ofensif menyerang dengan random. Korban terus berjatuhan. Terakhir bahkan satu keluarga di banjarmasin serta di madura. Betapa virus tidak mengenal bahwa yang diserang adalah tenaga medis.
Virus tetap kokoh dengan karakternya. Sementara saat virus sedang bermain dengan strategi menyerang maka bila kita menyambutnya dengan biasa saja atau bussiness as usual maka dapat ditebak kemungkinan akan kalah.
Memang ada juga dalam strategi main bola saat lawan offensif maka kita bertahan saja atau defensif. Hanya mengandalkan serangan balik untuk bisa membobol gawang lawan.
Sayangnya berdamai dalam hal ini sering dimaknai dengan seolah -olah tidak ada pertandingan. Nah ini yang salah. Karena tidak ada semangat melawan dan pengin menang - sesuatu yang lazim dalam pertandingan.
IMHO, kalaupun tidak bisa dalam posisi menyerang, yang bener minimal tetap strategi bertahan. Minimal semangat menangnya atau seri masih ada. Bila semangatnya dalam menghadapi pertandingan sudah hilang maka tinggal menunggu waktu saja untuk mengangkat bendera putih tanda menyerah.
Diakui ataupun tidak.
Maka ayolah tetap jaga semangat pertandingan. Tetap patuh untuk bermasker, tetap PHBS dan meminimalkan hal - hal tidak urgen di luar rumah maupun berkerumun.
Gaya bertahan ini tetap harus disampaikan. Jangan sampai belum juga menang tapi selebrasinya sudah duluan.
New Zealand yang sekarang sudah bebas bahkan dalam hal pemakaian masker memang sudah menang telak saat strategi menyerang tanpa henti dengan disiplin tinggi dalam proses lockdown yang sangat mengesankan.
Di tempat kita aturannya sudah dilonggarkan. Maka tinggal di pundak setiap pemain - yaitu kita- kita sendiri- untuk mencoba mencegah bobolnya gawang kita terus menerus dengan cara disiplin mengawal lawan. Semampunya. Sebisanya.
Kalau sendirian nggak ada impactnya dong ? Ya bisa jadi tetapi minimal menjadikan diri sendiri lebih care pada isu kesehatan. Itu saja.

No comments: