Wednesday, July 1, 2020

Sebuah Pesan: No Justice No Peace


Sebuah video Innalillahi wa innailaihi rojiun. Ikut berduka cita Panji. Semoga almarhum husnul khotimah dan keluarga yg ditinggalkan diberi keikhlasan. Aamiin.an motivator dari California- tentang seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak laki- laki dengan warna kulit berbeda. Kebetulan satu anak biologisnya dan satunya adalah anak bawaan suaminya yang berkulit gelap.
Video diawali dengan seorang laki- laki kulit berwarna keluar dari toko dan disuruh menunjukkan receipt serta diperiksa barangnya. Sementara seorang ibu di belakangnya - belajar dari si laki- laki tadi - sebelum ditanya receiptnya maka dia langsung menyodorkannya pada security. Tapi security justru tidak memeriksanya karena sudah percaya mungkin.
Perlakuan pada keduanya dari orang sekitarnya seringkali berbeda. Yang berkulit gelap pada saat belanja di supermarket dicurigai akan berbuat curang oleh penjaga toko sementara yang berkulit terang tidak dicurigai.
Kadang juga tetangganya lebih ramah kepada yang berkulit terang daripada yang berlulit gelap. Demikian juga kejadian saat itu tiba2 anak yang berkulit gelap langsung di"tuduh" dengan cara diperiksa saat di parkiran supermarket tadi ada yang kehilangan. Aparat langsung menggeledahnya tanpa aba- aba. Saat pencuri beneran sudah ketangkap maka aparat itu hanya bilang: " maaf atas ketidaknyamanan ini". Rasisme sebagai kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa kulit terang lebih hebat atau lebih superior dari yang kulit berwarna itu semestinya sudah tidak ada lagi. Rasisme adalah ketidakadilan. Katanya no justice, no peace. Tanpa keadilan maka tidak ada perdamaian.
Jaman dulu banget dalam dunia Islam sudah dicontohkan dengan sangat baik. Bahwa bilal bin Rabah - pengimandang adzan pertama dalam dunia Islam- yang konon hitam legam punya kedudukan yang sama dan setara dengan yang lain. Bahakan bisa jadi lebih tinggi karena ketaqwaannya. Walaupun sudah sangat lama sekian abad yang lalu tapi akan tetap relevan sepanjang waktu.
Semua dari kita diciptakan sejakbawalnmemang sudah berbeda suku, ras dan bangsa untuk salingvkenal. Yang paling mulia adalah yang paling taqwa. Jadi tidak masalah dengan si sipit, si mata lebar juga kulit hitam, putih dan berwarna semuanya di mata Allah sama saja.
Hanya kita saja yang sering langsung terlalu cepat untuk menilainya dari cashing luarnya saja. Bahkan langsung "mengadilinya".
Kejadian meninggalnya seorang kulit hitam Floyd menjadi pembelajaran bahwa rasisme hanya akan meninggalkan luka yang dalam. Karena sejatinya kita tidak bisa memilih mau lahir dengan suku apa dan warna kulit apa.
Dalam sebuah film sejarah juga ternyata Abraham Lincoln presiden AS sangat menentang perbudakan - dimana biasanya budak dari kulit hitam. Presiden Lincoln akhirnya ditembak oleh penentangnya.
Aku mengartikan bahwa dalam sebuah perjuangan kemanusiaan ternyata juga ada musuh yang tidak senang dengan kesetaraan itu. Tentu saja yang menjadi musuh adalah orang -orang yang merasa terancam saat cita cita mulia itu menjadi nyata.
Sejarah sudah mengajarkan banyak hal yang fit dengan dunia modern. Dunia Islam sudah sangat gamblang mencontohkan bagaimana interaksi antara si hitam dan si putih dalam bingkai aqidah yang sangat indah. Tidak ada kelebihan atas satu kaum terhadap kaum lain, kecuali taqwanya.
Semua sudah dicontohkan. Tinggal mau meniru ataukah tidak.
Kembali ke Video Dhar Mann maka di banyak videonya, talent yang digunakan juga sangat beragam warna kulitnya baik yang hitam dan yang putih.
Acting mereka juga sama bagusnya. Posisi antara mereka juga berganti - ganti kadang si hitam yang jadi tokoh protagonis kadang juga antagonis. Demikian juga untuk si putih. Artinya dari video kelihatan, content creatornya sangat cerdas dan bukan pendukung rasisme.
Sebuah sikap "berkelas" yang sangat ditunggu dari semua orang di seluruh penjuru dunia yang anti rasis.
Content video yang mendidik seperti inilah yang dibutuhkan masyarakat luas. Ada message yang dibawa. No justice no peace. Bukan content tidak jelas yang kadang menjungkirbalikan logika publik. Bukan juga Content yang menganggap semua orang adalah bodoh. Bukan pula konten yang makin membuat kebingungan masyarakat dengan parameter nggak jelas yang dipaksakan untuk menang seperti pada kasus lomba new normal Corona..
Loh merembetnya ke corona juga, he..he suka-suka aku namanya nulissuka suka kan ?
Ayo ah.

No comments: